Respons Positif dari Warga dan Wisatawan
Sejak kabar pembukaan cabang ini beredar, banyak warga lokal maupun pelancong yang penasaran dan langsung merencanakan kunjungan ke tempat ini. Selain menjadi tempat makan, lokasi ini juga dengan cepat menjadi spot baru untuk berfoto atau sekadar nongkrong santai menikmati suasana malam Jogja.
"Biasanya saya ke Titik Nol hanya lewat atau foto sebentar. Sekarang bisa duduk lama, makan enak, dan lihat pemandangan dari sudut yang beda. Ini jadi spot favorit baru saya!" ujar Nadia, mahasiswa UIN yang datang bersama teman-temannya.
Selain itu, Solaria juga bekerja sama dengan UMKM lokal untuk penyediaan bahan baku segar, seperti sayuran dan buah-buahan, sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Langkah ini mendapat apresiasi dari beberapa pelaku usaha dan komunitas di sekitar kawasan Malioboro.
Menjaga Nilai Sejarah dan Budaya
Kehadiran Solaria di kawasan bersejarah seperti Titik Nol Km tidak serta-merta mengubah identitas kawasan tersebut. Pihak manajemen memastikan bahwa pembangunan dan operasional cabang ini dilakukan dengan tetap menjaga nilai-nilai budaya dan tidak mengganggu tatanan visual kawasan cagar budaya.
Bangunan yang digunakan tetap mempertahankan fasad aslinya, dengan sentuhan modern hanya pada bagian interior dan ruang makan lantai atas. Desain ruang pun dibuat terbuka agar cahaya alami dan pemandangan luar tetap menjadi daya tarik utama.
Harapan ke Depan
Dengan dibukanya Solaria di Titik Nol Km ini, diharapkan dapat memperkaya pilihan kuliner di kawasan pusat kota Jogja dan menjadi bagian dari pengalaman wisata yang menyenangkan. Pengelola juga berencana untuk menghadirkan program tematik seperti live music akustik, promosi spesial Hari Kemerdekaan, hingga event "Ngopi Sambil Melihat Malioboro" yang melibatkan seniman lokal.
Pembukaan cabang ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain untuk terus berinovasi tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal, serta memperkuat Jogja sebagai destinasi wisata yang lengkap: dari budaya, sejarah, hingga kuliner modern.