Kang Dadang yang lebih dikenal dengan sebutan Kang Master menjual jeruk lemon-nya itu pada istrinya, Lina. Dengan pasokan bahan baku yang terjaga, Lina bisa berkreasi dan memasok produknya ke reseller di Bandung, Indramayu, hingga Jakarta dan Bekasi. Bahkan penjualannya melesat pada masa pandemic karena banyak orang mencari minuman kesehatan.
Lina bergabung dengan Amartha pada 2022. Awalnya ia sempat ragu, tapi setelah diskusi dengan suami, ia memutuskan mencoba pinjaman pertama sebesar Rp3 juta. Salah satu syaratnya adalah membentuk kelompok pengusaha perempuan. Tanpa kesulitan, Lina berhasil mengajak 10 ibu lainnya untuk bergabung. Sejak itu, ia tak hanya mendapatkan modal usaha, tetapi juga berbagai kesempatan ikut bazar dan pelatihan.
"Bukan cuma modal, tapi juga koneksi, acara, dan semangat baru. Amartha bukan sekadar pinjaman, tapi mitra usaha," kata Lina.
Bahkan kami, saat berkunjung diberi kesempatan mencoba minuman jeruk lemon California yang diperas langsung saat itu juga serta jus strawberry. Sayangnya, saya dan beberapa exclusive writers tidak kebagian. Terpaksa gigit jari dan baru merasakan kesegarannya dari produk Master Lemon yang diberikan sebagai buah tangan.
Mitra Kedua: Sherly, Rajutan Tangan dari Gang Sempit yang Masuk Etalase Wisata
Perjalanan berikutnya membawa saya ke Kampung Nyalindung, Desa Cikole. Untuk masuk ke lokasi, kami harus menyusuri gang sempit. Rombongan kami yang berjumlah lebih dari 20 orang pun harus sabar mengantri masuk rumah. Di dalam rumah, beberapa berdiri, sebagian lainnya duduk di tikar, menyimak kisah luar biasa dari perempuan muda bernama Sherly Novita.
Di usia 25 tahun, Sherly sudah dikenal sebagai perajin rajutan paling produktif di kampungnya. Melalui brand SN Collection, Sherly memproduksi tas rajut, pouch, dan aksesori lainnya. Produknya sudah tersebar di berbagai lokasi wisata seperti The Castello, Kopi Luwak Cikole, hingga Ciater.
"Awalnya cuma bantu-bantu ibu bikin rajutan. Tapi lama-lama saya senang sendiri. Saya mulai menjual, bikin brand, dan sekarang bisa produksi sampai 250 produk per bulan," ungkap Sherly.
Sherly bergabung dengan Amartha pada awal 2024. Ia menerima pinjaman sebesar Rp5 juta, yang langsung ia gunakan untuk membeli bahan berkualitas dan alat rajut yang lebih efisien. Dalam kelompoknya, hanya dua orang memiliki usaha di bidang rajutan. Dengan bantuan tiga karyawan perempuan, Sherly memproduksi setiap hari tanpa harus menunggu pesanan datang.