Mohon tunggu...
DEWA BAYU
DEWA BAYU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah olahraga, seni musik, membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Nonformal

6 Desember 2022   17:42 Diperbarui: 6 Desember 2022   17:58 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program Pendidikan Non Formal untuk menggarap SDM yang relevan dengan pembangunan. 4. WAWASAN MASA DEPAN Membelajarkan Wajib Belajar untuk mengembangkan nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan aspirasi dalam memenuhi kebutuhan Individu, masyarakat, lembaga, dan pembangunan bangsa menuju masa depan. 

IMPLEMENTASI DI INDONESIA

 

Masalah yang mengkhawatirkan adalah buta aksara atau siswa tidak menguasai keterampilan dasar literasi dan berhitung (3M) pada usia yang sesuai. Penutupan taman kanak-kanak dan prasekolah menyeret masalah ini ke sekolah-sekolah, di mana siswa di tingkat ini harus dipersiapkan dengan keterampilan 3M sebelum memasuki kelas satu. Masalah ini terus berlanjut bahkan ketika sekolah ditutup dan siswa tidak dapat menghadiri sesi PdPR secara efektif. Masalah 3M benar-benar ada sebelum Covid-19, dan penutupan sekolah yang berkepanjangan hanya membuatnya semakin serius. 

Pada tahun 2019 saja, 5.039 (1,2%) kandidat Tes Penilaian Sekolah Dasar (UPSR) tidak memenuhi kecakapan minimum di semua mata pelajaran dan 123.032 (28,4%) di setidaknya satu mata pelajaran. Dari sekitar 3.800 siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Tes Alternatif Sekolah Dasar (PASR), sekitar 20,0 bisa membaca. Dalam hal keterampilan matematika dan sains dasar, sekitar 8,0% siswa tidak menguasai semua bidang

1. Survei tahun ini terhadap sekitar 30 guru prasekolah dan taman kanak-kanak swasta di wilayah Lembah Klang menemukan bahwa hampir 70% dari siswa guru tersebut masih belum mahir dalam keterampilan 3M

2. Masalah pendidikan akan semakin parah jika tindakan proaktif tidak diambil. 

Departemen Pendidikan (KPM) dan Departemen Pendidikan Tinggi (KPT) memiliki peluang yang sangat baik untuk mengatasi beberapa dari dua tantangan ini secara bersamaan dengan meluncurkan program literasi intensif bagi siswa yang belum menguasai 3M. kerja Menurut rencana tahap pemulihan, program ini awalnya dapat dilaksanakan selama satu tahun untuk memulihkan kerugian belajar akibat penutupan sekolah. 

Disarankan untuk menyelesaikannya di luar jam sekolah agar guru dapat tetap fokus pada kurikulum saat ini dan menghindari stres tambahan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa program les harian, "satu lawan satu" atau dalam kelompok kecil, dapat meningkatkan prestasi akademik dalam mata pelajaran yang berkinerja rendah.

Program ini tidak hanya membuka peluang kerja bagi lulusan universitas yang menganggur dan mengamankan aktivitas mereka di pasar tenaga kerja, tetapi juga dapat mencegah penurunan keterampilan mereka, mengembangkan keterampilan interpersonal, dan memperluas jejaring sosial. Inisiatif ini bertujuan untuk memecahkan dua masalah secara bersamaan: (1) cuti sekolah lebih awal; dan (2) pengangguran lulusan. Karena banyak lulusan yang tersebar di seluruh negeri, program ini dapat dilaksanakan "on site" di lokasi manapun. 

Kesenjangan antara jumlah lulusan dan mahasiswa di masyarakat dapat dijembatani dengan memberikan kesempatan bagi mereka yang telah lulus sekolah dan pekerja lain yang kehilangan pekerjaan. Guru aktif dan pensiunan dapat diintegrasikan untuk melatih para pelatih lulusan ini ("train the trainers"). Biaya pelatihan dapat diminimalkan dengan membuat pelatihan tetap online dan menggunakan sumber daya yang telah terbukti seperti Screening, Literacy and Numeracy Program (LINUS) atau modul Program Literasi dan Numerasi Primer (PLaN) atau modul yang dikembangkan secara lokal. Universitas seperti Universitas Malaya dan LSM seperti MyReaders. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun