Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Inspirasi dari Mandiri Jakarta Marathon 2017

2 November 2017   17:21 Diperbarui: 2 November 2017   22:15 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agus Prayogo, Jawara 10K putra MJM 2017/ dethazyo

In another perfect life/ In another perfect light/ We run/ We run/ We run/ Run!

Foo Fighter -- Run

Tanpa terasa lagu dari Band yang digawangi oleh Dave Grohl menjadi pembuka pagi yang cerah di seputaran Monumen Nasional (Monas) Jakarta, dan lagu tersebut tak hanya membuat saya yang sedari pukul 04:00 semakin semangat menjalani aktivitas sebagai peliput berita. Tenyata, dengan berakhirnya lagu, menandakan pula ajang tahunan dari Mandiri Jakarta Marathon (MJM) 2017 resmi di mulai, dengan tanda kibaran bendara hitam putih yang dikibarkan langsung oleh orang nomor dua di DKI Jakarta, siapa lagi kalau bukan Sandiaga Uno, tepat pada pukul 05:00 (29/10).

Event yang diikuti oleh Sebanyak 16.000 pelari ini, bahkan lebih dari 1.585 adalah pelari asing yang datang dari 50 negara. Mereka dilepas secara teratur sesuai kategori, Full Marathon (05:00), Half Marathon (05:10), 10K (05:25), 5K (05:40) dan Maratoonz (08:00). Masalah antusias dari acara ini tentu jangan ditanya lagi, dari slogan 'Never Give Up' yang dipilih oleh Bank Mandiri selaku sponsor utama, telah menyiratkan artian memacu diri pantang menyerah berlari hingga batas akhir (finish line). Semacam ajang pembuktian bagi runners untuk memacu batas diri lebih dari biasanya.

Hal tersebut terbukti dengan satu-persatu peserta yang dimulai dari kategori terkecil (5K) hingga (Full marathon) tampak telah memasuki garis finish, baik pria maupun wanita. Sesuatu yang menarik terlihat pada pemenang dari kategori 10K pria, Agus Prayogo. Waktu yang Ia tempuh untuk mencapai garis finish ialah 32:57. Serta untuk kategori 10K putri diraih oleh Odekta Vina Naibaho dengan waktu tempuh 37:58. Jika dilirik kebelakang, keduanya bahkan telah aktif mengikuti event-event berlari dari skala nasional maupun internasional.

Jawara 10K Putri MJM 2017/ dethazyo
Jawara 10K Putri MJM 2017/ dethazyo
Agus Prayogo, Jawara 10K putra MJM 2017/ dethazyo
Agus Prayogo, Jawara 10K putra MJM 2017/ dethazyo
Bahkan, hal yang membuat kita kagum ialah prestasi Agus yang pada penyelenggaran Sea Games Kuala Lumpur 2017 kemarin, turut menyumbang sekeping emas buat Indonesia. Kalau ditotal dari 2009 hingga kini, telah 5 buah emas ia sumbangkan untuk bumi nusantara. Sehingga Agus Prayogo layak menyabet gelar raja 10.000 M Asia Tenggara, bukan Cuma jago kandang. Hehehee..

Rasanya tak berlebihan sedikit mengangkat tentang profil mereka berdua, terlebih dalam penyelenggaraan tahun pertama sampai MJM 2017, belum pernah ada nama perwakilan Indonesia yang mampu menembus kerasnya persaingan di kelas Full Marathon yang rute berlarinya mampu menonjolkan keindahan landmark-landmark ikonik kota Jakarta seperti Kawasan Kota Tua, Fatahillah Square, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Monas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

medali dari 4 kategori berbeda/ dethazyo
medali dari 4 kategori berbeda/ dethazyo
medali full marathon/ dethazyo
medali full marathon/ dethazyo
seorang peserta berpose dengan Anouar El Ghouz asal Maroko yang menjadi jawara Full Marathon/ dethazyo
seorang peserta berpose dengan Anouar El Ghouz asal Maroko yang menjadi jawara Full Marathon/ dethazyo
Betapa tidak, pada MJM 2017, malah nama Anouar El Ghouz asal Maroko yang menjadi jawara melalui catatan waktu (02.21.26) dengan mengalahkan duo Kenya, Geoffrey Kiprotich B (02.21.35) & Josphat Kiptanui Too (02.22.45). Kiranya, meski ini impian yang mengada-ada, setidaknya, ada runners Indonesia yang mampu memenangkan kategori Full Marathon dalam penyelenggaraan tahun 2018, 2019 atau 2020. Semangatt!!

Menang -- Kalah Itu Tak Penting, Selama Anda Bisa Melaju Hingga Garis Finish!

keseruan yang terekam subuh-subuh di MJM 2017, Run & Dance/ dethazyo
keseruan yang terekam subuh-subuh di MJM 2017, Run & Dance/ dethazyo
Jika sejenak kita menengok langsung pada nasehat Harumi Murakami dari bukunya yang berjudul When I Talk About When I Talk About Running. 'Sebut saja aku adalah pelari dalam tingkat biasa-biasa saja atau tepatnya tidak istimewa. Hal terpenting adalah bagaimana kita melampaui diri sendiri yang kemarin. Jika ada orang yang harus dijadikan lawan berlari jarak jauh, itu adalah diri sendiri pada masa sebelumnya.'

Dalam penyelenggaran MJM 2017, siapa coba yang tak tergiur dengan hadiah total Rp 774 juta? saya kira semua orang akan tergiur. Cuman bukan itu saja alasan orang-orang mengikuti MJM 2017. Ada yang mengikuti Marathon untuk mengukur batas diri seperti Haruki Murakami, ada yang mengikuti marathon untuk mengalahkan rekor lamanya, dan ada yang mengikuti marathon hanya untuk dapat menjadi saksi dari event yang digadang-gadang bakal disejajarkan dengan kota Boston, Paris, Berlin atau Tokyo dengan label 'Sport Tourism' kelas dunia berkat event marathon-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun