Mohon tunggu...
Devina Anya Susatyo
Devina Anya Susatyo Mohon Tunggu... Mahasiswa aktif Universitas Airlangga

Saya Devina Mahasiswa aktif Universitas Airlangga Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Karena Baju Vintage Tak Sekadar Baju Bekas"

11 Mei 2023   13:17 Diperbarui: 11 Mei 2023   13:22 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pakaian vintage menjadi tren yang semakin populer di kalangan fashionista akhir-akhir ini. Terinspirasi oleh fashion era sebelumnya, gaya ini menawarkan kesempatan kepada pecinta fashion untuk menciptakan gaya yang unik dan kreatif. Semakin banyak orang memilih pakaian vintage karena alasan lingkungan dan gaya yang unik. Di era fast fashion, mengenakan pakaian vintage dapat mengurangi limbah tekstil dan menghadirkan gaya yang lebih individual. Artikel fesyen dan majalah fesyen membicarakan tren pakaian vintage, termasuk di kalangan anak muda. Berbagai cara memadukan pakaian vintage dengan pakaian modern telah dieksplorasi untuk menciptakan gaya yang unik dan kreatif. Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai tren pakaian vintage, termasuk sejarah dan perkembangannya, mengapa semakin banyak orang yang memilihnya, serta pro dan kontranya.

Sejarah dan perkembangan pakaian vintage Indonesia tidak lepas dari peran pentingnya dalam sejarah mode Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, fashion Eropa menjadi sangat populer di kalangan elit Indonesia dan menciptakan gaya fashion yang unik di Indonesia.Pada 1950-an pengaruh mode Amerika dan Eropa meningkat, membuat pakaian vintage semakin populer. Pakaian vintage pada masa itu kebanyakan memiliki bahan berkualitas tinggi dan desain yang elegan dan klasik. Namun pada tahun 1990-an, trend fashion di Indonesia mulai berubah dengan semakin dikenalnya fashion Jepang dan Korea. Fashion Indonesia saat itu termasuk gaya modern dan futuristik, sehingga pakaian vintage tidak lagi menjadi trend fashion utama. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pakaian vintage kembali menjadi tren populer di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh tumbuhnya kesadaran akan pentingnya lingkungan dan keunikan gaya pribadi. Banyak anak muda yang mulai memilih pakaian vintage sebagai alternatif pakaian fast fashion yang berdampak buruk bagi lingkungan.

 Di Indonesia, pakaian vintage yang populer biasanya adalah pakaian dengan unsur etnik dan tradisional, seperti kebaya, batik, dan songket. Busana ini sering dipadukan dengan aksesoris modern untuk menciptakan tampilan yang unik dan kreatif. Banyak toko pakaian vintage bermunculan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun hal ini memiliki pro dan kontra, seperti yang dikatakan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melarang penjualan pakaian bekas impor. Salah satunya terkait dengan serangan jamur pada pakaian bekas impor, sehingga diperlukan tindakan untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia. Selain itu, upaya perlindungan tersebut juga terkait dengan perlindungan terhadap industri tekstil dan produk tekstil dalam negeri. Pakaian bekas merupakan komoditas yang dilarang impornya melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Ekspor Barang Larangan dan Barang Larangan.

 Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mengusulkan pelarangan tabungan karena dianggap merugikan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal. Tetapi baju vintage sendiri memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan baju baju seperti:

1.Lingkungan yang bersahabat:
Pakaian vintage merupakan alternatif ekologis dari pakaian fast fashion, yang seringkali berdampak negatif terhadap lingkungan. Menggunakan pakaian vintage membantu mengurangi jumlah limbah tekstil dan mendorong praktik mode yang lebih berkelanjutan.
2.Kualitas:
Pakaian vintage biasanya terbuat dari bahan berkualitas baik dan telah teruji oleh waktu. Pakaian vintage bertahan lebih lama dan kualitasnya lebih tinggi daripada barang produksi massal.
3.Unik dan kreatif:
Pakaian vintage menawarkan gaya yang unik dan kreatif karena seringkali memiliki desain yang berbeda dari pakaian modern. Busana vintage juga bisa dijadikan aksesori atau bahan yang disulap menjadi garmen baru.
   
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tren pakaian vintage kembali populer di kalangan anak muda karena beberapa alasan. Pertama, tumbuhnya kesadaran akan pentingnya lingkungan dan keunikan gaya pribadi, menjadikan pakaian vintage sebagai pilihan yang ekologis dan unik. Kedua, pakaian vintage memiliki nilai historis dan sentimental tinggi yang menarik bagi para fashionista. Dengan semakin banyaknya toko pakaian vintage di Indonesia serta toko online yang menawarkan pakaian vintage dengan harga dan kualitas yang terjangkau membuat trend pakaian vintage semakin berkembang dan menjadi pilihan menarik bagi pecinta fashion di Indonesia.  

Tanggapan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan
https://langit7.id/read/30366/1/prokontra-penjualan-pakaian-bekas-impor-bisnis-thrifting-terancam-1678161783

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun