Sedangkan Scully merasa tugasnya sebagai tim medis di ekspedisi ini tidaklah terlalu berat. Pekerja umumnya hanya merasa pusing kepanasan, luka karena terjatuh, atau nyeri punggung karena tiap hari harus menggali dan mengangkat bebatuan. Hingga suatu ketika para pekerja mulai berjatuhan.
Scully heran melihat beberapa pekerja merasa mual dan kemudian muntah. Ia menduga mereka keracunan makanan. Namun, Mulder dan Dayat yang menyantap makanan yang sama, tetap segar bugar.
Para pekerja itu tidak kunjung sehat setelah beristirahat beberapa kali. Mereka demam dan terkadang meracau dengan bahasa yang tidak jelas. Dayat mulai cemas. Scully juga keheranan dan menyarankan para pekerja yang sakit tersebut untuk diperiksanya di rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap.
Para pekerja terus bertumbangan. Bahkan, dua peneliti tiba-tiba berkelakuan aneh, menjerit dan kemudian mimik mukanya berubah ganas dan menyeramkan. Dari mulutnya keluar kata-kata dengan bahasa yang aneh.
***
Â
Dayat makin pucat, ia lalu menghubungi ulama yang dikenalnya. Mulder menggandeng tangan Scully untuk menjauh dari dua peneliti yang sedang kesurupan.
Ulama dan tokoh adat daerah tersebut pun tiba. Penduduk yang penasaran pun ikut-ikutan bergerombol penuh rasa ingin tahu.
Pemuka agama tersebut membacakan ayat-ayat suci dan dua orang yang sedang kerasukan nampak berontak dengan liar. Mulder antusias menyaksikan proses pengusiran ruh jahat tersebut, sementara Scully nampak ketakutan.
Penggalian situs tersebut terpaksa dihentikan. Tokoh adat memarahi Dayat yang lalai untuk melakukan ritual suci terlebih dahulu sebelum melakukan penggalian. Dayat tak berdaya. Dana proyek penelitiannya semakin menipis dan ia diburu oleh waktu. Namun, ia juga tak bisa melihat anggota tim ekspedisinya berjatuhan gara-gara ini. Ia mengalah.
***