Pendahuluan
Pernahkah kita bertanya mengapa sekolah berjalan dengan cara tertentu? Mengapa ada kurikulum, metode mengajar, dan tujuan belajar yang tampak begitu sistematis? Jawabannya terletak pada filsafat pendidikan—sebuah bidang yang sering dianggap rumit, padahal sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Filsafat pendidikan tidak hanya bicara soal konsep abstrak, tetapi juga menyentuh praktik nyata: bagaimana guru mengajar, bagaimana siswa belajar, dan bagaimana masyarakat mendefinisikan arti “pendidikan yang baik.” Inilah yang menjadikan filsafat pendidikan unik: ia adalah studi teoretis sekaligus praktis.
Di ruang kelas, guru yang memilih apakah akan menggunakan metode ceramah, diskusi, atau proyek sejatinya sedang menerapkan filsafat pendidikan. Demikian pula ketika sekolah merancang program literasi atau numerasi, mereka tidak sekadar mengeksekusi aturan, melainkan juga menafsirkan nilai dan tujuan pendidikan. Maka, filsafat pendidikan sesungguhnya hidup dalam setiap keputusan kecil dan besar di dunia pendidikan.
Latar Belakang Masalah
Mengapa penting membicarakan filsafat pendidikan sebagai studi teoretis dan praktis? Pertama, karena pendidikan tidak pernah netral. Ia selalu dipandu oleh gagasan dasar tentang manusia, pengetahuan, dan nilai. Misalnya, apakah tujuan sekolah sekadar mencetak tenaga kerja, atau membentuk pribadi yang utuh dan berkarakter?
Kedua, realitas pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan serius. Hasil survei PISA menunjukkan capaian literasi dan numerasi siswa masih tertinggal dibanding negara lain. Sering kali, kebijakan pendidikan lebih menekankan aspek teknis tanpa cukup refleksi filosofis. Akibatnya, praktik pendidikan cenderung pragmatis tetapi miskin makna.
Ketiga, filsafat pendidikan memberikan kerangka berpikir yang seimbang antara idealisme dan realitas. Secara teoretis, ia menawarkan konsep-konsep mendasar tentang ontologi (hakikat manusia dan pendidikan), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologi (nilai serta tujuan pendidikan). Secara praktis, filsafat pendidikan menuntun guru, pembuat kebijakan, hingga masyarakat untuk merumuskan strategi pendidikan yang relevan dengan zaman.
Oleh karena itu, memandang filsafat pendidikan hanya sebagai “teori” atau hanya sebagai “praktik” adalah kekeliruan. Keduanya harus berjalan bersama, karena teori tanpa praktik hanyalah wacana kosong, sementara praktik tanpa teori berisiko kehilangan arah.
Pembahasan