Mohon tunggu...
DEWA BAYU
DEWA BAYU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah olahraga, seni musik, membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Nonformal

6 Desember 2022   17:42 Diperbarui: 6 Desember 2022   17:58 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

NONFORMAL EDUCATION 

Nonformal Education atau pendidikan nonformal merupakan suatu pembelajaran yang berada diluar linkungan sekolah atau pendidkan formal, tujuan pendidikan nonformal ini sendiri adalah untuk membantu orang-orang yang telah putus sekolah atau tidak sempat menjalankan pendidikan formal akan tetapi masih ingin mempunyai gelar atau skill seperti orang lulusan pendidikan formal.

Pendidikan nonformal pada masa kini sangat mengalami penaikan minat di masyarakat dikarenakan masyarakat pada masa kini merasakan bahwa ilmu yang didapatkan dalam pendidikan formal cepat usang, dan juga banyaknya angka putus sekolah dikarenakan ekonomi orang tua, tidak cocok dengan gaya pendidikan formal yang kaku dalam pola hubungan antara pendidik dan siswa. 

Contoh pendidikan nonformal yaitu program paket A setara SD, paket B setara SMP, paket C setara dengan SMA. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat 1 menyebutkan sebagai berikutPendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidik formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.


KONDISI EMPIRIS 


Manajemen dasar meliputi manajemen pelatihan di tingkat SD/MI dan SMP/MTS atau sejenisnya. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 17 (1) dan (2) UU Sisdiknas. 20 tahun pada tahun 2003: Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang menjadi dasar pendidikan menengah (Pasal 1). Pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sejenis. Manajemen sekolah menghadapi kendala dari internal dan eksternal lembaga pendidikan. Diperlukan strategi untuk mengatasi masalah dan hambatan tersebut. Strategi ini dapat diimplementasikan berdasarkan pengalaman empiris. 

Menurut Fattah (2012:79), beberapa prinsip kunci dapat digali untuk merumuskan kebijakan baru pendidikan nasional sesuai dengan pedoman: (1) perkembangan manusia seutuhnya, meliputi perkembangan kemampuan beradaptasi dengan sangat lembut terhadap perubahan, (2) perkembangan pendidikan masyarakat yang dapat menumbuhkan wawasan sejarah, yaitu kesadaran akan nilainilai yang diyakini sangat diperlukan dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia baru, dan (3) mengembangkan pendidikan problematik dengan memberdayakan dan memanfaatkan media elektronik dan cetak.

Kurikulum adalah alat pengajaran berupa pernyataan yang dapat menambah makna pengajaran kurikulum sekolah. Kurikulum bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang masih dianggap lemah. Selain fakta bahwa kehadiran kurikulum bertujuan untuk menekankan pada pengalaman belajar anak.

Saya setuju dengan Doll (dalam Sukmadinata, 2012:4) menyatakan bahwa "definisi kurikulum yang diterima secara umum telah berubah dari isi kursus dan daftar departemen dan kursus menjadi semua pengalaman yang ditransfer ke siswa oleh manajemen atau administrasi sekolah". Pernyataan Doll menyarankan perubahan fokus dari konten ke proses, tetapi juga perubahan cakupan dari konsep yang sangat sempit ke konsep yang lebih luas. Ada tiga konsep terkait kurikulum yang dikemukakan oleh Sukmadinta, yaitu sebagai mata pelajaran, sistem dan bidang studi.

KONSEP TEORI Dalam UUD 1945 Pasal 28 ayat (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia; dan Pasal 31 ayat (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; maka pendidikan non formal berdasarkan asas-asas: 

1. KEBUTUHAN Kebutuhan manusia Kebutuhan pendidikan Kebutuhan belajar 2. PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT Pendidikan Non Formal memberi layanan belajar kepada semua orang Pendidikan Non Formal melibatkan Wajib Belajar dalam merencanakan, melaksanakan, dan penilaian pembelajaran Pendidikan Non Formal berupaya menumbuhkan suasana demokratatis dan meningkatkan taraf hidup masyarakat 3. RELEVANSI DENGAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT Kehadiran Pendidikan Non Formal karena kebutuhan masyarakat dan tuntutan pembangunan. 

Program Pendidikan Non Formal untuk menggarap SDM yang relevan dengan pembangunan. 4. WAWASAN MASA DEPAN Membelajarkan Wajib Belajar untuk mengembangkan nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan aspirasi dalam memenuhi kebutuhan Individu, masyarakat, lembaga, dan pembangunan bangsa menuju masa depan. 

IMPLEMENTASI DI INDONESIA

 

Masalah yang mengkhawatirkan adalah buta aksara atau siswa tidak menguasai keterampilan dasar literasi dan berhitung (3M) pada usia yang sesuai. Penutupan taman kanak-kanak dan prasekolah menyeret masalah ini ke sekolah-sekolah, di mana siswa di tingkat ini harus dipersiapkan dengan keterampilan 3M sebelum memasuki kelas satu. Masalah ini terus berlanjut bahkan ketika sekolah ditutup dan siswa tidak dapat menghadiri sesi PdPR secara efektif. Masalah 3M benar-benar ada sebelum Covid-19, dan penutupan sekolah yang berkepanjangan hanya membuatnya semakin serius. 

Pada tahun 2019 saja, 5.039 (1,2%) kandidat Tes Penilaian Sekolah Dasar (UPSR) tidak memenuhi kecakapan minimum di semua mata pelajaran dan 123.032 (28,4%) di setidaknya satu mata pelajaran. Dari sekitar 3.800 siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Tes Alternatif Sekolah Dasar (PASR), sekitar 20,0 bisa membaca. Dalam hal keterampilan matematika dan sains dasar, sekitar 8,0% siswa tidak menguasai semua bidang

1. Survei tahun ini terhadap sekitar 30 guru prasekolah dan taman kanak-kanak swasta di wilayah Lembah Klang menemukan bahwa hampir 70% dari siswa guru tersebut masih belum mahir dalam keterampilan 3M

2. Masalah pendidikan akan semakin parah jika tindakan proaktif tidak diambil. 

Departemen Pendidikan (KPM) dan Departemen Pendidikan Tinggi (KPT) memiliki peluang yang sangat baik untuk mengatasi beberapa dari dua tantangan ini secara bersamaan dengan meluncurkan program literasi intensif bagi siswa yang belum menguasai 3M. kerja Menurut rencana tahap pemulihan, program ini awalnya dapat dilaksanakan selama satu tahun untuk memulihkan kerugian belajar akibat penutupan sekolah. 

Disarankan untuk menyelesaikannya di luar jam sekolah agar guru dapat tetap fokus pada kurikulum saat ini dan menghindari stres tambahan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa program les harian, "satu lawan satu" atau dalam kelompok kecil, dapat meningkatkan prestasi akademik dalam mata pelajaran yang berkinerja rendah.

Program ini tidak hanya membuka peluang kerja bagi lulusan universitas yang menganggur dan mengamankan aktivitas mereka di pasar tenaga kerja, tetapi juga dapat mencegah penurunan keterampilan mereka, mengembangkan keterampilan interpersonal, dan memperluas jejaring sosial. Inisiatif ini bertujuan untuk memecahkan dua masalah secara bersamaan: (1) cuti sekolah lebih awal; dan (2) pengangguran lulusan. Karena banyak lulusan yang tersebar di seluruh negeri, program ini dapat dilaksanakan "on site" di lokasi manapun. 

Kesenjangan antara jumlah lulusan dan mahasiswa di masyarakat dapat dijembatani dengan memberikan kesempatan bagi mereka yang telah lulus sekolah dan pekerja lain yang kehilangan pekerjaan. Guru aktif dan pensiunan dapat diintegrasikan untuk melatih para pelatih lulusan ini ("train the trainers"). Biaya pelatihan dapat diminimalkan dengan membuat pelatihan tetap online dan menggunakan sumber daya yang telah terbukti seperti Screening, Literacy and Numeracy Program (LINUS) atau modul Program Literasi dan Numerasi Primer (PLaN) atau modul yang dikembangkan secara lokal. Universitas seperti Universitas Malaya dan LSM seperti MyReaders. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun