Mohon tunggu...
dewanto harjunowibowo
dewanto harjunowibowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan peneliti di UNS

Dosen Pendidikan Fisika FKIP UNS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Sirih Hitam, Tanaman Endemik Kearifan Lokal Indonesia

16 Agustus 2022   20:04 Diperbarui: 18 Agustus 2022   14:31 2454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tanaman sirih di pot. (sumber: PIXABAY/LUISELLA PLANETA LEONI via kompas.com)

Sehingga dari segi bisnis, usaha pembibitan dan penjualan sirih hitam ini sangat potensial dan dapat mengurangi efek pengangguran dan kemiskinan yang meningkat karena pandemi Covid-19 di berbagai daerah. Kebutuhan bahan baku mentah ini sangat banyak karena hanya 10% simplisia yang dihasilkan dari daun sirih hitam basah. 

Pemenuhan kebutuhan obat untuk seluruh Indonesia tidak akan terpenuhi hanya dengan satu atau dua petani plasma oleh karena itu kegiatan ini akan berfokus pada pembibitan sebanyak mungkin dari indukan asal Banyuwangi.

Berdasarkan analisis situasi di atas, permasalahan utama mitra adalah metode pembiakan yang tradisional tanpa disertai perawatan nutrisi media tanam yang sesuai. Serta lingkungan tumbuh tanaman sirih hitam yang sekedarnya yang belum mampu memberikan perlindungan terhadap gangguan hama, dan cuaca. 

Oleh karena itu, kegiatan ini akan berfokus pada pendampingan pembiakan dengan metode stek dan cangkok meliputi perawatan pra dan pasca tanam. Pemberian sitokinin pada tunas sebelum tanam dan nutrisi tanah pasca tanam akan mempercepat pertumbuhan akar dan daun. 

Pemberian pupuk dari limbah sayuran setempat secara teratur pada media tanah sirih diharapkan mampu menambah kandungan klorofil pada daun hingga 20% secara alami [6].

Selain itu pembuatan naungan disertai sistem kontrol otomatis akan memberikan kondisi tiruan yang sempurna seperti di habitat asli di hutan dan hemat energi [7], [8]. Selain untuk melindungi tanaman dari cahaya berlebih dan panas, sistem kontrol ini mampu mencegah kelembaban udara dan tanah yang berlebihan penyebab jamur dan pembusukan akar. 

Lebih jauh, efisiensi tenaga kerja akan meningkat karena dapat digunakan untuk pembiakan secara lebih masif daripada terbuang untuk menyiram, memupuk secara manual. 

Sehingga penghematan biaya produksi dapat ditekan dan meningkatkan margin keuntungan petani mitra. Diharapkan dengan metode tersebut, kecepatan tumbuh daun meningkat hingga 50% sehingga akan mampu meningkatkan jumlah produksi panenan hingga 50%.

Referensi

[1]    A. Jamaluddin, J. Ariyanto, and D. Harjunowibowo, "IPM-IbM Penerapan Teknologi Tepat Guna Pengolah Limbah Bioetanol sebagai Pakan Fermentasi Ternak," Surakarta, 2014.

[2]    J. Ariyanto, D. Harjunowibowo, and M. Cahyadi, "Pengolahan Limbah Bioetanol sebagai Upaya Pelestarian Alam," in Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF), 2014, vol. 5, no. 15, pp. 222--227.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun