Mohon tunggu...
Devi Triyana
Devi Triyana Mohon Tunggu... Operator - بسم الله الر حمن الر حيم

Jadilah manusia yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dewasa Karena Keadaan

22 Oktober 2020   17:06 Diperbarui: 22 Oktober 2020   17:15 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bismillah

Saya menulis ini karena saya ingin menceritakan, meluapkan, dan berbagi pengalaman agar dapat diambil pelajaran dari apa yang telah saya luapkan di karya tulis sederhana ini. Ambil hikmah positifnya dari cerita ini, dan buang jauh-jauh hal negatif didalamnya. 

Bermula ketika saya berusia sekitar 20-21 th dikala itu  setelah saya resaign dari salah satu perusahaan ekspedisi di kota. Saya mulai gelisan akan keadaan saya ketika menganggur, beberapa bulan terlewati sudah mulai menemukan titik terang, diposisi ini saya masih berasa kekanak-kanakan, manja dan egois.

Disini saya mulai berfikir, jika begini terus saya sendiri berfikir akan jenuh, bosan, tidak ada pemasukan dan mulai banyak perdebatan yang lainnya. Disitu saya mulai mendapatkan penawaran untuk bergabung membantu kakak kandung saya yang berada d salah satu beda kota dengan saya dan orangtua. Saya mengIyakan tawaran itu. Dan segera meminta izin dari orang tua dan segera menyiapkan keperluan untuk tinggal disana sampai waktu yg tidak bisa ditentukan.

Tibalah waktu sehari sebelum keberangkatan saya ke kota kakakku, disitu mulai ada keraguan untuk melangkah, untuk memantabkan hati, dan mulai resah akan semuanya. Termasuk kekhawatiran akan meninggalkan orang tua yang tidak tau sampai kapan ada disana.  Karena saya disana berniat lama dan akan terus mengembangkan bakat dan ketrampilan yang ku punya. Kubulatkan tekat dan kuyakinkan diriku untuk tetap berangkat ke rumah kakakku. Tibalah waktu untuk berangkat seorang diri, mulai ada penyesalan dan berfikir sepanjang jalan. Tapi terus ku berjalan.

Dari situ tibalah aku dirumah kakakku. Dia hanya tinggal bersama anak-anaknya karena suaminya bekerja dikota yang berbeda dengan rumah mereka dan akan pulang sekitar 3-6 bulan sekali. Disini aku akan membantu dia untuk melakukan aktifitas2 segalanya yang bisa ku lakukan. Ditambah lagi dia sedang mengandung anak ke 3 nya... jadi untuk melakukan aktifitas mulai kurang maksimal, karenga sedang mengandung. Kakaku ada alah seorang wirausaha, dan suaminya sebagai menjalankan usaha yang sm tetapi dibeda kota. Iya memiliki sebuah konveksi, yang memproduksi seragam sekolah dan alat tulisa dan alat keperluan sekolah lainnya.

Bisa dibayangkan dong betapa repotnya kakakku ketika pesanan mulai membludak, apalagi jika sedang kenaikan kelas. Alhamdulillah pesanan selalu ramai. Disambi dengan perutnya yang semakin membesar dia tetep melakukan aktifitas sehari harinya dan tetap membantu karyawan konveksinya.

Alhamdulillah dengan saya berada disana bisa sedikit banyak bisa membantu mengurangi beban kakak saya. apapun  yang bisa saya lakukan, pasti saya lakukan. Mulai dari mengurus rumah tangga, membantu mengurus anak-anaknya, dan membantu menjahit, antar jemput sekolah, antar jemput paketan barang dagangan konveksi, jual beli gas elpigi 3 kg, sopir mengantarkan paketan dan mengantarkan kesana kemari, dan yang lainnya yang bisa saya kerjakan...  Termasuk untuk mengurus mobil yang tidak ada terurus karena tidak ada laki-laki dirumah jika kakak ipar saya masih diluar kota.

Dari sini saya banyk belajar berkarya dan mandiri. Karena tidak dipungkiri hidup disebuah keluarga yang berbeda agama adalah hal sangat berat saya jalani. Sekalipun itu kakak kandungku sendiri. Karena didalam keluaraga adalah madrasah pertama untuk kita belajr dalam segi apapun. Termsuk dalam hal beribadah. Itu sangatlah penting bagiku. Beberapa bulan sudah berjalan hampir setengah tahun aku disana dan sudah meraskan kenyamanan tersendiri, sudah menemukan titik terang akan penghargaan yang saya rasakan.

Di situ saya mulai tenang, nyaman dan bahagia karena disisi lain saya bisa meringankan beban kakak saya ketika dia sedang membutuhkan seseorng yg benar-benar bisa membantu dia dalam segala hal, ya contohnya seperti saya ini.

Alhamdulillah saya bisa diandalkan untuk segala hal apapun itu, tak terkecuali sebagai montir mobil dan motor dadakan ketika terdesak hehehe. Disaat kenyamanan mulai ada dan kahamilan kakkak saya mulai membesar, disitu saya mendapat kabar yang membuat hati dan pikiran ku tidak tenang, karena kabar itu adalah mengenai orang tua saya. Yaitu ibu saya. Dia sakit dan tidak mau dibawa ke dokter oleh siapapun. Disitu saya mulai bersedih, kepikiran dan mulai tidak tenang. Karena posisi jika saya pulang berarti kakak saya akan kerepotan mengurusi semuanya sendiri. Disisi lain jika tidak pulang ibu saya kasihan karena dirumh tidak ada sosok wanita selain ibu. Disitu saya mulai bingung bimbang dan gelisah. Waktu terus berjalan, beberapa minggu kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun