Istilah brilliant jerk adalah untuk menggambarkan individu cerdas yang memiliki kinerja luar biasa karena keahlian atau kecakapan di bidangnya. Â Namun di sisi lain mereka memiliki perilaku toxic yang mengganggu atau merusak. Â Sikapnya merasa superior yang cenderung kasar, meremehkan, dan bahkan memanipulasi orang lain. Â Sehingga mereka menjadi orang yang menyebalkan bagi lingkungannya. Â Terlebih bagi dunia kerja yang mengutamakan kerja sama tim dan budaya kerja yang sehat. Â Mempertahankan kategori ini hanya akan berakibat kerugian bagi perusahaan/ organisasi.
Istilah ini dipopulerkan oleh CEO Netflix, Reed Hastings dengan keputusan beraninya memecat karyawan yang termasuk pada brilliant jerk. Â Berbeda hal dengan perusahaan yang masih memilih mempertahankan individu dengan kategori ini. Â Pertimbangannya bahwa mereka adalah invidu yang cerdas dan memiliki ide brilliant, wawasan luas dan sudut pandang yang tajam.
Namun bukankah, bagaimanapun juga di dalam bekerja dan beroganisasi perlu etika moral dan kemampuan bekerja sama guna melahirkan lingkungan kerja yang sehat. Â Serta sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, dan butuh orang lain untuk berinteraksi/ berkomunikasi?
Mungkin ini sejalan dengan pendapat IQ (intelligence quotient) tinggi tidaklah lagi segalanya. Â Di mana IQ tinggi untuk menggambarkan kemampuan seseorang menalar, memecahkan masalah, belajar, memahami gagasan, berpikir, dan merencanakan sesuatu. Â Tetapi jika tidak memiliki kecerdasan komunikasi dan sosial maka individu ini akan sulit diterima di lingkungannya.
Sekilas kenapa brilliant jerk dinilai berbahaya? Â Mungkin kita pun di keseharian pernah bertemu orang yang cerdas dengan segala pencapaiannya yang luarbiasa. Â Menyedihkannya prilakunya selalu mengontrol/ mendominasi, dan tidak jarang kata-kata dan sikapnya kasar, meremehkan dan menyakiti orang lain. Â Bisa jadi dirinya tidak menyadari. Â Bagi mereka ini biasa dan sebagai nilai yang benar.
Ironis, sekalipun secara individu mereka cerdas, namun prilaku mereka yang tidak sehat ini berpotensi berdampak negatif. Â Sebab dapat menular, ditiru atau diadaptasi lingkungan sekitarnya. Â Harus disadari bahwa manusia juga memiliki karakter meniru, dan khawatirnya nantinya dianggap sebagai pembenaran.
Berikut karakteristik yang dimiliki brilliant jerk antara lain:
- Tingkat percaya diri yang terlalu tinggi
- Sering menjadi pelopor inovasi atau solusi di tempat kerja.
- Punya hasil kerja yang sering kali melampaui ekspektasi.
- Biasanya kaku/ susah membangun hubungan harmonis dengan rekan kerja.
- Lebih suka bekerja sendiri dibandingkan berbagi ide atau tanggung jawab dengan orang lain.
- Biasanya menunjukkan sikap merendahkan atau menyalahkan rekan kerja.
- Sulit menerima kritik dan lebih memilih mempertahankan egonya.
- Kerap memicu pertikaian di lingkungannya karena egonya
Maka kesimpulannya, bahwa kesuksesan ataupun keberhasilan individu berkarir tidak semata dikarenakan IQ tinggi. Â Tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuan individu berinteraksi/ berkomunikasi dengan lingkungannya agar bisa diterima dan bertumbuh bersama. Â Hal sama juga ketika bermasyarakat agar tidak menjadi individu toxic.
Sumber