Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Miris Ketika Bjorka "Hacker" kok Jadi Rasa Pahlawan?

13 September 2022   01:09 Diperbarui: 13 September 2022   01:17 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.idntimes.com/

Serangan siber dari akun hacker Bjorka semakin brutal.  Pastinya ini tidak bisa dibenarkan ataupun dibiarkan.  Oleh karenanya, disampaikan oleh Johnny Plate Menteri Komunikasi dan Informatika, sikap tegas diambil Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan membentuk tim khusus.

"Perlu ada emergency response team terkait untuk menjaga data, tata kelola data, yang baik di Indonesia dan untuk menjaga kepercayaan publik," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G Plate di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (12/9).  Dikutip dari: cnnindonesia.com

Pelajaran pentingnya dari kejadian ini, bahwa selama ini masyarakat awam hanya paham kebobolan adalah urusan Kominfo.  Padahal ternyata sesungguhnya selain Kominfo, ini juga terkait dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Lalu kita tetiba tersentak ketika Bjorka memborbadir data.  Dimulai dari membobol 1.3 miliar data sim card, lanjut doxing beberapa data petinggi negeri dan kasus Munir yang terjadi 21 tahun silam, serta "ancaman" akan membobol data lainnya.  Apa yang dilakukan Bjorka serta merta membuat pemerintah tergagap.  Tersentak siapa sebenarnya yang bertanggungjawab, dan sudahkah kita siap?

Meski untuk Indonesia, bahkan dunia kasus peretasan rentan terjadi tak terhindar.  Tepatnya kejahatan dunia maya akan selalu berjalan paralel dengan kemajuan digital.

Mengenaskannya, ketika sebagian netizen justru berpendapat ulah Bjorka luarbiasa karena bisa mengakadali pemerintah?  Padahal Bjorka adalah hacker, atau peretas yang memiliki dan menggunakan keterampilan teknisnya untuk mengeksploitasi pertahanan keamanan siber.  Menjadi negatif artinya ketika keterampilannya ini digunakan untuk kegiatan illegal seperti ulah Bjorka belakangan ini.

Fenomena peretasan inilah, membuat Johnny Plate merasa heran kenapa illegal hacker, seperti Bjorka, malah dianggap sebagai pahlawan.

"Aneh kita?  Saya lihat beritanya kok, ilegal hacker ini menjadi seperti pahlawan yang dielu-elukan.  Dikutip dari: tribunnews.com

"Kalau memberikan dikungan seperti itu, kita mengambil bagian di dalam yang membuat ruang digital kita kotor," lanjutnya.  Dikutip dari: tribunnews.com

"Jangan sampai ruang kita diisi dengan illegal hacker yang menjadi pahlawan," tutur Johnny.  Dikutip dari: tribunnews.com

Katakanlah kita kecewa, marah dan berbagai perasaan lainnya karena pemerintah "lalai" menjaga data.  Sementara data di era digital ibarat nyawa kita, sehingga tentunya tidak elok jika nyawa kita diperjualbelikan untuk keuntungan pihak tertentu.   Artinya tidak seharusnya netizen gagal paham justru menjadikan hacker sebagai pahlawan!  Khan begitu logika seharusnya!  Inilah cybercrime atau kejahatan dunia maya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun