Jangan lupa juga, pengaruh budaya berperan. Di Indonesia yang kental dengan nilai kekeluargaan, ekspektasi terhadap anak sulung sering kali tidak realistis. Mereka diharapkan jadi "anak pintar, mandiri, pengertian," padahal mereka juga masih balita yang belum bisa membuka bungkus permen sendiri.
Oleh karena itu, para pakar menyarankan agar orang tua tidak terlalu fokus pada peran "kakak" yang harus dewasa. Biarkan mereka tetap menjadi anak-anak. Biarkan mereka bermain, tertawa, dan kadang... cemburu juga tidak apa-apa. Itu bagian dari tumbuh.
Selain itu, penting juga untuk menjaga kewarasan orang tua. Luangkan waktu untuk diri sendiri meski hanya lima menit menatap dinding dengan kopi dingin di tangan sambil berpura-pura tidak mendengar suara tangisan dari kamar sebelah. Karena jika orang tuanya stres, maka seluruh isi rumah merasa ikut "gempa kecil."
Kesimpulannya , menghadirkan anak kedua memang seperti membuka level baru dalam gim kehidupan. Ada tantangan, ada air mata, ada drama, tapi juga ada tawa dan momen manis yang akan dikenang selamanya.
Dan ingat, hubungan antar saudara adalah hubungan paling panjang dalam hidup seseorang. Dengan pendampingan yang penuh cinta, humor, dan sedikit stok cemilan, transisi ini dapat dilalui dengan baik.
kata jangan lupa follow untuk update info selanjutnya
disadur oleh dseptana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI