Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Overthinking, Stop Menghakimi Diri Sendiri!

25 Maret 2021   02:24 Diperbarui: 25 Maret 2021   02:35 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://rencanamu.id/

Diri sendiri, kata yang seolah melegalkan kita boleh melakukan apa saja.  Toh ini diri kita, hidup kita.  Terserah dong, bebas mau berbuat apa saja boleh.

Tidak salah sih dengan pemahaman diri kita, milik kita.  Tetapi ingat, diri sendiri juga butuh untuk dihargai, butuh untuk dicintai.  Persoalannya inilah yang kerap diabaikan.  Menganggap tidak perlu, karena tidak menyangkut orang lain.  Ujungnya, kita justru menyakiti dan menyiksa diri sendiri.   Lebih kocaknya lagi, kita lebih memikirkan penilaian orang ketimbang diri sendiri yang terluka.

Kondisi ini umum terjadi ketika kita terlalu banyak berpikir, atau overthinking yang akhirnya membuat kita terperangkap.  Kita tidak sadar menjadi obsesif, lalu cenderung menghakimi diri sendiri.

Sebagai penjelasan, overthinking adalah prilaku yang menggambarkan ketika kita memikirkan hal secara terlalu berlebihan.  Kita begitu khawatir, bahkan hal yang harusnya sepele menjadi hal besar karena kita terlalu lebay memikirkannya. 

Ini kondisi yang tidak sehat.  Benar, berpikir sebelum bertindak itu bagus!  Benar mengatakan kita jangan gegabah, dan harus berpikir ratusan ribu kali di dalam segala hal.  Benar juga kita harus berkaca dan instropeksi diri.

Tetapi menjadi tidak benar, saat kita begitu menyudutkan diri sendiri.  Menghakiminya sedemikian rupa, hingga kita mati sebelum melangkah.

Sebagai contoh kejadian yang umum saat seseorang begitu takut untuk maju.  Padahal dirinya memiliki cita-cita dan gagasan yang visioner.  Tetapi, ketika dirinya terlalu disibukkan mendiskreditkan atau membandingkan dirinya bukan siapa-siapa, dan bahwa dirinya tidak sebanding dengan orang lain.  Begini dan begono narasi pesimis bercampur aduk.  Maka semuanya akan menjadi basi!

Nama besar Jack Ma pemilik e-commerce AliBaba dari China tentu tidak asing di telinga kita.   Kesuksesan yang diraihnya bukan dengan mudah.  Terlahir dari keluarga miskin dan catatan ditolak lamaran pekerjaannya entah berapa banyak, tidak membuatnya berhenti. Paling tragis bahkan Jack Ma pernah menjadi satu-satunya orang yang ditolak bekerja dari 34 pelamar.

"Selama tiga tahun, saya mencoba mencari universitas, saya juga mencoba melamar pekerjaan. 30 kali dan semuanya ditolak. Bahkan untuk menjadi pelayan di KFC saja saya ditolak.  Ada 34 orang yang melamar, dan 33 orang diterima, cuma saya yang ditolak," jelasnya.  Dikutip dari: tribunnews.com

Tidak banyak orang yang setangguh Jack Ma, yang tidak menyerah atau memilih menghakimi diri sendiri.  Memilih mundur, mengunci diri dan melabeli diri sendiri.  Aku tidak mampu, lemah, bodoh, payah dan berbagai hal pesimis lainnya.

Bayangkan, apa namanya jika bukan tragis.  Diri sendiri saja secara sadar direndahkan dan tidak dihargai.  Lalu bagaimana mengharapkan orang lain mau menghargai?  Terbukti saat ini siapa yang tidak mengenal Jack Ma.  Ini semua dikarenakan Jack Ma memilih untuk bangkit, memotivasi dirinya ketimbang menghakimi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun