Mohon tunggu...
Desi Lina
Desi Lina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Yuk Baca yang Penasaran dengan Strategi Media

10 Mei 2017   11:50 Diperbarui: 10 Mei 2017   12:46 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pernakah kalian mengetahui apa itu media strategic planning? 

Bagaimana cara penempatan media dengan tepat dan benar?

Nah, kebetulan saya sedang berada di semester 4 perkuliahan saya yang tidak lain dengan jurusan marketing komunikasi dan salah satu mata kuliah yang saya jalani adalah media strategic planning. Atau dapat diartikan sebagai strategy perencanaan media.. Nah saya mau bagi bagi ilmu nih, seperti peribahasa berbagi ilmu tidak akan membuatmu merugi..

nah sebelum masuk ke topik tentang apa dan bagaimana itu media strategic planning. sebelumnya saya akan berbagi mengenai bagaimana sih suasana kelas saya di mata kuliah ini dan siapa dosen pada mata kuliah ini.

Oke, jadi di mata kuliah ini saya mendapatkan dosen yang sama saat saya semester 3, beliau juga sempat mengajarkan kami mata kuliah creative marketing yang tidak lain dari situlah kami diajarkan bagaimana menulis dengan baik yang tidak lain untuk dapat mempromosikan produk kita dengan menarik. Nah kebetulan dosen saya ini merupakan salah satu penulis buku yang cukup terkenal beliau bernama IRA LATIEF. Jika kalian pernah membeli buku "normal is boring" maka beliau lah yang menjadi dosen saya untuk mata kuliah ini. Nah bukan hanya itu suasana di kelas saya pun cukup santai tapi tetap serius..

Oke kembali lagi ke pembahasan apa itu media strategic planning atau bagaimana sih perencanaan media strategy yang benar nah menurut dosen saya ini perencanaan media strategy dengan benar akan meliputi..

1. Media Placement

Jika dilihat dari pekerjaan kreatifnya maka media placement terbagi dua jenis yaitu :

a. media lini atas (above the line) ; media utama yang digunakan dalam kegiatan periklanan, contoh ; televisi, radio, majalah, surat kabar.

b. Media lini bawah (below the line) ; media pendukung dalam kegiatan periklanan, contoh : pamflet, brosur dan poster.

Above the line (ATL)
 – Target audiens yang luas.
 – Lebih untuk menjelaskan sebuah konsep atau ide. Tidak ada interaksi langsung dengan audiens.
 – Media yang digunakan TV, Radio, Majalah, koran, billboard.

Below the line (BTL)
 – Target audiens terbatas
 – Media atau kegiatannya memberikan audiens kesempatan untuk merasakan, menyentuh atau berinteraksi, bahkan     langsung action membeli.
 – Media yang digunakan Event, Sponsorship, Sampling, Point-of-Sale (POS) materials, Consumer promotion, Trade promotion, dll.

Akan tetapi saat ini, dimana landscape media sudah bergeser secara dramatis dengan munculnya media-media baru, terutama yang berbasis teknologi tinggi (Internet dan mobile phone), beda ATL vs BTL semakin kabur. Persoalannya, karakteristik media baru tidak eksklusif lagi. Internet media, karena fiturnya yang sangat kaya (disebut dengan rich multimedia), yang dapat mencakup target audiens yang sangat luas, spesifik dan mempunyai fasilitas interaksi secara langsung. Dalam situasi pemasaran modern ini mengharuskan Strategic Brand Planner berpikir tentang bagaimana meng-integrasi semua hal diatas dalam desain pesan dan alokasi medianya. Karena hal ini maka kegiatan Integrasi komunikasi ini dikenal dengan sebutan ’Integrated Marketing Communication’ (IMC).

Jika kita perhatikan di sekitar kita, memang banyak kegiatan yang tidak bisa dikatakan eksklusif lagi. Ada kegiatan ATL yang mengandung unsur BTL. Atau sebaliknya, BTL yang mengandung unsur ATL. Contoh ATL dengan BTL adalah iklan sebuah brand di majalah yang sekaligus ditempeli sample produknya. Sedangkan contoh BTL dengan ATL adalah kegiatan event di outlet tertentu yang disebarluaskan lewat iklan radio dan sms.

Wilayah abu-abu atau ‘grey area’ itulah yang mendorong timbulnya istilah baru, yaitu ’Through the Line’ atau TTL. Istilah ini secara harafiah berarti ‘cakupan dari ujung satu ke ujung lainnya’. Istilah TTL diperkenalkan untuk menjembatani pihak perusahaan jasa komunikasi periklanan yang ingin membuat gambaran kongkrit terhadap segmen jasa kreatif komunikasi yang ditawarkannya.

2. Penggunaan jasa influencer untuk menjual produk atau jasa kita (endorsement)

Pengertian Endorse
Kalau kita artikan dalam bahasa Indonesia arti dari kata Endorse sebetulnya berasal dari kata Endorsement merupakan suatu dukungan atau saran, akan tapi makna Endorse sendiri sesungguhnya yang dimaksud atau yang sering dipakai artis itu sedikit berbeda dengan makna sebenarnya dari endorse. Itu hanya penertian secara umum berdasarkan KBBI.

Dengan demikian makna endorse di dalam bisnis atau usaha toko online maksud dari Endorse adalah meminta dukungan dari para artis ternama dengan cara para pemilik usaha online shop tersebut memberikan barang dagangan atau produk yang mereka jual kepada artis yang mau mereka “endorse” secara gratis dengan imbal balik sang artis nantinya mengunggah photo pribadi mereka dengan memakai barang / produk pemberian dari online shop tersebut (biasanya berupa pakaian). Enak juga bukan jadi artis pakaiannya saja gratis, dan tidak sampai disitu saja karena biasanya mereka(artis) juga dikasih bayaran.

Terus apa keuntungan dari Pemilik Online Shop?
Untuk keuntungan dari endorse untuk pemilik online shop pastinya sudah jelas, karena dengan artis mengenakan produk mereka apalagi artis ternama maka akan meninggatkan pembelian barang yang di endorse tadi. Bahkan kadang dengan cara beriklan seperti ini, keuntunhan bisa berlipat ganda untuk pemilik online shop dari barang yang telah di endorse.

Untuk hubungan kesepakatan kerjasama endorsement  biasanya semua persyaratan dan persetujuan endorsement tersebut dibicarakan secara langsung antara pemilik online shop dengan seorang artis atau pihak yang akan di endorse, ini tanpa melalui pihak ketiga. Selanjutnya apabila sudah terbentuk kesepakatan antara pihak online shop dengan mereka (endorse), pihak online shop berkewajiban memberikan kompensasi dari isi kesepakatan dengan pihak ter-endorse. Kemudian pihak ter-endorse berkewajiban menggunakan produk dari online shop tersebut disertai dengan statement bahwa produk online shop tersebut mereka pakai sehingga orang lain akan melihat kalau artis ini memakai produk ini.















HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun