Setelah kamu terperangkap pada pikiran-pikiran negatif untuk melontarkan ketidaksetujuan dengan nada emosi kepada para copycat. Disitulah kamu harus mampu menahan diri.Â
Apabila dirimu ingin marah, pada dasarnya semua itu sah-sah saja bila terjadi, namun apa jadinya bila kamu terlalu berlebihan dalam menyampaikan argumen terkait tingkah laku copycat, bisa-bisa kamu mendapatkan label "sih tukang marah-marah".Â
Maka dari itu, lebih baik menahan emosi secara elegan daripada meledakkan emosi tanpa adanya jeda.Â
Kedua, bersikap santai dan tenang. Ini merupakan kelanjutan dari poin pertama. Ketika kamu berhasil menahan emosi, kamu yang melihatnya bisa lebih bersikap santai.Â
Terkadang, pembicaraan di hati dan pembicaraan langsung melalui perantara mulut tidaklah se-sinkron itu.
Dari mulut, kamu bisa saja mengatakan "It's okay dia meniru gayaku", tapi di dalam hati, bisa saja kamu mengatakan hal yang berbeda "parah nih orang main tiru aja".Â
Bersikaplah lebih elegan dalam menghadapi para pelaku copycat, mungkin saja, para copycat akan menunjukkan tampilan dirinya secara lebih menonjol.
Meskipun demikian, kamu harus mampu bersikap santai seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Tidak ada gunanya kamu menghabiskan energi hanya untuk marah-marah pada hal yang tidaklah terlalu penting.Â
Kamu sendiri harus tetap santai dan tenang, karena nyatanya, kamulah yang telah ditiru oleh dirinya, bukan kamu yang meniru, all is well.
Ketiga, berpikir positif. Setelah poin pertama dan poin kedua berhasil kamu terapkan, langkah selanjutnya adalah menenangkan pikiran dengan hal-hal yang positif.Â
Dengan berpikir positif kamu lebih bisa menenangkan diri, ketimbang kamu berpikir ke ranah yang lebih negatif, seperti halnya kalimat pernyataan pada bagian ketiga di atas.