Mohon tunggu...
Devina Karsten S
Devina Karsten S Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2019

Just keep typing...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perayaan Aneh di Korea Selatan?

7 November 2020   22:13 Diperbarui: 7 November 2020   22:19 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Hipwee, 2017

Apa yang muncul di benakmu ketika kamu mendengar “budaya yang unik”? Setiap negara memiliki budayanya masing-masing sebagai identitas nasionalnya. Namun tidak sedikit pula  negara-negara yang memiliki budaya unik dan jarang diketahui banyak orang bahkan bisa saja keunikan inilah yang bisa menjadi ciri khas negara tersebut. Budaya yang unik ini juga bisa menjadi daya tarik bagi kita untuk mengenali dan mengetahui lebih dalam lagi tentang negara tersebut.

Seperti di Korea Selatan, di sana terdapat banyak sekali budaya yang unik dan jarang diketahui oleh orang banyak, terutama orang Indonesia. Mulai dari tradisinya, kepercayaan atau agamanya, tata cara berkomunikasi, bahkan sampai budaya kuliner yang unik dan menarik. Apalagi sekarang Korea Selatan menjadi salah satu sorotan dunia karena dinilai memiliki budaya yang berbeda dan menarik dibanding negara lain dan dunia K-Pop yang sudah mengglobal. 

Salah satu tradisi yang unik dan jarang diketahui oleh orang Indonesia adalah perayaan ‘Black Day’ (블랙데이) atau bisa disebut sebagai perayaan Valentine’s Day untuk para kaum single atau orang yang tidak memiliki pasangan. Terdengar unik bukan? Karena biasanya Valentine’s Day identik dengan sepasang kekasih yang merayakannya, namun ternyata ada pula “penghargaan” bagi kaum single di Korea Selatan yang memiliki konsep mirip dengan Valentine’s Day yaitu ‘Black Day’.

Lalu bagaimana ‘Black Day’ itu berjalan dan apa saja yang mereka lakukan? Menurut Batubara (2020) mengatakan bahwa ‘Black Day’ dirayakan setiap tanggal 14 April atau dengan kata lain dirayakan dua bulan setelah Valentine’s Day. Dan untuk mereka yang tidak atau belum memiliki pasangan dan tidak mendapatkan hadiah saat Valentine’s Day, akan merayakan “ketidakberuntungan” dalam asmara dengan pesta dan makan bersama. 

Saat merayakan ‘Black Day’, mereka akan mengenakan outfit serba hitam lalu berkumpul di kedai atau restoran dan menyantap makanan yang berwarna hitam pula, seperti jjajangmyeon (mi pasta kedelai hitam) dengan rasa yang sedikit pahit sembari menceritakan kehidupan percintaan mereka. Selain jjajangmyeon, kopi hitam yang pahit tanpa cream atau gula, juga akan laris manis saat perayaan ‘Black Day’. Setelah mendengar budaya yang unik ini, apakah kamu tertarik untuk merayakan “hari single-mu” di Korea Selatan?

Meskipun tidak diketahui sejarah pastinya dan dianggap sebagai perayaan biasa, ternyata makna dari ‘Black Day’ ini sangat dalam. Menurut Arintya (2017) mengatakan bahwa ketika merayakan ‘Black Day’, kita akan berkumpul dengan sesama orang yang belum memiliki pasangan dan menikmati kebersamaan tersebut sebagai makna dari ‘Black Day’ ini. Bahkan, salah satu girl group asal Korea Selatan, Pascol, merilis lagu dengan judul “Merry Black Day” pada tahun 2014 untuk dipersembahkan kepada orang-orang yang sedang merayakannya.

Identitas budaya bagi sebuah negara merupakan konsep yang penting dan mencerminkan negara tersebut di mata dunia melalui budayanya. Seperti apa identitas budaya dari negara kita, itulah yang akan dunia lihat. Berbicara mengenai budaya, budaya merupakan sesuatu yang abstrak, kompleks dan terkonsep dari sturktur sosial, maka identitas tidak bisa didefinisikan secara konkrit dan jelas. Samovar (2017, h. 245) mengatakan bahwa identitas bukanlah entitas tunggal namun merupakan sebuah kombinasi dari beberapa identitas terintegrasi yang beroperasi dalam kombinasi berdasarkan konteks sosial. Konsep dari identitas ini mengacu pada pengertian dan citra yang dimiliki oleh seseorang, tentang siapa dirinya, bagaimana dirinya, dan lainnya. 

Identitas menjadi konsep yang penting dalam berinteraksi dan berkomunikasi sehari-hari, terutama dalam konteks komunikasi antar budaya. Budaya perayaan ‘Black Day’ yang berasal dari Korea Selatan ini menjadi sebuah “media” komunikasi untuk Korea Selatan kepada dunia mengenai identitas budayanya yang unik. Tilaar, mengatakan bahwa identitas berarti individu yang realistis dan hidup bersama dengan individu lainnya. Dimana berarti masyarakat Korea Selatan hidup bersama, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan identitas masing-masing yang mereka miliki, termasuk identitas budaya mereka, dan dalam kasus kali ini adalah budaya perayaan ‘Black Day’.

Pembangunan identitas budaya yang dilakukan oleh Korea Selatan ini bertujuan untuk memperkenalkan sisi Korea Selatan mengenai budayanya kepada dunia. Seperti contoh kali ini, ketika setiap tanggal 14 April, masyarakat Korea Selatan merayakan ‘Black Day’, maka banyak yang mengenal bahwa, Korea Selatan identik dengan budaya tersebut. Menurut salah satu tokoh, Giddens, mengklaim bahwa globalisasi mendukung adanya keragaman budaya dan memunculkan “kebangkitan kembali identitas budaya lokal di berbagai belahan dunia” dan dengan adanya kemajuan teknologi yang memungkinkan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda untuk bisa berinteraksi dengan cepat dan mudah satu dengan yang lain, serta membuat batas geografi tampak seperti tidak terlihat lagi. Kita bisa mengenal budaya unik dari Korea Selatan dengan cara memanfaatkan teknologi—media massa maupun media sosial, yang ada dan langsung mengenali budaya unik dari Korea Selatan.

 

Daftar pustaka :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun