Mohon tunggu...
Dewiyatini
Dewiyatini Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga

Penulis Lepas, Kontributor, Fotografer Amatir, Videographer Kulakan, Tukang Dongeng, Separuh IRT, Separuh Pekerja Lepas, Kurir Makan Siang, Camilan Hunter, Fans Bakso-Thing, Eksperimental Chef, Bodyguard Suami.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Najwa Shihab Masuk Kabinet? Sindiran Netijen, Dari 'Mata Najwa' ke 'Mana Najwa'

3 April 2025   10:34 Diperbarui: 3 April 2025   10:34 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/p/DFkRSnCJLbn/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==

Najwa Shihab dikabarkan akan masuk kabinet? Warganet sontak heboh. Nama yang dulu akrab dengan pertanyaan tajam kini malah jadi bahan spekulasi publik. 

Mata Najwa yang selama ini tajam mengupas kebijakan, kini berubah menjadi "Mana Najwa?" 

Menghilang dari pusaran kritik, membuat banyak orang curiga: apakah Najwa sedang menata langkah baru ke dalam sistem?

Sudah bukan rahasia jika kritik bisa berubah jadi kursi. Alih-alih bersuara lantang dari luar, ada kemungkinan suara kritis malah lebih lunak ketika sudah berada di dalam lingkaran kekuasaan. 

Publik pun mulai bertanya-tanya, posisi mana yang kira-kira pas untuk Najwa? Menteri? Staf Khusus? Atau malah jadi Kepala Komunikasi Publik?

Skenario ini cukup menarik. Jika benar Najwa ditempatkan di kursi Menteri, ada dugaan ia bisa menggantikan Meutya Hafid yang tengah diterpa isu miring. Tapi, kalau hanya jadi Staf Khusus, ya sayang banget. Kemampuan Najwa jauh di atas itu. Kalau mau lebih strategis, kenapa tidak menggantikan Hasan Nasbi di Kantor Komunikasi Publik?

Dengan latar belakang jurnalis, Najwa punya kemampuan untuk membaca tren, memetakan isu, dan membentuk narasi. Pemerintah saat ini memang punya banyak program unggulan, tapi sayangnya, komunikasi publiknya jeblok. Sejumlah menteri lebih sering bikin blunder daripada menjelaskan kebijakan dengan baik. Daripada komunikasi pemerintah terus-terusan jadi bencana, sepertinya Najwa bisa jadi penyelamat.

Bayangkan jika Najwa benar-benar masuk dalam sistem. Setiap kali ada isu miring, ia bisa meramunya menjadi bahan komunikasi yang lebih elegan. Dari sentimen negatif, bisa diputar menjadi strategi marketing pemerintah. Bukan tidak mungkin, kebijakan yang awalnya penuh kontroversi bisa diterima publik dengan lebih smooth.

Namun, pertanyaan mendasarnya tetap: jika benar Najwa masuk kabinet, apakah ia masih bisa menjaga idealismenya? Atau, apakah ini hanya cara lain agar kritiknya bisa lebih terkendali? 

Jangan-jangan, dari Mata Najwa, lalu jadi Mana Najwa, kemudian berakhir menjadi "Peta Najwa"---sebuah peta yang menuntun arah komunikasi pemerintah agar tak lagi tersandung di tengah jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun