Mohon tunggu...
Devy Dwiwanti
Devy Dwiwanti Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Program Studi Ekstensi Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2019

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Junjung Tinggi Nilai Profesionalisme Keperawatan Suster Apung

21 Desember 2019   22:13 Diperbarui: 21 Desember 2019   23:13 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: bisikan.com

Perawat dimata masyarakat hanya sekedar berkerja di Rumah Sakit atau di layanan kesehatan yang mempunyai gedung kokoh. Tetapi hal tersebut tidak dirasakan oleh suster yang satu ini. Beliau adalah Andi Rabiah yang sering disebut Suster Apung. 

Mengapa Andi Rabiah disebut Suster Apung? Karena Andi Rabiah menggunakan perahu untuk mobilitas, mengarungi lautan demi merawat pasiennya pada sepuluh pulau di Nusa Tenggara Timur. 

Awalnya Andi Rabiah ditolak oleh masyarakat di sana karena budaya yang lebih percaya dengan dukun dari pada perawat. Akan tetapi, karena Andi Rabiah tekun dan selalu mengamalkan Nilai Profesional Keperawatan, Andi Rabiah dapat diterima oleh masyarakat.

Oleh karena kegigihan dan nilai-nilai profesionalisme yang dijalankan oleh Andi Rabiah, maka penulis akan membahas tentang pemahaman nilai-nilai profesionalisme keperawatan. Tujuan dari penulisan ini menjelaskan nilai-nilai profesionalisme keperawatan.

Nilai adalah suatu keyakinan atau sikap abadi tentang seseorang, objek, gagasan, atapun tindakan. (Potter & Perry 2017). Nilai-nilai di keperawatan sangat penting dalam pengambilan keputusan dan tindakan seorang perawat. Nilai-nilai profesionalisme keperawatan disini seringkali diterapkan oleh seorang perawat kepada pasiennya,

Disini terdapat 7 nilai-nilai keperawatan berdasarkan The Public Relation Society Of America. Di antaranya yang pertama adalah altruisme. Altruisme adalah kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. 

Sikap altruisme ini biasanya diterapkan oleh seorang perawat untuk kesejahteraan pasien, perawat lain, dan penyedia layanan kesehatan lain (Berman et al, 2015). Altruisme bisa diterapkan jika di dalamnya terdapat beberapa komponen seperti sikap berempati, bersikap sukarela dan adanya rasa ingin membantu kepada orang lain (Budiono. 2016).  

Sikap altruisme ini diterapkan oleh suster apung kepada pasiennya, contohnya: suster apung dengan sukarela melintasi lautan dan mengunjungi 10 pulau demi kesehatan para pasiennya.

Selain kepada pasiennya, sikap altruisme ini juga suster apung terapkan kepada para penumpang perahu yang sewaktu perahu suster apung karam di pulau tak berpenghuni. Suster apung harus membagikan satu liter beras untuk 14 penumpang perahu tersebut dengan bersikap sukarela, tidak mengharapkan imbalan, dan dilakukan semata-mata untuk saling membantu dan berbuat kebaikan.

Kedua adalah autonomi, otonomi adalah hak individu untuk menentukan nasibnya sendiri. Dalam praktiknya, ketika perawat memberikan kebebasan kepada pasien untuk menentukan perawatan kesehatannya sendiri (Berman et al, 2015).

Di dalam sikap otonomi terdapat komponen-komponen seperti keyakinan, harapan, kemandirian, keterbukaan, dan disiplin diri. Suster apung menerapkan sikap otonomi kepada siapapun, seperti selalu bersikap terbuka dan percaya diri, dan selalu menyerahkan keputusannya kepada pasien serta menghargai apapun keputusan mereka.

Ketiga adalah Human Dignity, yaitu rasa hormat terhadap nilai dan keunikan masing-masing individu dan populasi (Berman et al, 2015). Menghargai martabat manusia.

Di sini, ketika suster apung tidak diterima oleh beberapa masyarakat di suatu pulau tersebut, Suster apung tetap menghargai martabat manusia tersebut dan tidak memaksakan kehendak Suster apung itu sendiri.

Keempat adalah integritas, integritas yaitu bergerak atau mengambil tindakan sesuai dengan kode etik yang berlaku. Integritas tercemin dalam praktik perawat, perawat bertindak jujur dan melakukan tindak keperawatan berdasarkan kerangka etis yang berlaku dalam profesinya (Berman et al, 2015).

Nilai integritas di keperawatan ini bisa dilakukan oleh Suster apung kepada pasiennya. Pada suatu waktu, terdapat pasien yang dehidrasi berat kebetulan persediaan cairan infus sedang habis dan yang ada cairan infus yang kadaluarsa dengan persetujuan keluarga melalui Informed Concent, dan akhirnya Suster Apung pun memberikan infus tersebut. Untung saja pasien tidak mengalami hal-hal yang membahayakan. Pada akhirnya pasiennya dinyatakan sembuh.  

Kelima adalah adil, bertindak sesuai dengan perlakuan yang adil, terlepas dari status ekonomi, ras, etnis, usia, kewarganegaraan, kecacatan, atapun orientasi seksual (Berman et al, 2015). Menjaga setiap prinsip-prinsip etik dan legal, kegiatan yang bisa berhubungan dengan keadilan seorang perawat di antaranya adalah: a. Bertindak sebagai advocate klien, b. Mengalokasikan sumber - sumber daya yang ada secara adil, c. Melaporkan tindakan yang tidak kompeten, tidak etis, dan tidak legal secara obyektif dan berdasarkan fakta (Budiono. 2016).  

Suster apung selalu menerapkan keadilan dengan tidak membeda-bedakan klien, bersikap baik pada siapa saja, peduli, dan terbuka kepada siapapun tanpa memandang ras, etnis, status sosial. Suster apung menjujung tinggi nilai keadilan, penerapan sikap tidak hanya diterapkan pada kliennya saja tetapi di lingkungan dan masyarakat selalu dilakukan.

Keenam adalah aesthetics, aesthetics adalah kualitas objek, kejadian, manusia yang mengarah kepada pemberian kepuasan dengan perilaku ataupun sikap yang ditunjukkan dengan adanya apresiasi, kreativitas, imaginasi, dan sensitifitas (Potter & Perry 2017). Sikap aesthetics ini juga mencakup penampilan seorang perawat itu sendiri, apakah pakaian yang dikenakan rapi dan bersih, apakah penampilannya itu dapat membuat pasien nyaman melihatnya atau sebaliknya, karena penampilan bagi seorang perawat adalah aspek yang cukup penting untuk diperhatikan.

Walaupun Suster apung setiap harinya mengarungi lautan tetapi Suster apung tetap tampak bersih dan nyaman dengan pakaian yang dikenakannya. Tidak harus pakaian yang putih bersih ia kenakan, tetapi dengan pakaian yang nyaman tidak menyulitkan untuk mobilisasi itu sudah cukup bagi Suster apung.

Ketujuh adalah kebenaran, sebagai seorang perawat kita harus senantiasa bertindak jujur sesuai dengan fakta dan realitanya, selalu bertanggung jawab dalam memberikan informasi yang benar. (Budiono. 2016).   Penerapan nilai kebenaran ini selalu diterapkan oleh Suster apung. Contoh penerapannya adalah ketika Suster apung ditanya oleh Yusuf Kalla tentang kondisi pada saat melayani Suster apung menjawab dengan jujur, sesuai dengan realita, serta tidak berbohong hanya untuk menyenangkan hati orang lain.

Jadi pada intinya, nilai-nilai profesionalisme keperawatan yang Suster apung terapkan ada 7, yaitu: altruisme, otonomi, human dignity, integritas, perlakuan yang adil, aesthetics, dan kebenaran. Semua nilai -- nilai profesionalisme keperawatan tersebut tidak hanya diterapkan di dunia keperawatan saja, tetapi bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari pada siapa saja dan dimana saja karena itu bersifat fleksibel.

Suster apung adalah contoh dari sekian banyak bukti perjuangan perawat dalam mendedikasikan dirinya untuk merawat pasien demi kesembuhan pasien walau banyak rintangan dengan tetap berpegang teguh dalam menjalankan nilai-nilai profesionalisme keperawatan, maka semuanya akan dengan mudah dilewati.

Suster apung saja selalu menjalankan nilai-nilai Profesionaliesmenya dalam keterbatasan. Lalu mengapa kita seringkali dengan segala fasilitas dan sumber daya yang ada kadang melupakan nilai nilai profesionalisme keperawatan?

Mari mulai dari sekarang kita terapkan nilai-nilai profesionalisme keperawatan di rumah sakit tempat kita berkerja ataupun di masyarakat sekitar.

Sumber Vidio: Arfan Sabran

Daftar Pustaka

Berman A, Snyder S, Frandsen G. (2015). Fundamentals of Nursing. Pearson. New york

Budiono. (2016).  Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: KementrianKesehatan Republik   Indonesia

KBBI Online. (2018). Kompetensi. Diakses Pada https://kbbi.web.id/

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2013). Fundamentals of nursing. In The Dictionary of Genomics, Transcriptomics and Proteomics (Eighth). USA: Elsevier.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun