Mohon tunggu...
Desta Dara Dwi Kumala
Desta Dara Dwi Kumala Mohon Tunggu... Lainnya - Mengamati, memahami, menuliskan dengan hati

Pengagum kabut lembut pegunungan dan penyuka kopi hitam pakai gula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Positif PHK

4 Mei 2020   22:36 Diperbarui: 4 Mei 2020   22:26 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pandemi corona yang sudah berjalan dua bulan lebih ini, memunculkan berbagai dampak.  Salah satunya yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran yang terjadi dari  berbagai perusahan. Hal ini dilakukan perubahan dari berbagai daerah di Indonesia. Dihimpun dari laman kompas.com disebutkan bahwa dari Data Kementrian Tenaga Kerja per 20 April 2020 hampir tiga juta karyawan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta menurut Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), orang yang menjadi korban PHK bisa mencapai 15 juta jiwa (kompas.com/badai-phk-ditengah-corona).

            Kedua data tersebut sangat fantastis. Dapat dibayangkan bagaimana nasib para pekerja dan keluarganya. Terlebih untuk mereka yang menggantungkan hidupnya dengan satu-satunya pekerjaan yang dimiliki. Keadaan yang sulit ditengah pandemi yang terjadi saat ini. Terlebih ditengah bulan ramadhan. Hampir semua kebutuhan dibulan ramadhan lebih mahal dibanding biasanya,  menambah permasalahan karyawan terdampak PHK. Ditambah lagi, Hari Raya Idul Fitri yang membutuhkan banyak biaya. Bagi mereka keadaan ini cukup membuat fikiran bekerja sangat keras.

            Keadaan tersebut tak mungkin selesai jika hanya menggantungkan pada pesangon yang diberikan, terlebih bergantung pada bantuan pemerintah. Pun jika ada bantuan dari pemerintah tak akan bisa mencukupi kebutuhan jika pandemi berlangsung lebih lama. Alih-alih ingin mendirikan usaha, untuk makan sehari-hari saja bahkan bisa dikatakan kurang. Membuka usaha belum tentu juga bisa cepat mendapat laba, terlebih usaha yang sifatnya offline. Belum lagi modal yang dibutuhkan.

            Ditengah fikiran dan semakin didesak keadaan, bukan tidak mungkin mereka akan mengalami depresi. Hingga yang seharusnya mendapat solusi malah justru depresi. Tekanan dari berbagai pihak akan di dapat dari karyawan yang terkena PHK. Tekanan ini bukan hanya semata-mata datang dari  keluarga dan lingkungan, tetapi tekanan yang terbesar adalah tekanan dari fikiran mereka sendiri. Tak kalah penting dengan bagaimana mereka  mendapatkan pekerjaan kembali, depresi ini penting untuk diatasi. Dengan fikiran yang tenang akan menghasilkan solusi yang lebih matang dan cemerlang.

            Salah satu cara untuk mengatasinya yaitu mengubah sudut padang negatif menjadi postif. Dengan kata lain positif thinking. Terlihat klasik dan sederhana namun cukup menantang untuk dilakukan. Merubah pola pikir tiga ribu karyawan terdampak PHK sebagai pengangguran baru dengan melihat tiga juta pekerja ini akan memiliki kemampuan baru dan kreatifitas baru. Tiga juta orang ini akan menjadi pekerja keras lebih dari sebelumnya dan akan memunculkan lapangan kerja baru nantinya. Tiga juta orang yang akan menjadi pengusaha sukses. Tiga juta orang  ini akan memiliki waktu lebih lama bersama keluarga. Dan "aku" adalah salah satu dari tiga juta yang akan lebih sukses setelah ini.  

            Dukungan berupa kalimat positif tersebut sangat dibutuhkan. Ditengah dampak yang harus dipikul. Dengan prasangka yang baik, maka yang terwujud hal-hal yang baik juga. Begitu pula untuk mereka semua. Untuk tiga ribu orang terpilih, kuatkan bahumu untuk menjadi seorang yang lebih sukses!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun