Mohon tunggu...
Devika Tri Ananda
Devika Tri Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Saya mahasiswi sastra Indonesia yang gemar membaca novel dan berhalusinasi terutama dengan karakter cowo fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompleksitas Ideologi Pancasila di Era Millenial

14 Desember 2022   13:29 Diperbarui: 14 Desember 2022   16:25 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: https://pixabay.com/

Pengesahan Pancasila setelah pengumuman proklamasi tepatnya pada 18 Agustus 1945 menandakan kelahiran ideologi negara yang sah diatas hukum. Kelahiran Pancasila yang masuk ke dalam isi Undang- Undang Dasar 1945 turut menekankan kepentingan Pancasila bagi seluruh lapisan masyarakat. Idelogi pencasila terus digunakan sebagai ideologi sah dan tidak dapat diganggu gugat. Seiring berjalannya waktu muncul kompleksitas ideologi Pancasila di era Milenial.

Secara pengertian kompleksitas adalah keruwetan yang berpengaruh terhadap pola hubungan, pada persoalan ini kompleksitas memang erat kaitannya dengan persoalan ideologi dan millennial. Perkembangan zaman terus menggeser pemahaman dan nilai- nilai Pancasila bagi generasi ini, untuk itu sangat perlu perhatian khusus demi menumbuhkan kembali rasa kepemilikan terhadap ideologi Pancasila di kalangan generasi millenial.

Kelahiran Pancasila adalah proses yang panjang dan telah berlalu dalam beberapa periode, Pancasila berasal dari Bahasa sanksekerta yang bermakna dasar lima atau lima dasar. Pancasila hadir sebagai ide dan konsep pemikiran manusia yang diakui oleh seluruh rakyat Indonesia. Idelogi Pancasila adalah satu- satunya dasar negara yang sah dan tidak dapat dirubah, meskipun kini banyak yang kurang sadar akan pentingnya nilai- nilai Pancasila bukan hanya sebagai idelogi namun juga sebagai konsep perilaku sehari- hari.

Setelah Soekarno dan Hatta mengumumkan proklamasi, keesokan harinya PPKI turut mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara, pada masa orde lama banyak terjadi penyelewengan pada nilai- nilai Pancasila, hal itu juga selaras dengan banyaknya pemberontakan dan konflik dalam negeri sehingga proses pengaplikasian Pancasila kurang mendapat perhatian.

Setelah orde lama bergeser lahirlah orde baru yang dipimpin oleh Soeharto, usaha untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalam Pancasila dianggap hanya sebagai formalitas saja, karena banyaknya penyelewangan dan pelanggaran yang justru tidak sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Lamanya Soeharto memimpin semakin membuat tenggelamnya Pancasila sebagai idelogi yang sah.

Setelah Soeharto dan orde barunya lengser, reformasi hadir dan berusaha memperbaiki beragam kebijakan yang sebelumnya dibuat dan bertentangan dengan idelologi Pancasila. Usaha menanamkan ideologi Pancasila secara benar terus dilakukan hingga saat ini. Pemerintah bahkan memasukkan pendidikan Pancasila dalam kurikulum wajib yang harus diberikan kepada siswa dan mahasiswa dari tingkat paling bawah. Usaha yang dilakukan pemerintah bukan tanpa hambatan, berbagai bentuk penyelewengan dan usaha untuk mengganti ideologi masih sering terjadi.

Beberapa pihak menganggap Pancasila tidak lagi relevan, beberapa menyebutnya hanya sebagai formalitas saja tanpa bentuk perilaku yang sesuai, sebetulnya Pancasila sudah sangat sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia jika saja setiap falsafahnya diamalkan dengan sebaik- baiknya.

Saat ini ideologi Pancasila sedang mengalami kompleksitas dengan generasi millennial. Banyaknya pengaruh dari dunia luar membuat tidak sedikit para generasi millennial ini kehilangan jati diri dan ideologinya sendiri, jika tidak segera diperbaiki, hal ini akan sangat berdampak terhadap kondisi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Jika ideologi Pancasila tidak lagi diamalkan saat ini suatu saat nanti bangsa kita akan kehilangan jati diri sehingga tidak dapat berpegang teguh terhadap warisan leluhur yang sebelumnya telah dibuat dengan darah dan air mata.

Era millennial sebetulnya adalah anugerah, teknologi berkembang pesat, berbagai kemajuan dicapai oleh manusia, banyak terjadi penemuan baru, namun sebagai bangsa timur yang memiliki kekhasan dan terkenal dengan bangsa yang memegang teguh nilai -- nilai dan falsafah yang baik bukan tidak mungkin kita semua malah memberikan dampak buruk.

Setiap sila yang telah disusun oleh pendahulu kita telah dibuat dengan sebaik- baiknya, dan tak lupa disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa, mengakui setiap tuhan yang diyakini oleh masyarakat dari enam agama yang sah, namun saat ini mudahnya akses informasi dengan dunia luar justru memunculkan kompleksitas mengenai ketuhanan, salah satunya adalah perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran tuhan yang diyakini bahkan tidak menjalankan perintah agamanya dengan baik. Jika nilai Pancasila pada sila pertama tidak ditekankan maknanya generasi milenial sangat mungkin dengan mudah terpengaruh dan kehilangan jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun