Mohon tunggu...
Devi Suryandari
Devi Suryandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Memberi dan Menerima

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Retak

3 Oktober 2020   11:26 Diperbarui: 3 Oktober 2020   11:33 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

seseorang bertandang dikediamanku, mengetuk pintu yang tak pernah lagi ku buka.

aku yang dengan enggan membukanya, mendapati ia diluar sana tersenyum ramah, seolah tempatku adalah rumah yang tak salah untuk ia singgah.

ia menawariku segelas madu untuk ku sedu, aku menerimanya dengan ragu.

"dulu ada seorang yang bertandang sepertimu meberiku jamu, yang katanya menyehatkan namun ternyata melumpuhkan tubuh ku, lalu bagaimana jika madu ini juga menyakitiku" kataku.

ia tertawa mendengar ucapku, seolah itu suatu yang lucu.

"tidak nyonya, kau bisa mempercayakannya padaku." 

"kau boleh mengatai  ku paranoid atau apa pun itu dalam pikiranmu, tapi satu hal yang pasti, membangun percaya adalah hal tersulit untuku setelah ribuan kecewa menimbun ku dengan teganya, ini bukan tentang asing dan tak asing, aku tak pernah takut dengan orang asing, sebab yang tak asing pun kini menjadi asing."

"nyonya kau harus membuka lembaran baru untuk hidupmu."

"mudah bagimu berkata seperti itu, kalau pun bisa aku ingin, pernahkah kamu merasakan hatimu terpatahkan  saat yang kau percaya memberimu penghianatan, saat kau membutuhkan uluran tangan justru mereka abai seolah luka mu adalah sesuatu yang dapat mereka tertawakan, ketulusan sebuah candaan yang mereka mainkan, lalu dimana letak kepercayaan yang harus aku berikan "

"aku mungkin tidak tahu luka dan kesakitanmu nyonya, aku juga tak mampu mengembalikan sesuatu telah retak, namun nonya, ku pastikan kau tak akan sendirian lagi, genggam tangan ku, aku akan memapahmu pada lembah bahagia yang kau rindu, aku tak akan menjanjikan apa pun, cukuplah bukti yang akan kau saksikan nanti."

Devi Suryandari

Surakarta 03/10/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun