Mohon tunggu...
Destia Mustikasari
Destia Mustikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - It's me

...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahagia Itu Sederhana

18 Juli 2022   21:00 Diperbarui: 18 Juli 2022   21:04 2917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Secara tidak sengaja, pemudi itu kemudian menemukan gambar cover buku berjudul 'filosofi teras' dari hasil researchnya. Ia membaca halaman artikel yang berkenaan dengan buku tersebut.


Setelah ia baca dan memikirkannya kembali, ia dapatkan bahwa kebahagiaan biasanya identik dengan uang yang banyak, keluarga yang bahagia, liburan setiap bulan, dan hal lainnya yang bersifat materi. Pemudi itu berpikir bahwa ia punya cukup uang untuk membeli kebutuhan dan keinginannya, tapi ia tetap tidak merasa bahagia. Ia punya keluarga yang cukup harmonis dan bahagia, tapi tidak cukup membuatnya ikut bahagia. Ia sering liburan, juga tidak membuat dirinya sepenuhnya merasa bahagia. Jadi sebenarnya apa kebahagiaan itu?


Ia dapatkan bahwa kebahagiaan adalah bebas dari segala emosi negatif. Emosi negatif berasal dari orang itu sendiri, dan hanya dia sendirilah yang bisa mengendalikannya. Artinya jika orang bisa mengendalikan emosi negatif maka ia bisa mencapai kebahagiaan. Pemudi itu tersenyum pada hasil bacaannya. Ia juga membaca bahwa dalam hidup ada hal-hal yang bisa dia kendalikan dan ada yang tidak bisa dikendalikan. Ia hanya harus fokus pada hal-hal yang bisa ia kendalikan, maka ia bisa bahagia.


Pemudi itu sadar, ternyata selama ini ia terlalu fokus pada banyak hal yang tidak bisa ia kendalikan, popularitas, kondisinya ketika ia lahir, bahkan penilaian dan tindakan orang lain. Justru yang sebenarnya perlu ia kendalikan tidak pernah benar-benar ia kendalikan, keinginannya, persepsinya, pikirannya, bahkan tindakannya sendiri. Ternyata memang dirinya sendirilah yang tidak sadar bahwa ia salah menggantungkan kebahagiaan. Kebahagiaan tergantung dirinya sendiri.

"Kak, ayo siap-siap kita pulang!" ujar sang Ibu yang menghampirinya
"Iya, Bu. Ayo!" balas Pemudi itu
"Semangat sekali, Kak. Padahal tadi berangkat lesu banget" kata ibunya sedikit keheranan
"Harus semangat dong, Bu. Kapan-kapan kita berkunjung ke rumah Nenek juga, ya" pinta si pemudi
Ibunya mengangguk dan tersenyum sebagai tanggapan.
"Sudah nangis-nangisnya? Sekarang sudah merasa lebih baik?" tanya Ibu itu tiba-tiba
Pemudi itu terkejut, ternyata ibunya tahu
"Kalau Kakak butuh teman curhat, Ibu siap mendengarkan, Kok? Jangan ditanggung sendiri ya, Sayang. Sekali-sekali ceritakan. Tidak ada salahnya dengan itu." Nasihat sang ibu
Pemudi itu memeluk ibunya dan sedikit menangis,
"Kakak minta maaf ya, Bu. Karena selalu terlihat cuek. Kakak sebenarnya merasa banyak beban dan pikiran, Bu. Maaf" ucap si pemudi tersendu-sendu
"Tidak apa-apa, Sayang. Ibu juga minta maaf, ya kalau ibu yang membuat kamu jadi banyak pikiran" ujar sang ibu
"Nggak, Bu. Ibu doain Kakak selalu ya, supaya bisa melewati semua masalah yang Kakak hadapi" ujar si pemudi
"Iya, pasti selalu doakan. Ibu bangga sama kamu" balas sang ibu pada akhirnya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun