Mohon tunggu...
Devis Andrew Steven Sumarandak
Devis Andrew Steven Sumarandak Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Diploma Teknik Mesin di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia. Saya memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik, dan unggul dalam menganalisis masalah secara mendalam dan memberikan solusi yang tepat. Kemampuan pemecahan masalah saya yang solid memungkinkan saya untuk mengatasi kendala teknis dengan kreativitas dan logika dan membuat tugas-tugas seperti mendesain gambar di SolidWorks menjadi lebih efisien. Selain itu, saya mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi, memungkinkan saya untuk bekerja secara efisien dan kolaboratif untuk mencapai tujuan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Akses Pendidikan di Daerah Terpencil: Solusi dan Tantangan

18 Oktober 2024   07:49 Diperbarui: 18 Oktober 2024   09:37 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Devis Andrew Steven Sumarandak

Universitas Sebelas Maret

devissumarandak28@gmail.com

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan pembangunan yang merata dan berkelanjutan di Indonesia.  Namun, masih terdapat tantangan dalam   mewujudkan pemerataan pembangunan melalui pendidikan, terutama di  daerah  pedesaan  yang  memiliki  akses terbatas  terhadap  fasilitas  dan  infrastruktur  pendidikan.  Kondisi ini menyebabkan kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan semakin lebar.

Kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil merupakan masalah yang mendalam dan kompleks yang mempengaruhi kualitas hidup serta kesempatan masa depan jutaan anak di seluruh dunia. Meskipun pendidikan adalah hak dasar yang diakui secara universal dan esensial untuk pembangunan individu dan masyarakat, kenyataannya, banyak daerah terpencil masih menghadapi tantangan besar dalam mengakses pendidikan berkualitas.

Di banyak wilayah terpencil, terutama di negara berkembang, akses terhadap fasilitas pendidikan yang memadai sangat terbatas. Sekolah-sekolah sering kali tidak memiliki infrastruktur yang memadai, kekurangan guru berkualitas, serta kurangnya bahan ajar yang memadai. Selain itu, faktor geografis dan logistik seperti jarak yang jauh dan sulit dijangkau juga sering menjadi penghalang utama. Kesenjangan ini mengakibatkan ketidakmerataan kesempatan belajar antara daerah perkotaan dan pedesaan, yang berdampak pada ketimpangan sosial dan ekonomi.

Latar belakang dari kesenjangan ini berakar pada berbagai faktor historis, ekonomi, dan politik. Dalam banyak kasus, pemerintah dan lembaga pendidikan lebih fokus pada pengembangan infrastruktur dan sumber daya di daerah perkotaan, meninggalkan daerah terpencil yang seringkali kurang diperhatikan. Kurangnya investasi dalam pendidikan di daerah-daerah ini sering kali disertai dengan tantangan ekonomi yang lebih luas, seperti kemiskinan, rendahnya tingkat literasi orang dewasa, dan kurangnya akses ke teknologi. Selain itu, kebijakan pendidikan yang tidak inklusif dan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan spesifik masyarakat terpencil memperburuk kesenjangan ini. Selain itu, partisipasi   masyarakat   dalam   proses   pendidikan   juga   menjadi   penting   dalam   upaya mewujudkan  pemerataan  pembangunan  melalui  pendidikan.  Masyarakat  di  daerah  pedesaan  perlu didorong untuk lebih memahami pentingnya pendidikan dan terlibat dalam proses pembangunan. Hal ini dapat dilakukan melalui program-program partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang diadakan oleh  pemerintah  atau  lembaga  swadaya  masyarakat.Partisipasi  masyarakat  juga  dapat  membantu dalam  meningkatkan  motivasi  dan  kesadaran  masyarakat  terhadap  pentingnya  pendidikan.  Dalam konteks daerah pedesaan, partisipasi masyarakat dapat membantu mengatasi kesenjangan pendidikan antara  daerah  perkotaan  dan  pedesaan  dengan  memberikan  dukungan  dan  motivasi  kepada  siswa untuk belajar.

Artikel ini bertujuan untuk menggali dan memahami secara mendalam permasalahan kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dan dampaknya, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang jelas tentang tantangan yang dihadapi, serta mengeksplorasi solusi dan inisiatif yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ini. Melalui analisis ini, diharapkan akan ada pemahaman yang lebih baik tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan inklusif, serta mendorong upaya kolaboratif untuk memastikan bahwa semua anak, tanpa memandang lokasi geografis, memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.

METODE

            Metode  penelitian  yang  diaplikasikan  dalam  artikel  ini  menggunakan  pendekatan literatur sebagai landasan utama. Pendekatan ini dipilih untuk merangkum dan menyelaraskan temuan  dari  beragam  sumber,  termasuk  makalah  ilmiah,  jurnal,  buku,  dan  artikel  terdahulu. Dengan mendalaminya, artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif yang didukung  oleh  pemahaman  mendalam  terhadap  konsep-konsep  yang  telah  dikembangkan dalam literatur terkait.

Metode   literatur   juga   memberikan   landasan   analitis   untuk   mengevaluasi   dan menginterpretasikan  informasi  yang  dikumpulkan.  Hal  ini  menjadikan  tulisan  ini  lebih substansial dan kontekstual dalam ranah pengetahuan  yang dijelajahi. Denganmenggunakan metode  ini,  penulis  dapat  mengumpulkan  berbagai  pandangan  dan  temuan  yang  telah dihasilkan  oleh  peneliti-peneliti  sebelumnya,  membentuk  dasar  kuat  untuk  mengembangkan argumen dalam artikel.

Setelah   data   terkumpul,   analisis   data   akan   dilakukan   menggunakan   teknik   Miles   dan Huberman(1994).  Teknik  ini  merupakan  salah  satu  metode  analisis  data  kualitatif  yang  banyak digunakan dalam penelitian-penelitian ilmu sosial dan pendidikan. Proses analisis data akan dilakukan secara  bertahap dan  sistematis,  dimulai  dengan  pengumpulan  data,  reduksi data,  penyajian  data,  dan penarikan kesimpulan. Proses reduksi data dilakukan dengan mereduksi data mentah menjadi unit-unit data  yang  lebih  kecil  dan  spesifik,  kemudian  dilakukan  pengelompokan  data  ke  dalam  tema-tema tertentu. Setelah itu, data akan disajikan dengan cara yang sistematis dan terstruktur, misalnya dengan tabel  atau  diagram. Setelah  data  disajikan,  dilakukan  tahap  penarikan  kesimpulan  yang  didasarkan pada  interpretasi  data.  Dalam  teknik  Miles  dan  Huberman,  interpretasi  data  dilakukan  dengan mengkategorikan data ke dalam tema-tema tertentu, kemudian dilakukan pembuatan kesimpulan yang didasarkan pada tema-tema tersebut. Proses interpretasi data ini dilakukan dengan mempertimbangkan konteks penelitian dan teori yang relevan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Pendidikan di Indonesia yang belum merata

1. Kondisi terkini pendidikan di Indonesia

Meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan dalam sektor pendidikan, masih terdapat kesenjangan yang signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan yang mempengaruhi akses dan kualitas Pendidikan (Budiarto, 2021 : 45). Indonesia hingga saat ini masih mengalami kesenjangan dalam bidang pendidikan, hal  tersebut  ditandai  dengan  masih  sulitnya  akses  layanan  pendidikan  khususnya  di daerah-daerah  3T  (Terdepan,  Terluar  dan  Tertinggal).  Masalah  kesenjangan  tersebut dimulai  dengan  persebaran  pendidik  yang  didak  merata,  infrastruktur  yang  kurang memadai dan kurang terjaminnya kesejahteraan pendidik. Kondisi tersebut harus segera diperbaiki karena akan berpengaruh terhadap angka Human Development Index (HDI), terbukti   berdasarkan   informasi   dari   humas   development   yang   dimuat   oleh   CNN Indonesia, United Nations Development Programme (UNDP) melaporkan bahwa angka Human  Development  Index  Indonesia  menempati  urutan  ke  113.  Angka  tersebut mengalami  penurunan  dari  HDI  di  tahun  2014  yang  sebelumnya  menempati  urutan  ke 110. Banyak sekolah di daerah tersebut tidak memiliki fasilitas dasar seperti ruang kelas yang memadai, peralatan pembelajaran yang lengkap, dan sanitasi yang layak. Hal ini sejalan dengan temuan oleh [World Bank (2020)] yang menyebutkan bahwa kekurangan infrastruktur adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas pendidikan di daerah terpencil.

2. Kesenjangan perbedaan wilayah antara desa dan kota

            Ketidakmerataan pendidikan di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infrastruktur yang kurang memadai, kekurangan tenaga pengajar, dan perbedaan kebijakan pendidikan di tingkat daerah (Sutrisno, 2019 : 88).   Di   wilayah   perkotaan,   pendidikan   cenderung   lebih   mudah   diakses   dan   memiliki infrastruktur yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah pedesaan terpencil.

 Di   wilayah   perkotaan,   banyak   tersedia   sekolah   dengan   fasilitas   lengkap,   guru   yang berkualitas,  serta  akses  internet  dan  perangkat  pembelajaran  modern.  Sementara  itu,  di  wilayah pedesaan  terpencil,  banyak  sekolah  yang  belum  memiliki  infrastruktur  yang  memadai,  guru  yang berkualitas, dan kurangnya fasilitas pendukung lainnya, seperti perpustakaan, laboratorium, atau akses internet. Kondisi ini mengakibatkan siswa di wilayah pedesaan terpencil kesulitan untuk mendapatkan pendidikan  yang  berkualitas.  Banyak  siswa  yang  harus  menempuh  jarak  yangjauh  untuk  mencapai sekolah  terdekat,  atau  bahkan  tidak  memiliki  akses  sama  sekali  karena  kurangnya  transportasi  dan jalan  yang  sulit.  Hal ini  menjadi salah  satu  penyebab  terjadinya  dropout  siswa di  pedesaan  terpencil.

Oleh karena itu, pemerintah  dapat memberikan  perhatian  lebih  pada  daerah-daerah  terpencil,  dengan  memperbaiki  infrastruktur  dan sarana  pendukung  akses  pendidikan,  seperti  transportasi  dan  jalan  yang  memadai. Selain  itu,  perlu juga dilakukan program-program untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil, seperti pelatihan guru, pemenuhan fasilitas pendukung, dan pemberian beasiswa.

3. Perbedaan tenaga pengajar antara kota dan desa

            Salah  satu faktor  penting  yang  memengaruhi  kualitas pendidikan  adalah  ketersediaan  tenaga pengajar yang berkualitas. Namun, ketersediaan tenaga pengajar yang berkualitas masih menjadi salah satu  kendala  dalam  mencapai  pemerataan  pendidikan  di  Indonesia.  Beberapa  daerah  di  Indonesia masih  kesulitan  untuk  menarik  tenaga  pengajar  yang  berkualitas,  terutama  di  wilayah  pedesaan terpencil.

            Dampak  dari  kurangnya  tenaga  pengajar  yang  berkualitas  di  wilayah  pedesaan  terpencil adalah  rendahnya kualitas  pendidikan  yang  diberikan  kepada  siswa.  Kurangnya  pengalaman  dan kualifikasi  yang  dimiliki  oleh  guru  dapat  mempengaruhi  kemampuan  mereka  dalam  mengajar dan memberikan pengajaran yang memadai. Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi kualitas pendidikan di daerah tersebut.

 

Peran pendidikan dalam Mendorong Pemerataan di Daerah Terpencil

1. Penyediaan akses Pendidikan

Untuk  mengatasi  hal  ini,  pemerintah  harus  memastikan  bahwa  akses  pendidikan  terbuka untuk  semua  orang,  tanpa  terkecuali.  Peningkatan jumlah  sekolah  dan  universitas  serta  pengurangan biaya pendidikan dapat menjadi salah satu cara untuk memperluas jangkauan pendidikan. Hal ini akan membuka  peluang  bagi  masyarakat  yang  sebelumnya  sulit  mengakses  pendidikan,  seperti  anak-anak di daerah terpencil atau keluarga dengan kondisi ekonomi rendah. Akses yang lebih baik terhadap pendidikan di daerah terpencil dapat mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi, serta memberikan peluang bagi generasi muda untuk mencapai potensi mereka (Mardiana, 2019 : 102).

Selain  itu,  penyediaan  fasilitas  pendukung  yang  memadai  seperti  gedung,  laboratorium,  dan perpustakaan juga penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini juga dapat menarik minat siswa  untuk  belajar  dan  mengembangkan  potensi  diri  mereka.  Di  samping  itu,  program-program pendidikan dan pelatihan bagi guru serta pengembangan kurikulum yang tepat juga harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

            Pendidikan adalah kunci dalam menciptakan kesetaraan dan memberikan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah yang terpinggirkan (Prabowo, 2021 : 67). Peningkatan   kualitas   pendidikan   dapat   dilakukan  dengan   meningkatkan   kurikulum   dan metode  pengajaran  yang  lebih  relevan  dengan  kebutuhan  zaman.  Selain  itu,  pendidikan  juga  harus disesuaikan  dengan  kebutuhan  pasar  kerja,  sehingga  lulusan  pendidikan  dapat  langsung  terserap dalam  dunia  kerja. Pendidikan  juga  perlu  mendorong  kreativitas  dan  inovasi,  sehingga  lulusan pendidikan  dapat menjadi  motor  penggerak  pembangunan  dan  menciptakan  lapangan  kerja  baru. Peningkatan kualitas pendidikan juga dapat membantu dalam mengurangi kesenjangan sosial dan  ekonomi.  Dengan  memberikan  pendidikan  yang  berkualitas  secara  merata  kepada  semua warga masyarakat,  maka  akan  meningkatkan  kesempatan  dan  keterampilan  mereka  untuk  berpartisipasi dalam  pembangunan  nasional.  Pendidikan  juga dapat  membantu  masyarakat  dalam  memperoleh pengetahuan  dan  keterampilan  yang  dibutuhkan  untuk  memperbaiki  kualitas  hidup  mereka  dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, pelatihan dan insentif bagi tenaga pendidik di daerah terpencil juga merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Program pelatihan yang berkelanjutan dan tunjangan untuk guru yang bersedia bekerja di daerah terpencil dapat meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga pendidik. Ini sejalan dengan temuan [OECD (2019)] yang menunjukkan bahwa dukungan dan pengembangan profesional bagi guru berkontribusi pada peningkatan hasil pendidikan.

 

Tantangan Mewujudkan Pemerataan Pembangunan melalui Pendidikan

            Keterbatasan akses ke fasilitas pendidikan dan infrastruktur yang buruk menjadi salah satu tantangan utama dalam pemerataan pembangunan. Daerah terpencil dan kurang berkembang sering kali memiliki sekolah dengan fasilitas yang tidak memadai, seperti ruang kelas yang sempit, peralatan yang usang, dan kondisi sanitasi yang buruk.

Kurangnya   dana   dan   infrastruktur   pendidikan   yang   memadai   juga   berdampak   pada ketersediaan  guru  yang  berkualitas.  Kekurangan  guru  berkualitas  dapat  menjadi  penghambat  dalam penyediaan  pendidikan  yang  berkualitas,  terutama  di  daerah-daerah  terpencil  dan  miskin.  Hal  ini mengakibatkan  kurangnya  kesempatan  untuk memperoleh pendidikan  yang berkualitas  bagi siswa di daerah-daerah  tersebut. Selain  itu,  tantangan  lain  dalam  mewujudkan  pemerataan  pembangunan melalui  pendidikan  adalah  kurangnya  kesadaran  dan  partisipasi  masyarakat  dalam  mendukung pendidikan.  Keterlibatan  aktif  dari  orang  tua  dan  masyarakat  dalam  mendukung  pendidikan  dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa.

Untuk    mengatasi    tantangan    dalam    mewujudkan    pemerataan    pembangunan    melalui pendidikan,   diperlukan   upaya   bersama   dari   pemerintah   dan   masyarakat.   Pemerintah   perlu meningkatkan  alokasi  anggaran  pendidikan  dan  memperbaiki  infrastruktur  pendidikan  yang  ada. Selain  itu,  diperlukan  program  pelatihan  dan  pengembangan  untuk  meningkatkan  kualitas  guru dan tenaga  pendidik.  Masyarakat  juga  perlu  mendukung  upaya  pemerintah  dengan  terlibat  aktif  dalam mendukung pendidikan, baik melalui dukungan moral maupun material.

KESIMPULAN

Kesenjangan akses yang tidak merata terhadap pendidikan berkualitas masih menjadi masalah besar, terutama di daerah terpencil dan miskin. Keterbatasan infrastruktur, jarak yang jauh dari sekolah, dan kurangnya fasilitas pendidikan mempengaruhi kesempatan siswa untuk mendapatkan pendidikan yang setara. Investasi dalam pembangunan infrastruktur pendidikan dan penyediaan transportasi yang memadai merupakan langkah krusial untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, kualitas pendidikan seringkali bervariasi tergantung pada lokasi dan kondisi sosial ekonomi. Sekolah-sekolah di daerah miskin atau terpencil seringkali kekurangan tenaga pendidik yang berkualitas dan sumber daya yang memadai. Upaya untuk meningkatkan pelatihan bagi guru dan penyediaan sumber daya yang memadai di semua daerah sangat penting untuk memastikan kualitas pendidikan yang merata. Lalu yang tidak kalah penting juga yaitu kurangnya pendanaan dan sumber daya untuk pendidikan yang merupakan tantangan yang signifikan. Banyak daerah tidak memiliki anggaran yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang dasar. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk meningkatkan pendanaan dan efisiensi pengeluaran dalam sektor pendidikan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Rismayani,  R.,  Lestari,  E.  A.,  &  Tarigan,  N.  N.  U.  B.  (2021).  Problematika  Sarana  dan  Prasarana Pendidikan. Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam, 2 (2), 136-149.

Mongan, J. J. S. (2019). Pengaruh pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan terhadap indeks    pembangunan    manusia    di    Indonesia. Indonesian Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan Negara dan Kebijakan Publik ,4(2), 163-176.

Muvid,  M.  B.  (2022).  Konsep  Pemerataan  Pembangunan  Pendidikan  Nasional  Sebagai  Alternatif Kemajuan Pendidikan Indonesia.Widya Balina,7(2), 469-476.

Smith, J. (2019). Transformasi Pendidikan di Daerah Terpencil: Strategi untuk Meningkatkan Akses dan Kualitas. Penerbit Pendidikan Maju.

Benediktus, V, dkk. 2017. Kesenjangan Pendidikan Desa Dan Kota.Jurnal. Universitas Padjajaran. Dapat diakses dari:http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Abstrak Pengembangan-Ekonomi-Lokal-_1.pdf.

Ginting, R. R., Ginting, E. V., Hasibuan, R. J., & Perangin-angin, L. M. (2022). Analisis Faktor Tidak Meratanya Pendidikan Di Sdn0704 Sungai Korang. Jurnal Pendidikan Indonesia,3(04), 407-416.

Prabowo, H. (2021). Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpencil. Bandung: Penerbit Cipta Mandiri.

Mardiana, S. (2019). Kesetaraan Pendidikan di Daerah Terpencil: Tantangan dan Solusi. Yogyakarta: Penerbit Lintas Kata.

Amos, N, dan Grace, N. 2017. Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: PT. Kharisma  Purta  Utama.

Bagus Whisnu. 2017. Program BUMN Hadir Negeri Perbaiki Sarana Pendidikan. Dapat diakses dari:    https://www.beritasatu.com/bisnis/465124-programbumn-hadir-untuk-negeri-perbaiki-sarana-pendidikan.html.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun