Mohon tunggu...
Desy syaripadilah
Desy syaripadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

If you’re reading this, i hope something good happens to you today.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjelajahi Eksistensi Batik: Seni, Identitas, dan Diplomasi Budaya di Panggung Internasional

23 Mei 2024   23:17 Diperbarui: 23 Mei 2024   23:30 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni Canting diakses dari https://images.app.goo.gl/Aow2Yb2PNeoy3fqP9

Artikel ini disusun sebagai bagian dari tugas mata kuliah Pancasila. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Yatti Rosmiati M. Pd, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pancasila. Terima kasih atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis untuk membuat artikel ini, yang diharapkan akan menjadi pengalaman berharga dan membawa manfaat, baik untuk masa kini maupun masa depan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan wawasan baru bagi kita semua.

Pendahuluan

Indonesia, negara kepulauan yang kaya dengan budaya dan tradisi, memiliki pondasi kokoh yang melandaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila. Nilai-nilai luhur Pancasila, yang terdiri dari Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, telah mengantarkan bangsa ini melewati berbagai rintangan dan meraih berbagai pencapaian di kancah internasional. Pancasila, dengan nilai-nilai universalnya, tidak hanya menjadi pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, tetapi juga memiliki potensi untuk dipromosikan dan dibagikan kepada masyarakat internasional. Nilai-nilai Pancasila seperti toleransi, perdamaian, dan kemanusiaan sejalan dengan nilai-nilai universal yang dianut oleh berbagai bangsa di dunia.

Upaya promosi nilai-nilai luhur Pancasila di kancah internasional dapat dilakukan melalui berbagai cara, di antaranya:

  • Melalui diplomasi budaya, seperti pameran budaya, festival seni, dan pertukaran budaya.
  • Melalui pendidikan, seperti program pertukaran pelajar, seminar, dan konferensi internasional tentang Pancasila.
  • Melalui media massa, seperti publikasi artikel, video, dan infografis tentang Pancasila di berbagai platform media.
  • Melalui kerjasama dengan organisasi internasional, seperti PBB, ASEAN, dan OKI.
  • Melalui partisipasi aktif dalam penyelesaian konflik internasional.

Promosi nilai-nilai luhur Pancasila di kancah internasional merupakan tugas bersama seluruh komponen bangsa. Dengan semangat persatuan dan kerja sama, bangsa Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Pancasila bukan hanya milik bangsa Indonesia, tetapi juga milik seluruh umat manusia.

Seni Mencelup Kain Batik Tradisional Indonesia: Warisan Budaya dan Kekayaan Nasional


Mengacu pada Sumber yang ada pada artikel (VOVworld) Pada 2500 tahun lalu, kain Batik ditemukan di India, kemudian cepat melanda luas dan menjadi terkenal. Pada akhir abad ke-18, kain Batik masuk ke pulau Jawa (Indonesia) dan semakin berkembang. Pada tahun 2009, teknik mencelup kain Batik tradisional dari Indonesia diakui oleh UNESCO sebagai pusaka budaya non-bendawi di dunia. Meski bukan tempat lahirnya kain Batik, tapi Indonesia dianggap sebagai negara dari bermacam-macam jenis kain pencelupan ini – tempat dimana seni kain Batik mencapai puncaknya. Kain Batik telah menjadi satu produk berkaliber nasional Indonesia di dunia. 

Seni mencelup kain batik tradisional Indonesia adalah salah satu warisan budaya yang paling berharga dan kaya akan nilai-nilai sejarah dan kebudayaan. Batik Indonesia telah menjadi bagian dari identitas nasional, dengan sejarah yang panjang dan kompleks. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang seni mencelup kain batik tradisional Indonesia, yang telah berlangsung sejak zaman prasejarah dan telah mengalami perkembangan yang signifikan melalui berbagai masa dan budaya. Batik Indonesia telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya lisan dan non-bendawi sejak Oktober 2009.

"Batik adalah warisan budaya yang tidak hanya sekedar kain, tetapi juga mewakili identitas dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia," demikian dikatakan oleh bapak Widjojo, seorang artisan berusia 70 tahun dari desa kerajinan kain Batik di kota Yogyakarta, Indonesia. Meskipun usianya sudah lanjut, dia tetap tekun bekerja di bengkel keluarganya setiap hari, mencetak empat helai kain Batik dengan motif yang indah dan rumit.

Nilai-Nilai Luhur Pancasila dalam Seni Batik Indonesia

Mempromosikan nilai-nilai luhur Pancasila melalui seni Batik di kancah internasional. Pancasila, sebagai dasar negara dan panduan moral bangsa Indonesia, memiliki lima sila yang masing-masing tercermin dalam proses dan budaya pembuatan Batik:

  • Ketuhanan Yang Maha Esa: Proses pembuatan Batik yang panjang dan membutuhkan ketekunan mencerminkan rasa syukur dan pengabdian kepada Tuhan. Bagi banyak artisan, setiap motif yang dihasilkan adalah wujud rasa syukur dan penghormatan kepada Yang Maha Esa.
  • Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Setiap helai kain Batik yang dihasilkan secara manual menghargai upaya manusia dan menunjukkan nilai kemanusiaan. Artisan seperti bapak Widjojo dan keluarganya bekerja keras untuk menghasilkan karya seni yang indah, menunjukkan keadilan dan peradaban dalam setiap motif yang dibuat.
  • Persatuan Indonesia: Batik menjadi simbol persatuan di Indonesia. Motif-motif Batik dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jogja dan Solo, menunjukkan keragaman yang menyatu dalam kebudayaan Indonesia. Pada Hari Batik Nasional, rakyat Indonesia dari berbagai latar belakang mengenakan Batik, memperlihatkan persatuan bangsa.
  • Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Industri Batik sering kali merupakan usaha keluarga atau komunitas kecil, seperti bengkel keluarga bapak Widjojo yang terdiri dari 10 orang. Setiap anggota keluarga bekerja sama dalam suasana demokratis, membagi tugas dan tanggung jawab untuk mencapai hasil terbaik.
  • Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Produk Batik yang dihasilkan dengan cara tradisional memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan mendukung keberlanjutan ekonomi lokal. Dengan promosi yang tepat, produk Batik dapat menembus pasar internasional, memberikan keuntungan ekonomi yang adil bagi para pengrajin di desa-desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun