Sudah saatnya kita merenungkan kembali makna sesungguhnya dari modernitas dan kemajuan. Jangan-jangan, konsep modernitas yang selama ini kita kejar - yang berpusat pada akumulasi kapital dan eksploitasi sumber daya tanpa batas - justru sudah usang dan tidak relevan lagi dengan tantangan zaman. Mungkin kearifan lokal yang selama ini kita anggap "primitif" justru menyimpan kunci untuk menciptakan peradaban yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan.
Raja Ampat dan nasib PT Gag Nikel menjadi ujian bagi komitmen kita terhadap pembangunan yang benar-benar beradab: pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menghormati kearifan lokal, melestarikan lingkungan, dan menjamin keadilan bagi semua pihak. Pilihan ada di tangan kita: apakah akan terus terjebak dalam arogansi modernitas yang semu, atau mulai belajar dari kearifan yang telah teruji waktu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI