Bayangkan kamu jalan-jalan santai, tiba-tiba... hap! semua udara lenyap. Gimana rasanya? Nah, itulah kondisi luar angkasa: tempat luas tak bertepi, penuh misteri, dan, percaya atau tidak, hampa udara. Tapi kok bisa ya? Siapa yang nyedot udaranya? Apakah alien suka vakum-vakum rumah? Mari kita kupas secara ilmiah, logis, dan tentu saja, sedikit nyeleneh. Pertama-tama, mari kita luruskan dulu satu hal: luar angkasa itu bukan ruang tamu kosong yang siap diisi perabot. Ini adalah hamparan maha luas di mana bahkan udara pun malas mampir.
Kenapa bisa begitu?
Menurut data NASA yang dikutip pada Juli 2025, rata-rata kepadatan partikel di luar angkasa hanyalah sekitar 5,9 proton per meter kubik. Artinya? Ya, kamu bisa mengacungkan jari ke depan dan tidak menyentuh apa-apa sampai 15 tahun cahaya kemudian. Bahkan, lebih kosong dari hati mantan yang tidak balas chat. Jackie Faherty, ilmuwan senior di American Museum of Natural History, menjelaskan bahwa ruang angkasa disebut "hampa" bukan karena ia menyedot apapun, tetapi karena memang hampir tidak ada apapun di sana. Tidak ada udara, tidak ada angin, tidak ada sinyal Wi-Fi, dan yang pasti: tidak ada Indomie.
Lalu, siapa biang keladinya? Jawabannya: gravitasi.
Cameron Hummels, seorang astrofisikawan dari Caltech, menyebut bahwa gravitasi bertindak seperti influencer selebgram alam semesta. Ia suka mengumpulkan "follower" berupa materi dan partikel yang tersebar setelah Big Bang---ledakan maha dahsyat sekitar 13,8 miliar tahun lalu yang membuat semua ini dimulai. Dulu, segala materi tersebar seperti bubuk kopi dalam air panas. Tapi seiring waktu, gravitasi mulai membentuk geng: planet, bintang, galaksi, bahkan lubang hitam.
Jadi, karena gravitasi suka mengumpulkan benda-benda ini jadi satu tempat, ruang di antara mereka menjadi... kosong. Hampa. Sepi. Lebih sepi dari warung kopi saat malam Minggu hujan deras.
Tapi tunggu, emangnya sejak kapan alam semesta ini suka menganggur begitu?
Menurut laporan dari European Space Agency (ESA), kekosongan antargalaksi itu tidak langsung ada sejak awal. Setelah Big Bang, semua partikel tersebar cukup merata. Tapi gravitasi, si tukang kumpul-kumpulin massa itu, mulai memainkan peran dominan. Ia menarik partikel seperti magnet menarik paku, dan lama-lama terciptalah sistem bintang, tata surya, dan galaksi.
Dan dari semua tarikan gravitasi itu, jadilah tempat kosong yang dikenal sebagai "void" atau kekosongan kosmik. Seperti kos-kosan tanpa penyewa, luas, gelap, dan kadang ada suara-suara aneh (tapi itu biasanya karena astrofisika, bukan hantu).
Berarti, kosong banget dong?
Tidak sepenuhnya. Faherty mengingatkan bahwa meskipun kita menyebutnya hampa, sebenarnya masih ada sedikit partikel di luar sana---seperti elektron nyasar, foton galau, atau debu kosmik yang belum punya tujuan hidup. Tapi jumlahnya sangat kecil, bahkan lebih kecil dari harga diskon palsu di e-commerce.
Menurut pengamatan teleskop ruang angkasa James Webb, di ruang antargalaksi rata-rata hanya ada kurang dari satu atom per meter kubik. Bandingkan dengan udara yang kita hirup di Bumi, yang isinya 25.000.000.000.000.000.000.000 molekul per meter kubik. Jauh, bukan?
Terus, kenapa penting kita tahu ini? Kan kita nggak tinggal di luar angkasa?
Pertanyaan bagus, Sobat Kosmik! Pengetahuan ini penting untuk banyak hal:
Pertama, agar kita lebih menghargai udara di Bumi.
Kedua, agar kita ngerti kenapa astronot harus pakai baju mahal banget (bukan karena gaya, tapi biar nggak meledak).
Ketiga, supaya kamu nggak asal nge-vakum kamar dan bilang, "kayak ruang angkasa!"
Lagi pula, ruang hampa ini membantu ilmuwan mempelajari asal-usul alam semesta, merancang teknologi antariksa, dan mencari tahu apakah kita sendirian di alam semesta. Soalnya kalau benar-benar kosong, ya susah cari tetangga.
Lantas, apa kita bisa bikin ruang hampa di Bumi?
Bisa, tapi susah. Laboratorium seperti Large Hadron Collider milik CERN atau fasilitas uji di NASA punya ruangan vakum parsial, yang tekanannya bisa seribu kali lebih rendah dari tekanan udara Bumi. Tapi tetap, tidak se-hampa ruang angkasa. Bahkan ruang paling kosong yang bisa manusia buat pun masih kalah jauh dibanding kehampaan di antara dua galaksi.
Bonus Fakta Menarik:
Astronot di luar angkasa tidak bisa bersendawa karena tidak ada udara di perut yang bisa naik.
Jika tubuh manusia terpapar langsung ruang hampa tanpa pelindung, kamu tidak langsung meledak seperti di film. Tapi cairan di tubuh akan menguap, suhu tubuh menurun drastis, dan oksigen dalam darah habis dalam hitungan detik.
Suara tidak bisa merambat di ruang angkasa. Jadi kalau kamu teriak "Tolong!" di sana, ya... cuma kamu yang dengar.
Jadi, mengapa luar angkasa hampa udara? Karena gravitasi sibuk main tarik-tarikan, sementara materi nggak cukup banyak untuk mengisi seluruh semesta. Akhirnya, sebagian besar dari alam semesta adalah ruang kosong. Tapi justru dari kehampaan itulah, keindahan bintang, galaksi, dan semua drama kosmik bisa terjadi.
Maka kalau kamu lagi merasa kosong, ingat: bahkan alam semesta pun mayoritasnya kosong. Tapi lihatlah, tetap bisa ciptakan keajaiban.
Jangan lupa follow untuk update info selanjutnya
Disadur oleh dseptana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI