Mohon tunggu...
Devi Riani Atika Sari
Devi Riani Atika Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Studying Communication Science at Atma Jaya Yogyakarta University.

I'd like to learn something new and develop my skills. Kompasiana became one of the platforms to develop my writing skills. Enjoy!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makan Makanan Lengket Sebelum Ujian? Dijamin Sukses Ujiannya!

10 November 2020   17:00 Diperbarui: 10 November 2020   17:22 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ddokguk (Sup Kue Nasi Korea via hwagaejangtuh.com)

Yeot (Permen Lengket Korea) oleh Ityoppyawit
Yeot (Permen Lengket Korea) oleh Ityoppyawit
Masuk perguruan tinggi adalah segalanya bagi orang Korea Selatan. Hal ini dikarenakan jejak perguruan tinggi seseorang bisa memengaruhi pekerjaan, penghasilan, masa depan, hingga hubungan dengan orang lain. Untuk masuk perguruan tinggi, siswa Korea Selatan harus melalui ‘Suneung’ alias ujian masuk universitas. 

Terdapat satu budaya unik yang dilakukan siswa Korea Selatan ketika mereka hendak menempuh ujian, yakni makan makanan yang lengket supaya keberuntungan terus melekat. Makanan yang dimaksud, seperti Ddokguk (sup kue nasi) atau makanan keras dan gula-gula lengket Korea yang terbuat dari beras ketan.

“Identitas budaya dapat diartikan sebagai keanggotaan dalam kelompok, di mana semua orang memiliki makna simbolis yang sama (Klyukanow dalam Samovar, 2017, h. 244).”

Mengacu pada pengertian di atas, maka budaya memakan makanan lengket yang populer di kalangan siswa Korea Selatan ketika sedang mempersiapkan ujian ini, termasuk ke dalam identitas budaya. Siswa Korea Selatan memiliki makna simbolis yang sama terhadap makanan lengket. Memakan makanan lengket ketika hendak ujian dianggap mampu membantu para siswa mengingat jawaban yang benar. Sebaliknya, sebelum ujian, para siswa tidak diperbolehkan memakan makanan yang licin, terutama Miyeokguk (sup rumput laut sup yang biasanya dimakan pada hari ulang tahun). Makanan licin diyakini menyebabkan pengetahuan dan ilmu yang dipelajari dapat menyelinap keluar dari kepala.

“Identitas budaya diperoleh dari interaksi dengan anggota dari kelompok, salah satu nya keluarga (Samovar, 2017, h. 263).”

Budaya memakan makanan lengket sebelum ujian diperkenalkan oleh keluarga. Orang tua di Korea Selatan sangat peduli dengan pendidikan anaknya. Tak jarang, ada orang tua yang rela menemani anaknya belajar hingga malam, ketika mendekati hari ujian. Selain cara-cara tersebut, orang tua mendukung anaknya dengan menyiapkan makanan lengket, seperti Ddokguk (sup kue nasi) atau Yeot (gula-gula lengket) sebelum ujian. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa kesamaan simbol terhadap makanan lengket sebagai makanan yang membantu para siswa mengingat jawaban saat ujian, diperoleh dari interaksi dengan keluarga.

#kabuajy09

DAFTAR PUSTAKA

Samovar, L. A., Porter, R. E., McDaniel, E. R., & Roy, C. S. (2017). Communication between cultures (9th edition). Boston: Cengage Learning.

                                                                                                                          

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun