Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sering Risih dengan Perilaku "Copycat"? Berikut 3 Solusi Menghadapinya

3 September 2021   11:23 Diperbarui: 4 September 2021   02:38 2388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi copycat | sumber: womantalk.com

"Eh nih orang jiplak gayaku apa gimana, perasaan dari ujung kepala sampai ujung kaki nggak ada bedanya dah, wah parah nih orang, bisa-bisanya dia tampil dengan gaya tiruan..."

Daripada kamu mencecarnya dengan pernyataan demikian di dalam hatimu, dan itu secara tidak langsung telah mengotori pikiranmu dengan pernyataan negatif.

Maka dari itu, cobalah kamu mulai dengan berpikir sedikit positif, walaupun terkesan sulit cobalah untuk melakukannya. 

Seperti halnya kalimat yang satu ini, "sepertinya dia termotivasi dengan gayaku ya...", nah kalimat ini terkesan sedikit lebih positif tanpa adanya unsur emosi. 

Meskipun tidak menutup kemungkinan, bahwa pikiran negatif dan rasa ingin emosi terhadap copycat bisa saja menghampiri. Setidaknya, kamu sudah berusaha untuk berpikir lebih positif, karena itu jauh lebih baik. 

Pada dasarnya, perilaku copycat seakan-akan tampil dalam wujud tanpa dosa, karena telah melakukan peniruan. 

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan seseorang bisa tampil dalam wujud copycat, mulai dari ketidakpercayaan diri yang dimilikinya, hingga ingin mendapatkan apresiasi dari apa yang dilakukannya. 

Meskipun demikian, copycat sebenarnya bisa bernilai positif apabila yang bersangkutan mampu menggunakannya dengan sebaik mungkin.

Seperti halnya bertindak dengan lebih bijak, dimana orang yang ingin ditirunya tidak serta merta dijiplak tanpa ada pembeda, melainkan, dijadikan sebagai media untuk membuat diri menjadi lebih baik lagi, karena orang tersebut sudah dijadikan sebagai acuan utama. 

Nah kalau begini kan enak jadinya...

Saya mohon maaf apabila ada salah kata di dalam penulisan artikel ini. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.

Thanks for reading

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun