Maka langsunglah aku googling, dan menemukan bubuk kopi sebagai jawabannya. Â Caranya mudah, hanya dengan menaburkan bubuk kopi diatas tanahnya.
Pantang menyerah secara bergantian aku dan putriku menyemprot tanaman kami, baik Lidah Mertua yang kini sudah beranak menjadi tanaman baru, lalu tomat dan juga cabe rawit. Â Bahkan beberapa hari lalu, aku yang kini ketagihan bertanam membeli bibit biji bunga matahari. Â Hahahha....
Sesuatu sekali ketika hari ini putriku berteriak, "Mama, cabenya sudah berbulu!" Â Hahah...betapa butanya kami berdua. Â Rupanya tanaman cabe itu batangnya berbulu, beda dengan tanaman tomat. Â Seksama aku langsung mendekati pot keduanya, dan heheh...iya pohon cabe kami sudah berbulu kini.
Ini artinya pertumbuhannya cukup baik sejak kami pindahkan dari plastic bag ke pot. Â Sekaligus aman dari hama semut, berkat bubuk kopi. Â Demikian juga dengan tomat junior juga aman terkendali tidak terganggu pertumbuhannya. Â Meski perjalanan masih panjang, karena konon dibutuh waktu 3-4 bulan untuk cabe dan tomat siap panen.
Singkat cerita diary, gara-gara tugas biologi putriku, justru aku yang menemukan kesibukan baru. Â Senang rasanya setiap pagi menyemprot cabe, tomat, lidah mertua dan juga ada jahe yang kini sudah subur. Â Sambil menunggu harap cemas bunga matahari semoga juga tumbuh.
Kira-kita begitu diary ceritaku pada kamu kertasku tak bergaris.
Jakarta, 25 Oktober 2021