Mengenai LGBT di Antara Salah dan Mereka Orang Baik

Pertama apa sih LGBT?  LGBT adalah jargon, kepanjangan dari lesbian, gay, biseksual dan transgender/transeksual.  Istilah yang dipakai untuk gerakan emansipasi menunjukkan gabungan dari kalangan minoritas dalam hal seksualitas.

Apa dan bagaimana mereka, saat ini keberadaannya makin terlihat jelas di kehidupan masyarakat.  Singkatnya, jika dulu kita mengenal hanya 2 jenis kelamin, maka zaman membawa pada kondisi adanya kelompok yang lain.  Entah ironis atau tidak, tetapi di beberapa negara keberadaan mereka sudah diterima.  Perkawinan sejenis bahkan sudah dilegalkan.  Tetapi tentunya tidak untuk Indonesia, yang sangat menjunjung nilai agama.

Baiklah kita mencoba memahami secara medis beberapa hal:

1. Identitas Gender
   Pertama ketika kita lahir harus memahami identitas gender, apakah kita perempuan ataukah laki-laki.  Sederhana saja cara memahami identitas ini dengan melihat tampilan secara fisik paling tidaknya.

2.  Orientasi Seksual
   Diketahui secara umum manusia dibedakan perempuan dan laki-laki.  Mereka memiliki ketertarikan seksual, romantis dan emosional yang berbeda.  Tetapi zaman berubah, demikian juga orientasi seksual ikut mengalami perbedaan menjadi:

• Heteroseksual: artinya orang yang menyukai lawan jenisnya.  Perempuan menyukai laki-laki, dan sebaliknya laki-laki menyukai perempuan.

• Homoseksual: merujuk kepada kelompok penyuka sesama jenis.  Mereka inilah yang dikenal sebagai kaum gay, atau penyuka sesama lelaki, ataupun lesbian penyuka sesama perempuan.

• Biseksual: adalah mereka yang menyukai keduanya.  Maksudnya seorang laki-laki menyukai perempuan, tetapi juga suka sesamanya laki-laki.

• Aseksual: adalah kelompok yang tidak memiliki ketertarikan terhadap seks baik laki ataupun perempuan.  Tetapi mereka masih bisa dekat dengan orang lain.

 

Apa penyebab seseorang menjadi LGBT?

Ada banyak cara pandang untuk melihat latar belakang menjadi LGBT.  Menurut ilmuwan hormon dan gen berperan membentuk orientas seksual seseorang.  Tetapi ada pendapat berbeda dari American Academy of Pediatrics (AAP) dan American Psychological Association (APA) yang berpendapat bahwa selain faktor biologis, ada juga faktor psikologis dan lingkungan yang berperan membentuk orientasi seks.