Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fiksi Penggemar RTC] Misteri Portal

8 September 2015   22:31 Diperbarui: 8 September 2015   23:11 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Candi Borobudur"][/caption]

Nomor 62, Dewi Puspa

 

 

“Mulder, mengapa Kamu begitu tertarik pada misteri portal ini? “

Scully melirik partnernya yang membisu di meja, berkebalikan dengan tangannya yang lincah melipat kertas dan membuatnya menjadi kapal terbang.

Mulder, pria yang kini telah berusia 40 tahunan ini dengan santai menerbangkan kapal tersebut. Kapal tersebut melayang ringan beberapa saat sebelum kemudian mendarat di ujung sepatu Scully.

Scully menghela nafas. Wajahnya menunjukkan perasaan jengkel dan tidak sabaran terhadap partner kerja sekaligus pria yang dicintainya ini.

***

 

Lima tahun silam keduanya memutuskan keluar dari FBI setelah berkas-berkas X-Files dibakar dan kemudian keduanya dipindahkan ke bagian administrasi. Scully kemudian bekerja menjadi dokter bedah di rumah sakit sedangkan Mulder hanya berdiam diri di perpustakaan dan penyimpanan arsip negara, menekuni buku-buku tebal, koran-koran lama, dan juga arsip-arsip berharga milik negara.

Setelah lama hidup menempuh jalan masing-masing, mereka bertemu lagi saat makan siang. Mulder menunggunya di kantin rumah sakit dan menunjukkan undangan dari kenalannya untuk tinggal dan bekerja di Indonesia.

Scully ikut antusias ketika mendengar nama Indonesia disebut. Ia sudah sering mendengar keindahan pulau Bali dan eksotisnya menengok hewan purba di pulau Komodo. Angan-angannya melambung, mungkin Mulder akan meminangnya dan mereka akan berbulan madu ke Bali, pulau Moyo, pulau Komodo, dan pulau-pulau eksotis lainnya.

***

 

Impiannya sirna ketika keduanya dijemput di bandara Adi Sutjipto dan kemudian mengarungi kota Yogyakarta selama berjam-jam. Dayat, kenalan Mulder yang berprofesi sebagai arkeolog dan pengajar, menunjukkan beberapa bangunan yang nampak kuno dan antik. Mulder nampak antusias dan bertanya ini itu,sementara Scully lebih banyak diam.

Kota yang terlihat dari balik jendelanya nampak asing. Bahasa yang digunakan para penduduk kota itu juga tidak dikenalnya. Ada aksara yang nampak artistik menghiasi nama jalan dan bangunan. Namun, tak jarang terdapat hotel dan pusat perbelanjaan megah. Scully merasa takjub, ia seolah berada di antara masa lalu dan masa kini. Apa yang akan kami lakukan di sini, pikir Scully

Sejak Mulder dan Dayat bertemu mereka sudah seperti sahabat lama. Padahal mereka selama ini berkomunikasi hanya melalui surat elektronik. Sama seperti Mulder, Dayat suka mitos-mitos dan juga percaya pada alien. Scully jadi merasa cemburu dan merasa tersisihkan.

***

 

Bak guide wisata, Dayat mengajak mereka ke Taman Sari, Keraton, dan Benteng. Setelah makan siang di restoran yang menyajikan menu masakan para sultan Yogya, mobil kembali mengarah ke luar kota, menuju Magelang.

Mereka berhenti di halaman rumah joglo yang cukup luas. Halaman rumah begitu asri dan penuh pohon buah yang diatur rapi. Rumah joglo itu terbagi atas bagian utama dan paviliun di kanan kiri.

Dua orang pelayan laki-laki dan perempuan menyambut mereka. Yang perempuan bergelung dan telah beruban, sedangkan pemuda yang seperti anaknya dengan sigap mengeluarkan koper dan tas para tamu dari mobil.

Mulder dan Scully mendapatkan kamar luas dengan dipan besar, lemari jati dan meja kursi. Kamar mandi menyatu di dalam kamar, yang telah ditambahkan shower dan closet duduk.

***

 

Perhatian tuan rumah dan para asistennya membuat Mulder dan Scully cepat betah. Scully yang tak suka berdiam diri, meminta tolong Dayat mencarikan pekerjaan. Dan ia mendapat pekerjaan menjadi pengajar di akademi perawat. Sedangkan Mulder nampak asyik berdiskusi dan bergelut tentang mitos, legenda, dan penelitian tentang sebuah situs yang diduga candi.

“Aku bisa memasukkan kalian berdua jadi anggota tim ekspedisiku.... ,“ ujar Dayat seusai makan malam.

Mulder dan Scully berpandangan. Mulder girang seperti anak kecil. Mereka pun bersedia menjadi anggota tim peneliti yang dikomandoi Dayat.

***

 

Dayat mengenalkan kedua rekannya tersebut ke para anggota peneliti lainnya. Mereka menyambutnya dengan ramah dan kemudian sibuk dengan urusan masing-masing.

Mulder nampak berseri-seri dengan pekerjaan barunya. Ia memang nampak berubah sejak ada undangan ke Indonesia. Baginya Indonesia adalah negeri misteri, penuh unsur mistis dan supranatural di balik keindahan alamnya. Ada banyak tradisi unik dan berbau magis. Bahkan negeri ini pernah dikait-kaitkan dengan Atlantis dan memiliki jejak dengan bangsa Maya. Mulder yakin di Indonesia juga pernah dikunjungi alien dan memiliki beberapa portal untuk menuju dimensi tersebut.

Sedangkan Scully merasa tugasnya sebagai tim medis di ekspedisi ini tidaklah terlalu berat. Pekerja umumnya hanya merasa pusing kepanasan, luka karena terjatuh, atau nyeri punggung karena tiap hari harus menggali dan mengangkat bebatuan. Hingga suatu ketika para pekerja mulai berjatuhan.

Scully heran melihat beberapa pekerja merasa mual dan kemudian muntah. Ia menduga mereka keracunan makanan. Namun, Mulder dan Dayat yang menyantap makanan yang sama, tetap segar bugar.

Para pekerja itu tidak kunjung sehat setelah beristirahat beberapa kali. Mereka demam dan terkadang meracau dengan bahasa yang tidak jelas. Dayat mulai cemas. Scully juga keheranan dan menyarankan para pekerja yang sakit tersebut untuk diperiksanya di rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap.

Para pekerja terus bertumbangan. Bahkan, dua peneliti tiba-tiba berkelakuan aneh, menjerit dan kemudian mimik mukanya berubah ganas dan menyeramkan. Dari mulutnya keluar kata-kata dengan bahasa yang aneh.

***

 

Dayat makin pucat, ia lalu menghubungi ulama yang dikenalnya. Mulder menggandeng tangan Scully untuk menjauh dari dua peneliti yang sedang kesurupan.

Ulama dan tokoh adat daerah tersebut pun tiba. Penduduk yang penasaran pun ikut-ikutan bergerombol penuh rasa ingin tahu.

Pemuka agama tersebut membacakan ayat-ayat suci dan dua orang yang sedang kerasukan nampak berontak dengan liar. Mulder antusias menyaksikan proses pengusiran ruh jahat tersebut, sementara Scully nampak ketakutan.

Penggalian situs tersebut terpaksa dihentikan. Tokoh adat memarahi Dayat yang lalai untuk melakukan ritual suci terlebih dahulu sebelum melakukan penggalian. Dayat tak berdaya. Dana proyek penelitiannya semakin menipis dan ia diburu oleh waktu. Namun, ia juga tak bisa melihat anggota tim ekspedisinya berjatuhan gara-gara ini. Ia mengalah.

***

 

“Scully, Kamu lihat yang terjadi barusan?”

 Scully mengangguk.

 Kawannya melanjutkan, ia senang menjadi saksi sebuah upacara exorcist, pengusiran roh jahat.

“Proses pengusiran ruh jahat di sini berbeda dengan yang ada di negeri kita”.

Scully tak mengerti mengapa Mulder begitu nampak tertarik.

“Ini membuktikan bahwa dunia manusia berdampingan dengan dunia ruh halus...” ujar Mulder dengan cepat dan penuh semangat.

Scully tetap tak paham dengan arah pembicaraan Mulder.

“Scully, ada kalanya dunia tersebut berpapasan. Ada sebuah portal..ya portal untuk memasuki dimensi yang berbeda..”

“Maksudmu alien itu sama dengan ruh halus, Mulder?!” tukas Scully.

Mulder tertawa ringan.

“Bukan, mereka jenis berbeda Scully. Tapi ide portal dan dimensi itu mungkin bisa diterapkan untuk alien bukan hanya ruh halus,” tuturnya panjang lebar.

Mulder selama ini yakin ada portal yang menghubungkan dunia manusia dan alien. Mereka bisa saja naik pesawat luar angkasa, namun bisa jadi mereka melalui portal yang seperti konsep dimensi kelima itu, memperpendek jarak.

 “Mulder, aku tidak membaca fiksi ilmiah,”

 Mulder mengangkat bahu. Rasanya ia sulit mengungkapkan isi benaknya dengan mudah ke rekannya ini.

 ***

 

Ritual pun dilangsungkan. Sayangnya penelitian ini terpaksa dihentikan untuk waktu tak terbatas karena danatelah melompong. Dayat nampak kecewa. Ia menjelaskan pada Mulder, bahwa candi ini bisa membantu menyingkap misteri candi-candi yang banyak tersebar di Magelang.

“Aku yakin candi ini memiliki kaitan dengan candi Borobudur, Pawon, Mendhut, dan candi-candi buddha lainnya...”

Ia bercerita candi Borobudur dianggap sebagai candi yang sakral dan memilki bentuk seperti mandala. Ada banyak misteri di dalamnya, karena bentuk candi Borobudur yang berbeda dengan candi-candi pada umumnya. Ada juga cerita yang beredar jika Borobudur adalah pusat mandala di Asia. Pernah ada desas-desus beberapa pengunjung yang dikabarkan hilang karena moksa.

Mulder memburu tentang pengertian moksa pada Dayat dan letak titik-titik yang dianggap tempat terakhir pengunjung itu berada.

 ***

 

“Mulder, Kamu yakin akan kembali ke candi tersebut malam ini?!”

 Scully berharap Mulder membatalkan niatnya. Ia tidak ingin berurusan lagi dengan alien. Siapa tahu bukan alien kali ini yang dihadapi mereka, mahkluk yang lebih purba, atau malah nenek moyang manusia yang memiliki intelegensi tinggi. Belum tentu juga mereka ramah.

Mulder kemarin mengungkapkan ketakjubannya saat berkunjung ke candi Borobudur. Ia tak puas-puasnya berkeliling, mengamati stupa demi stupa dan kemudian bersorak sambil mengangkat kedua lengannya. Ia lalu turun dari candi dan mengamatinya dari kejauhan. Scully hanya menggeleng-geleng melihat gerak-gerik temannya.

Mulder menduga pembuatan candi ini bukan bangsa manusia masa itu. Jika benar mereka yang melakukan, ada sesuatu yang menuntun mereka. Bentuk candi ini yang mencerminkan cetak biru manusia dan cetak biru jagat raya akan sulit dikarang oleh manusia biasa. Ada makhluk berintelegensia tinggi, entah alien atau nenek moyang manusia.

Setelah menekuni candi Borobudur, Mulder mengurung diri dalam kamar dengan tumpukan buku dan mencari-cari sesuatu di internet. Scully ingin segala sesuatu ini cepat berakhir. Akankah Mulder akan menemukan portal dimensi yang dicarinya? Setelah menemukan portal tersebut, apakah mereka akan bisa menikah dan hidup normal seperti pasangan lainnya.

***

 

Mereka bertiga telah berada di komplek candi Borobudur. Dayat mendapat izin berkunjung ke candi pada malam hari.

Malam ini langit begitu jernih. Bulan purnama menerangi tubuh candi sehingga nampak lebih anggun sekaligus sakral. Mulder membawa alat untuk mendeteksi gelombang. Raut wajahnya nampak begitu gembira seolah akan mendapatkan sesuatu yang telah begitu lama diimpikannya.

Mereka berjalan mengelilingi candi dengan Mulder memimpin. Scully merasa gelisah. Sedangkan Dayat menekuri jalan di depannya seolah larut dalam dunianya.

Alat yang dibawa Mulder menunjukkan sinyal tak teratur. Mulder mengamati arlojinya. Ya, jamnya pun menunjukkan ada sesuatu yang aneh. Bukannya takut, Mulder malah tersenyum. Scully melihat reaksi kawannya, bergegas mendekatinya.

“Mulder, berjanjilah... setelah ini kita akan melanjutkan hidup bersama dan hidup secara normal..” Scully memegang erat lengan Mulder.

Mulder menyipitkan matanya. “Scully kita tidak pernah hidup normal... Aku yakin Kamu juga tidak menginginkan hidup normal seperti manusia pada umumnya...” Ia melepaskan jemari Scully dan berkonsentrasi pada alat yang dipegangnya.

Jarum penunjuk bergerak semakin acak dan kemudian mendadak mati. Jarum pada arloji Mulder pun tak bergerak.

Jalanan di depannya yang awalnya gelap nampak terang oleh sinar bulan. Mulder melangkah semakin cepat. Ia menoleh ke arah Scully dan tersenyum. Scully merasa semakin gelisah. Ia melangkah mengikuti Mulder tapi sekonyong-konyong pria yang disayanginya itu lenyap. Begitu juga peralatan yang dibawa Mulder.

Scully semakin panik. Ia berteriak memanggil nama Mulder. Tak ada jawaban. Yang ada hanya Dayat yang berlari menghampirinya dan menanyakan apa yang terjadi. Mulder benar-benar lenyap. Tidak ada dimanapun.

Mulder apakah ia berhasil menemukan portal ke dimensi lain?  Kemana gerbang itu akan membawa Mulder berada?

Scully merasa lunglai. Pria yang disayanginya pergi dan portal itu telah tertutup. Dayat juga terpaku dan kemudian menatap ke langit yang kini penuh bintang. Apakah sahabatnya itu bertemu alien yang selalu diimpikannya atau menjadi salah satu bintang di jagat raya?

*** tamat ***

 

*Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan

Catatan: Cerita ini adalah fiksi penggemar yang terinspirasi dari serial TV X-Files dimana tokoh utamanya adalah Mulder dan Scully. Tentang candi Borobudur saya terinspirasi dari Lalita karya Ayu Utami yang mengulas singkat tentang mandala dan moksa terkait dengan candi Borobudur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun