Mohon tunggu...
Deva Ulia Sari
Deva Ulia Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inflasi Indonesia Terus Melandai Sejak Tahun Lalu, namun Tidak Termasuk Kategori Rendah di ASEAN

30 November 2023   07:57 Diperbarui: 30 November 2023   08:08 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Inflasi Indonesia pada Agustus 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 3,01%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2023 tercatat deflasi sebesar 0,02% (mtm), sehingga secara tahunan mengalami inflasi 3,27% (yoy). Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,01% pada sisa tahun 2023 dan 2,5%1% pada 2024. Inflasi inti tetap terjaga rendah. Inflasi inti pada Agustus 2023 tercatat sebesar 0,13% (mtm), stabil dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,13% (mtm). Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi komoditas biaya akademi/perguruan tinggi dan biaya sekolah sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru. Secara tahunan, inflasi inti Agustus 2023 tercatat sebesar 2,18% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,43% (yoy).

Inflasi menurut pandangan beberapa para ahli, Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian (Sadono Sakirno, 2016:15). Demikian halnya menurut Iskandar Putong (2013:276), yang menyatakan bahwa: "Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum yang disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program sistem pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan lain sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat".

Meskipun inflasi di Indonesia terus melandai, Indonesia masih memiliki inflasi tertinggi di ASEAN menurut Institute for Development of Economics and Finance (Indef) pada tahun 2018. Salah satu faktor penyebab inflasi Indonesia yang tinggi adalah karena Indonesia terus mengimpor beras dan keran impor beras lebih tinggi dibandingkan produksi beras lokal. Selain itu, rendahnya ekspor dan pendapatan devisa juga menjadi faktor penyebab inflasi yang tinggi. Namun, menurut laporan terbaru dari Kabupaten Purbalingga, inflasi Indonesia sekarang berada di bawah rata-rata inflasi ASEAN.

Beberapa faktor yang menyebabkan inflasi di Indonesia terus melandai antara lain:

Jumlah uang beredar: Jika jumlah uang beredar di masyarakat terlalu banyak, maka akan terjadi inflasi karena permintaan akan barang dan jasa meningkat, sedangkan pasokan masih terbatas

Harga minyak dunia: Harga minyak dunia yang melandai dapat menekan inflasi karena harga bahan bakar menjadi lebih murah

Kebijakan pemerintah: Koordinasi pemerintah untuk mengendalikan inflasi dapat memberikan hasil yang positif

Interest rate: Tingkat suku bunga juga merupakan faktor penting yang menyumbang angka inflasi di Indonesia

Pembenahan masalah inflasi di Indonesia tidak cukup dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen moneter saja, tetapi juga dengan melakukan pembenahan di sektor riil, yaitu dengan target utama mengeliminasi hambatan-hambatan struktural yang ada dalam perekonomian nasional.

Inflasi di ASEAN pada tahun 2023 menunjukkan perbedaan yang signifikan di berbagai negara. Berikut adalah beberapa negara ASEAN dan inflasi mereka pada tahun 2023:

* Indonesia: Inflasi Indonesia turun jauh dibandingkan dengan negara-negara lainnya, menjadi 3,27% pada Agustus 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun