Mohon tunggu...
Devy Permatasari
Devy Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana NIM 55521120046 Dosen Pengampu Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak

Universitas Mercu Buana - Dosen Pengampu Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak - Magister Akuntansi - Mata Kuliah Pajak Internasional dan Mata Kuliah Pemeriksaan Pajak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Aplikasi 12 Pemikiran Kant's dalam Memahami Klien pada Proses Audit

2 Juni 2023   01:21 Diperbarui: 2 Juni 2023   01:40 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Immanuel Kant (22 April 1724 -- 12 Februari 1804) adalah seorang filsuf Jerman dan salah satu intelektual utama Abad Pencerahan. Karya Kant yang komprehensif serta sistematis dalam berbagai bidang seperti bidang epistemologi, metafisika, etika, dan estetika, telah menjadikan Kant sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam filsafat Barat modern.

Dalam pemikiran sains, Immanuel Kant menetapkan 12 (dua belas) kategori untuk menetapkan dasar epistemologi bagi ilmu alam. Dua Belas kateogri ini dikemukakan di dalam karyanya yang berjudul Kritik atas Nalar Murni. Kant membagi seluruh kategori ini dalam 4 kelompok yaitu kuantitas, kualitas, relasi dan modalitas yang dapat digambarkan seperti di bawah ini :

Kant's 4 Categories of Pure Understanding  (Koleksi Pribadi)
Kant's 4 Categories of Pure Understanding  (Koleksi Pribadi)

12 kategori pemikiran Kant ini dapat diaplikasikan juga dalam proses audit untuk memahami klien. Karena dalam pandangan Kant, keseluruhan kategori tersebut menjadi pengatur data bagi indra manusia yang sifatnya terbatas pada dunia fisik.

Quantity (Kuantitas)

Kategori kuantitas bekerja di bawah turunan putusan kuantitas. Kategori kuantitas disebut Kant, Aksioma Intuisi (Axioms of Intuition). Kategori kuantitas terdiri dari kesatuan, pluralitas atau kejamakan, dan totalitas. Dalam proses audit contohnya, kategori kesatuan misalnya "semua laporan yang disajikan klien adalah salah". Kemudian mengkrucut kepada pluralitas misalnya "sebagian data yang disajikan klien adalah salah". Selanjutnya yang terakhir adalah totalitas misalnya "data penjualan yang disajikan klien adalah salah". Sebagai auditor memang harus mencurigai kliennya, karena sebagai auditor harus memiliki sikap skeptis dalam melakukan tugasnya.

Quality (Kualitas)

Kategori kualitas diturunkan dari putusan kualitas, dan disebut Antisipasi Persepsi (Anticipation of Perception). Kategori ini terdiri dari realitas, negasi atau penyangkalan, dan limitasi. Dalam proses audit agar lebih mudah dicontohkan, misalnya dalam proses audit pajak tentu ada suatu standar suatu transaksi dikatakan benar atau salah. Dalam pajak ada peraturan perpajakan yang dijadikan patokan untuk menentukan patuh atau tidaknya wajib pajak. Contohnya untuk kategori realitas, "wajib pajak A adalah wajib pajak patuh", kemudian untuk kategori negasi, "wajib pajak B adalah wajib pajak tidak patuh", dan yang terakhir adalah limitasi, "selain wajib pajak A adalah wajib pajak yang tidak patuh".

Relation (Relasi)

Kategori relasi merupakan turunan dari putusan relasi. Kant menyebutnya sebagai Analogi Pengalaman (Analogies of Experience). Kategori relasi sendiri terdiri dari substansi-aksidensi, sebab akibat, dan korelasi. Jika dicontohkan dalam proses audit untuk mengindentifikasi kasus fraud, untuk kategori substansi-aksidensi, misalnya "karyawan yang melakukan fraud adalah karyawan yang jahat". Kata fraud menunjukan substansi dan kata jahat menunjukan aksidensi. Pola hubungan ini sangat erat, karena jahat merupakan aksiden yang melekat pada subtansi tidak dapat berdiri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun