Mohon tunggu...
carolina destika
carolina destika Mohon Tunggu... Lainnya - menulis sepanjang hari

komitmen untuk senantiasa memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Lumer

11 November 2020   12:45 Diperbarui: 11 November 2020   17:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anak ayam menelusup ke dalam sayap yang tertelungkup. Merengkuh setiap rintihan tubuh kecil kedinginan terpercik air hujan.

Tak mengapa dirinya terguyur deras. Basah yang utuh mengguyur tubuh. Tersuguhlah sebuah tontonan tentang pengorbanan.

Seekor induk hewan , memberi pelajaran untuk manusia.  Selalunya pada seorang ibu itu selalu tersedia kekuatan yang prima.

Seringnya ibu tak memedulikan dirinya. Segala hal utama sempurna untuk  buah hatinya.  Senyum dan bahagia sang buah hati diatas segalanya.

Perih dan letih tak hendak ditunjukkan. Lapar dahaga sanggup di tahan. Air mata yang bercucuran berusaha disembunyikan.

Emang kalo jadi ibu harus begitu ya Umm...? 

Sebuah tanya dari putri kecilku yang manis.

Iya sayang ....

Cintanya berjuta-juta, senyumnya lebar menawan. Sentuhannya lembut menyalurkan energi jiwa. Pandangan matanya sejuk menentramkan.

Tangannya terbuka lebar menyediakan pelukan. Dadanya berdenyar-denyar menyalurkan cinta yang lumer.  Tersambung dari hati ke hati menjadi ikatan yang kuat.

Hanya kebaikan yang diharapkan. Cukup bahagia menjadi impian. Keberuntungan selalunya didambakan. Untuk buah hati yang amat sangat dicintai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun