Mohon tunggu...
Desny Zacharias Rahardjo
Desny Zacharias Rahardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Co-Founder of Membangun Positivity

Orang biasa yang suka membaca, menulis, dan makan bubur yang tidak diaduk.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penelitian: Relationships Adalah Kunci Untuk Sehat dan Umur Panjang

30 Maret 2020   11:32 Diperbarui: 24 April 2020   22:57 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata bukan makanan atau minuman sehat. Bukan juga olahraga yg teratur atau yg tepat. Bukan juga kekayaan yang membuat anda bisa membeli obat mahal, ke dokter yang hebat atau RS yang mahal. Bukan pula keturunan dari orang-orang yang panjang usianya. Mereka sehat dan panjang usianya karena memiliki relationships yang bagus. Good relationships keep us healthier and happier. Period.

Studi Harvard ini telah menemukan ada 3 hal penting dalam relationship:
1.Social connection itu penting dan kesepian itu bisa membunuh.
Orang-orang yang memiliki hubungan yang baik dengan pasangan, keluarga, sahabat hidupnya ternyata lebih bahagia, tubuhnya lebih sehat, dan usianya lebih panjang.
2.Bukan jumlah teman atau keluarga yang anda miliki yang penting. Kualitas hubungan yang lebih penting.
3.Hubungan yang baik tidak hanya melindungi tubuh kita, tapi juga otak kita. Orang-orang yang hubungannya baik, terbukti memiliki daya ingat yang lebih baik dari mereka yang hubungannya tidak terlalu baik.

Hubungan yang baik menciptakan stimulasi mental dan emosional, yang merupakan mood booster, Itu kata kata Dr. Waldinger, direktur keempat dari penelitian itu. Makanya tidak salah kalau kita dianjurkan untuk fokus pada hubungan yang positif dan melepaskan orang-orang negatif dalam hidup kita, atau setidaknya meminimalkan interaksi kita dengan mereka. Tingkatkan kualitas, bukan kuantitas, dan pelihara hubungan itu.

Lalu apa kata neuroscience tentang ini?

Ada penelitian yang dilakukan oleh Martin Seligman. Martin Seligman menyebut apa saja yg paling menumbuhkan Positivity (yang oleh studi Harvard tadi disebutkan sebagai kesehatan dan kebahagiaan). Kegiatan meditasi adalah yang utama, practicing gratitude juga. Tapi ada yang juga penting, yaitu relationships. Nah, sama khan. Relationship juga.

Sudah saya sebutkan bahwa meditasi memperbaiki fungsi otak, meningkatkan kesehatan tubuh, dan memperbaiki perilaku. Bersyukur juga.

Mereka yang rajin bermeditasi dan bersyukur bisa memiliki kecenderungan untuk berperilaku yang baik terhadap orang lain. Itu artinya ia bisa memiliki relationships yang baik pada siapa pun, terutama pasangannya, istri atau suami, anak, orangtuanya, tetangga, teman, komunitas, dan seterusnya.

Jadi, praktisnya begini: Kita rajin bermeditasi serta tidak lupa mengucap syukur. Kalau kita rutin melakukan ini, maka positivity kita akan meningkat. 

Orang yang memiliki positivity yang tinggi akan cenderung berbuat kebajikan. Dengan sendirinya hubungannya dengan orang-orang disekitarnya juga menjadi lebih baik. Tubuhnya juga lebih sehat, immune systemnya juga lebih baik. Orang-orang seperti ini hidupnya dalam jangka panjang akan lebih sehat dan bahagia.

Pertanyaan untuk menutup pembahasan kali ini:

Jika Anda ingin berinvestasi untuk "kehidupan yang baik," di mana Anda harus meletakkan waktu dan energi Anda? Kalau saya, saya akan berinvestasi dalam melakukan meditasi, bersyukur, dan memelihara hubungan yang baik dengan pasangan, anak, keluarga, teman dan komunitas saya. Saya tidak perlu menunggu kaya untuk investasi ini.

Salam positivity.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun