Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengasah Diri Menjadi Enterpreneur-Vlogger

27 Maret 2016   12:25 Diperbarui: 27 Maret 2016   15:51 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikutnya, alat untuk merekam. Saat ini sudah banyak smartphone yang mampu menghasilkan video yang mumpuni. Para vlogger pemula bisa mempelajari teknik dasar perekaman. Dede menyebutkan ada berbagai teknik dasar yang perlu dikuasai vlogger, yaitu cut to cut, antara 3-7 detik. 

Misalnya Kalian ingin membuat video makanan, maka makanan bisa disorot selama tiga detik, lalu kamera berpindah ke penikmat makanan tersebut selama tiga detik. Rolling camera saat interview, angle camera shot maksimal 90 derajat agar penonton nyaman, kamera tidak digerakkan bolak-balik yang bisa membuat mata sakit penontonnya, dan juga perhatikan zoom in dan zoom out. 

Juga yang tak kalah penting gambar stabil alias tidak goyang. Untuk itu Dede memberikan tips agar posisi lengan nyaman dan menempel dengan tubuh. Kestabilan gambar selain dapat dibantu oleh tripod, juga dipengaruhi jam terbang membuat video.

 [caption caption="Dede Mengajak Blogger untuk Praktik Mengedit Video (sumber foto: dokpri)"]

[/caption]Nah selanjutnya Dede bergulir ke praktik perekaman video dan proses editing.  Ada berbagai software yang bisa digunakan di smartphone seperti i-movie untuk i-phone dan Kinemaster editor video pro untuk smartphone berbasis android. Fitur pada Kinemaster editor video pro dapat diandalkan untuk mengolah video.

Video yang baik menurut Dede tidak berlebihan, durasi sedang sekitar tiga menit, serta transisi dan animasinya yang juga jangan berlebihan. Untuk membuat video langkahnya memasukkan rekaman gambar, kemudian mengatur timeline, memasukkan backsound dan suara penutur. 

Backsound sebaiknya jangan mengambil lagu-lagu komersial. Backsound cuma-cuma bisa diunduh di bensound.com.


Backsound yang baik bisa mendukung video tersebut, untuk itu vlogger juga perlu memperhatikan saat fade in dan fade out sehingga volume backsound-nya tidak harus selalu keras terutama ketika suara penutur sudah masuk.

Berikutnya giliran Farichatul Jannah atau yang akrab disapa Icha untuk memaparkan materi Voice Over for Video Blogging. Sebelum mengisi suara dalam video, vlogger perlu naskah agar pengisian suaranya lancar dan tidak tersendat-sendat.

 [caption caption="Icha Mengajak Peserta Kelas Blogger untuk Berlatih Artikulasi (sumber foto: dokpri)"]

[/caption]Icha memberikan tips membuat naskah. Pertama dibuat dalam huruf kapital besar agar mudah dibaca. Kedua, gunakan penanda untuk membantu membaca, tanda ‘/’ untuk koma dan tanda ‘//’ untuk titik. Serta ‘///’ untuk akhir naskah. Penggunaan penanda akan membantu pengisi suara membaca dan bernafas.

Setelah dua hal tersebut dipenuhi, maka belajarlah membaca dengan intonasi. Jika intonasinya datar tentu akan membosankan. Salah tanda baca dan salah intonasi juga bisa membuat salah makna. Icha menekankan ‘smiling voice’ sehingga penonton akan ikut merasakan antusiasme pengisi suara saat menonton dan mendengarkan video tersebut.

Agar bisa membaca naskah dengan nyaman, maka siapkan air minum dan duduklah dengan posisi yang nyaman karena proses pengisian suara bisa dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun