Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Waspadai "Self-Loathing", Pola Membenci Diri Sendiri yang Sebaiknya Dihindari

11 September 2021   17:11 Diperbarui: 16 September 2021   23:15 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi self loathing | sumber: Foto: theguidancegirl.com 

Dengan cara berdialog pada dirinya sendiri, dan menyakinkan hati dengan sebaik mungkin terhadap hasil yang telah diperoleh, bahwa itu tidaklah buruk. 

Seperti halnya kalimat yang satu ini, "Aku sudah berusaha melakukan yang terbaik, dan hasil yang didapatkan sekarang ini juga merupakan hasil yang terbaik, all is well...".

Dengan berpikir demikian, besar kemungkinan, Sesilia tidak akan menciptakan ruang kebencian pada dirinya.

Ketiga, bergabunglah dengan orang-orang yang mampu memberikan aura kebahagiaan. Dengan kehadiran support system yang baik, misalnya. 

Dengan begitu, kamu sendiri mampu mencurahkan segala kepenatan yang dialami, menceritakan apa yang sedang terjadi, agar pikiranmu mampu lebih tenang, dan agar hatimu juga lebih damai. 

Dan perlu diingat secara baik, apabila ingin mencurahkan apa yang sedang dirasakan, lakukanlah terhadap orang yang terpercaya. Agar bisa memperoleh feedback serta solusi terbaik dari apa yang telah diceritakan tersebut. 

Keempat, berhentilah membandingkan hidupmu dengan orang lain. Terlalu sibuk dan terlalu memaksakan dirimu sendiri membandingkan hidup dengan orang lain, sama saja dengan kamu menciptakan ruang kebencian di dalam dirimu sendiri. 

Begitu banyak cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan perbandingan di dalam hidup dan itu sangat mudah terjadi, apabila kamu memang berniat untuk menjadi musuh di dalam dirimu sendiri. 

Seperti halnya yang dilakukan oleh Sesilia pada ilustrasi di atas, "....Wisya aja bisa lulus kenapa kamu nggak bisa sih, ih nyebelin banget deh".

Mendapati kisah yang dialami oleh Sesilia, dirinya seakan-akan tidak terima bisa dikalahkan oleh Wisya, dan kebenciaan pada dirinya pun terus terjadi. 

Itulah sebabnya, terlalu sibuk membuat perbandingan hidup juga tidak ada gunanya, karena jalan hidup yang dijalani setiap insan di muka bumi ini jelas akan berbeda satu dan lainnya. Ibaratnya, sudah disediakan porsinya masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun