Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Siapkah Indonesia Menuju Metaverse?

22 Mei 2022   23:40 Diperbarui: 23 Mei 2022   00:23 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://dnktv.uinjkt.ac.id/

Teknologi merubah masa depan.  Inilah yang terlihat dari konsep metaverse yang semakin menunjukkan signifikasi di dunia.  Bahkan, Johnny Plate Menteri Komunikasi dan Informatika memprediksi pada tahun 2026 nanti seperempat penduduk dunia akan menghabiskan paling tidak sejam per hari di metaverse.

"Hal tersebut didorong oleh pesatnya pengadopsian teknologi metaverse baik di tingkat global, regional, dan juga nasional," kata Plate dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (19/5/2022).  Dikutip dari: suara.com

Ehhhmmm...tentu ini tantangan untuk Indonesia.  Sementara saat ini kita "kejar tayang" untuk hidup dengan menggunakan teknologi digital.  Tetapi harus bersiap untuk sebuah konsep baru, yaitu metaverse.  Begitulah dunia dan peradaban akan terus berkembang!  Artinya, kemajuan peradaban dapat dilihat dari kemajuan teknologinya.

Mari kita kembali ke masa lalu sejenak.  Mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita kehadiran pesawat.  Ketika itu menurut dunia, hanya burung saja yang bisa terbang.  Demikian juga tidak terpikirkan oleh kita bagaimana "kotak televisi" bisa menghadirkan hiburan.  Apakah di dalamnya ada orang?  Haha...tentunya tidak sekocak itu.  Tetapi inilah teknologi, yang memungkinkan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.  Kehadiran teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara dan aspek kehidupan.

Demikian juga metaverse.  Istilah ini dikenal ketika Marck Zuckerberg, CEO Facebook mengubah nama perusahaannya menjadi Meta Platforms Inc., atau disingkat Meta.  Namun sebenarnya pertama kali istilah ini disebutkan oleh Neal Stephenson pada novel karyanya berjudul Snow Crash di tahun 1992.  Istilah metaverse sebenarnya merujuk pada dunia virtual 3D yang dihuni oleh avatar orang sungguhan.

Sehingga jika merujuk pada adaptasinya dengan teknologi, maka metaverse suatu teknologi Augmented Reality (AR) yang memungkinkan interaksi antar individu secara virtual.  Sederhananya, metaverse adalah simulasi dunia nyata manusia yang diimplementasi di dunia maya atau internet.

Jika mau digambarkan kurang lebihnya, metaverse adalah dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung. Di mana, orang-orang dapat bekerja, bertemu, bermain dengan menggunakan headset realitas virtual, kacamata augmented reality, aplikasi smartphone dan atau perangkat lainnya

Apakah Indonesia siap?

Mungkin kita tidak menyangka, tetapi patut berbangga serta mengapresiasi keberhasilan perusahaan teknologi besutan anak negeri yang mendunia.  Yup, WIR Group sebagai perusahaan teknologi metaverse pertama di Asia Tenggara yang Go Public.

"Melalui berbagai proyek metaverse yang berhasil dikerjakan di luar negeri serta berbagai penghargaan internasional yang diperoleh, WIR Group telah menunjukkan kepada dunia mengenai kemampuan dan potensi Indonesi di bidang teknologi digital dan kreatif. 

Selain itu, kami juga melihat WIR Group sejak awal membangun Metaverse Indonesia mendesain platform-nya dengan basis kearifan lokal dan nilai-nilai luhur bangsa sehingga tidak menduplikasi metaverse versi negara lain," ungkap Menteri Johnny di Jakarta akhir pekan (30/4/2022) lalu.  Dikutip dari: akurat.co

Ini artinya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan apakah Indonesia siap atau tidak menuju metaverse.  Bahkan ini dapat menjadi loncatan berikutnya untuk Usaha Mikro dan Menengah (UMKM) dengan memanfaatkan teknologi metaverse. 

  1. Terlepas dari plus dan minusnya, dikutip dari pikiran-rakyat.com berikut dampak positif dari metaverse:
  2. Pengalaman, karena dapat mewujudkan impian kita
  3. Teleportasi, karena kita memiliki ruang sendiri, sehingga bebas mengatur dan mengundang kerabat.
  4. Pengetahuan, dengan metaverse informasi menjadi lebih luas.  Bahkan posisi Google bisa tergantikan.
  5. Produktivitas, karena memungkinkan kita bekerja lebih semangat.  Bayangkan, untuk sebuah teks, kita tidak dituntut menulis dengan pulpen.  Tetapi cukup dengan kata-kata, bahkan dengan pikiran.
  6. Lingkungan lebih aman, sebab tidak ada polusi.  Tanpa berkendaraan kita bisa berpergian di dunia virtual.

Kita ketahui bahwa kebangkitan ekonomi Indonesia pascapandemi salah satunya berkat memanfaatkan teknologi.  Di mana UMKM tumbuh pesat dengan mengandalkan digital untuk menjangkau pasar.  Kita tidak perlu bertransaksi dengan bertemu, tetapi cukup di dunia maya.

Ini artinya, konsep metaverse pun bukanlah keniscayaan untuk Indonesia.  Kehadiran WIR Group perusahaan anak bangsa yang bekerja sama dengan Metaverse memberikan optimisme untuk negeri ini, kita pun bisa!  Pertanyaannya sekarang, siapkah kita secara pribadi berprilaku sebagai warga dunia virtual?  Siap atau tidak, maka jawabannya tentulah harus siap!  Inilah peradaban yang semakin maju, dan sebagai warga dunia kitapun harus mengikutinya.

Sumber:

https://www.suara.com/tekno/2022/05/19/145834/soal-metaverse-kominfo-indonesia-tak-ketinggalan

https://akurat.co/johnny-g-plate-wir-group-buktikan-kemampuan-teknologi-digital-indonesia-pada-dunia

https://zonajakarta.pikiran-rakyat.com/teknologi/pr-183819413/5-hal-positif-metaverse-bagi-kehidupan-manusia-dapat-mewujudkan-impian-dan-fantasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun