Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Malaysia Masters 2018, Uji Mental "Second Lead" Ganda Putra Selamatkan Wajah Indonesia

21 Januari 2018   19:09 Diperbarui: 21 Januari 2018   19:19 2712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertandingan final bulutangkis ajang Malaysia Master 2018 yang dihelat MInggu, 21 Januari 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia berlangsung ketat. Laga demi laga dilewati para pemain dengan perjuangan yang keras. Ajang Malaysia Master ini memang berstatus level 4 BWF (Badminton World Federation), atau setara dengan level Super Series. 

Berbeda dengan ajang sebelumnya, Thailand Master yang diselenggarakan 4-12 Januari 2018, pekan lalu. Thailand Master tak diikuti pemain bulutangkis unggulan atas dunia.  Namun di Malaysia Master kali ini nampaknya hampir setiap negara bulutangkis turun gunung mengerahkan pemain-pemain terbaiknya.

Dari hasil pertandingan tersebut, Indonesia benar-benar berhasil "mencuri" gelar juara ganda putra yang nyaris saja hampir disegel tuan rumah Malaysia. Bagaimana tidak? Fajar Alifan/Muhammad Rian Ardianto mempencundangi mantan peringkat satu dunia, Goh V Sem/Tan Wee KIong dengan rubber game 14-21, 24-22 dan 21-15. Sempat diragukan, kehilangan game pertama dan nyaris saja kalah dua set langsung mereka membuktikan diri. Bagaimana awal mula ceritanya?

Perjuangan Menuju Final

Sebelumnya, di babak penyisihan pertama, Fajar/Rian berhadapan dengan pasagan Denmark Antonses/Nohr. Lalu, di babak penyisihan kedua, Fajar/Rian mampu mengalahkan unggulan ketiga asal negeri matahari terbit, Kamura/Sonoda. 

Netizen BL (Badminton Lovers) Indonesia menyebut dengan panggilan "KamSon" (ada-ada saja, hehe). Fajar/Rian membuat kejutan dengan mampu mengimbangi tipikal bermain mereka yang sangat cepat. Fajar/Rian menang dua game dengan skor kembar 21-17. Sebelumnya, mereka sempat diragukan akan memenangi laga ini.

Kemudian di perempat final pasangan ganda putra Indonesia ini  menghadapi rival yang mengalahkan mereka di semifinal Sea Games 2017 asal Thailand yakni Kittinupong/Dechapol dengan dua game langsung 21-18 dan 21-13. Balas dendam pun terlunasi sudah terhadap pasangan Thailand yang memulangkan mereka dengan medali perunggu.

Kemudian di semi final, perjuangan Fajri atau Fajar/Rian patut diacungi jempol. Berhadapan dengan Mads Kolding/Mads Pedersen, unggulan kelima asal Denmark, mereka lebih dulu tertinggal di game pertama dengan dengan skor 15-21. Muhammad Rian Ardianto sering melakukan error yang dimanfaaatkan oleh pasangan Denmark untuk menambah poin. Namun di game kedua dan ketiga mereka mampu membalikkan keadaan dengan skor 21-16 dan 21-17 yang menjadi penutup manis mengantarkan ke final

Duel Laga dengan Prestisius Tinggi

Dan akhirnya, di final terjadi dualisme laga dengan prestisius tinggi. Melawan tuan ruman negeri jiran, adalah gengsi yang tak akan pernah berakhir bagi Indonesia. Selain itu, kedua negara ngotot mencuri gelar karena hanya sama-sama menempatkan satu wakil di final melalui sektor ganda putra ini. Sama-sama menyandang status non unggulan, kedua pasangan melenggang kefinal dengan penuh perjuangan.

Di game pertama, Fajar/Rian Nampak sedang mempelajari tipikal bermain lawan yang pernah menyandang status peringakat pertama dunia, yakni Goh V Sem/Tan Wee Kiong. Fajar/Rian menyerah 14-21 dengan situasi yang sama saat di semi final, sering error terutama dilakukan oleh Rian.

Di game  kedua, interval pertama pun sudah tertinggal. Kondisi masih sama, Fajar/Rian bahka saling melakukan kesalahan. Melanjutkan ke interval, nampak sudah tak ada harapan bagi mereka untuk memenangi laga karena tertinggal 13-18. Namun, tidak. Perjuangan tidak sampai disitu. Uji mental pertama mereka adalah mampu bermain konsisten dan konsentrasi hingga meraih 5 angka beruntun dan menyamakan kedudukan. 18-18. Namun sayang, sudah berada di ujung game, Goh/Tan menyamakan kedudukan kembali menjadi 20-20.

Uji mental kedua bagi Fajar/Rian adalah melakoni 4x deuce dengan 2x meraih match point terlebih dahulu. Di skor 22-22, pengamatan cermat Rian akhirnya kembali meraih match poit ditutup oleh kesalahan dari pasangan Malaysia. Asa masih berlanjut. Mereka tetap fokus meskipun terdengar gemuruh teriakan dukungan suporter lawan.

Dan akhirnya di game ketiga, pasangan Indonesia makin menunjukkan klimaksnya. Menjaga selisih poin 5-7 angka, sejak game ketiga dimulai, skor 21-15 resmi mengantarkan Fajar/Rian meraih gelar tertinggi sepanjang sejarah karir mereka. Ini adalah gelar pertama di tahun 2018 yang hampir setara "super series". Raut bahagia tak terbendung dan langsung memeluk sang pelatih naga api, Herry IP. Fajar/Rian benar-benar membalikkan keadaan atas pasangan peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 tersebut. Mereka menyelamatkan Indonesia, khususnya di negeri jiran.

Fajar/Rian Kukuhkan Status Second Lead Ganda Putra

Dengan lolosnya Fajar/Rian di turnamen yang setara dengan Super Series ini, mengantarkan mereka keperingkat 11 BWF Double Men Players. Sebelumnya, mereka mnghuni peringkat 16 dunia. Kini, Fajar/Rian menjadi pelapis ganda putra Indonesia utama, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang sedang menghuni peringkat satu dunia.

Meskipun mereka tidak dibawa ke ajang berikutnya, Kejuaraan Asia Beregu 2018 mendatang, setidaknya ini menjadi pembuktian bahwa mereka juga mampu membawa nama Indonesia di kancah dunia. Ganda putra Indonesia kembali meraih gelar, mengobati pahit di ajang Thailand Master  2018 pekan lalu. Wakil Indonesia di final ganda putra, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf yang harus puas di runner up setelah kalah dari tuan rumah, Thailand.

Kegagalan Wakil Lainnya dan Permain Impresif Ganda Campuran Baru yang Harus Terhenti

Indonesia sebenarnya berpeluang mengirim wakil di sektor tunggal putra dan ganda campuran. Namun sayang, ketiganya harus terhenti di babak perempat final dan semifinal. Tunggal putra menempatkan Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie, sedangkan ganda campuran menempatkan Hafiz Faizal/Gloria Emmanuelle Widjaja.

Ginting dan Jojo harus terhenti langkahnya oleh musuh mereka yang sama-sama dari Denmark. Anthony kalah dua set langsung dari Hans Kristian Vittinghus dengan skor 19-21 dan 16-21. Sedangkan Jonathan, harus mengakui kedudukan Viktor Axelsen yang berstatus rangking satu dunia namun dengan perlawanan sengit. Skor rubber game 15-21, 21-19 dan 12-21 memupus sirna harapan Jojo.

Sedangkan Hafiz/Gloria, Pasangan ganda campuran yang baru saja dipertemukan tahun lalu ini sedikit memukau di ajang Malaysia Master 2018 .

Sempat diragukan, Hafiz/Gloria menghentikan 2 unggulan di atas mereka. Pertama, di babak penyisihan kedua, Hafiz/Gloria mengalahkan unggulan ketujuh, Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah dari Hongkong dengan skor 21-17 dan 21-10. Lalu, di perempat final mereka membantai pasangan asal Korea Selatan, Seo Sung Jae/Kim Ha Na dengan skor 18-21, 21-15 dan 21-18. Permainan impressif mereka harus terhenti dengan pasangan yang tenagah on fire dari Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Skor 13-21 dan 16-21 menutup laga dan mengharuskan Indonesia untuk mengirim satu wakil saja.

Hafiz/Gloria mampu melangkah paling jauh diantara 2 ganda lainnya. Ricky Karanda/Debby SUsanto harus kalah di laga perdana mereka sejak dipasangkan. Sedangkan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviani kalah di laga kedua mereka. Indonesia tengah berjuang keras mencari second lead untuk ganda campuran mengingat usia Tantowi Ahmad/Liliana Natsir yang sudah tak muda lagi.

Andil Rata Semua Negara

Final Malaysia Master 2018 akan diselenggarakan Minggu, 21 Januari 2015 di Axiata Arena, Kuala Lumpur ini nampaknya memberikan andil bagi negara-negara bulutangkis. Tiongkok tak lagi "terlalu mendominasi" di ajang ini. Tiongkok hanya menempatkan 2 wakil bersama dengan Denmark.  Kemudian Indonesia, Jepang, Malaysia, Thailand, Taiwan dan Hongkong masing-masing mengirimkan satu wakilnya. Hanya Korea Selatan yang tak berpartisipasi di final Malaysia Master 2018 setelah Lee So Hee/Shin Seung Chan terhenti di babak semifinal.

Dan hasilnya, pembukaan pahit bagi Tiongkok yang tak bisa meraih satu gelar di Malaysia Master kali ini. begitupun tuan rumah, Malaysia. Denmark justru menjadi juara umum setelah ganda putri mereka, Juhl/Pedersen dan tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen mempersembahkan gelar. Berikut hasil pertandingan final Malaysia Master 2018.

  • Ganda Campuran: Tang Chung Man/Tse Ying Suet (Hongkong)
  • Ganda Putri: Kamila Pieter Juhl/Christina Pedersen (Denmark)
  • Tunggal Putri: Ratchanok Inthanon (Thailand)
  • Tunggal Putra: Viktor Axelsen (Denmark)
  • Ganda Putra: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia)

Ajang selanjutnya adalah kesempatan bagi tanah air untuk menjadi tuan rumah, yakni Indonesia Master 2018. Ajang ini dihelat pada 23-28 Januari 2018 di Istora Senayan, Jakarta. Menurut informasi, ganda putra andalan Indonesia, Marcus/Kevin akan turun gunung. Bagi kompasianer, mari kita dukung penampilan para atlet kita. Semoga mampu konsisten meraih gelar secara bergantian.

Silahka koreksi bila ada kesalahan pencatatan. Salam hangat, sekedar berbagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun