Mohon tunggu...
Desfina Citra
Desfina Citra Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030024 uin sunan kalijaga yogyakarta

prodi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hot-Cold Empathy Gap: Sulitnya Memahami Perilaku Orang

7 Juni 2023   12:29 Diperbarui: 7 Juni 2023   12:32 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pict by freepik.com 

Diantara kita pastinya pernah mengalami situasi seperti, ada orang lain yang sedang emosi, dan karena orang tersebut sedang emosi entah karena apa, akhirnya ia melakukan sesuatu yang menurut kita berlebihan dan membuat kita berpikir "kalo aku jadi dia, gamungkin ngelakuin hal kaya gitu sih", jika kita pernah mengalami hal tersebut, yaitu mengalami kesulitan untuk mengerti emosi seseorang tandanya kita mempunya masalah hot-cold, empathy gap.

Hot-Cold, Empathy Gap adalah suatu perilaku cognitive bias yang membuat kita meremehkan bagaimana preferensi kita dapat berubah tergantung dalam emosional state apa yang sedang terjadi saat itu. Dalam hal ini, emosi state terbagi menjadi dua, yaitu hot state dan cold state. Hot state adalah keadaan dimana kita merasa tenang, rasional. Sedangkan hot state adalah keadaan yang membuat kita merasa emosioal, sedih, marah, takut, hingga lapar. Lalu, jika kita berada di posisi cold state maka akan sulit untuk kita membayangkan diri kita berada di hot state, begitupun sebaliknya.

Contoh simplenya adalah misalnya kita sedang pergi ke restoran dalam keadaan yang sangat lapar, dan akhirnya kita memesan beberapa makanan yang agak berlebih. Pada saat kita kembali dalam posisi cold state atau kembali bersikap rasional, kita baru sadar bahwa kita memesan makanan terlalu banyak dan akhirnya makanan tersebut tidak habis.

Mengapa kita bisa berada dalam posisi empathy gap?

Karena ternyata saat kita melihat suatu keadaan atau kondisi, bagaimana kita memproses informasi, lalu bagaimana kita akhirnya mengambil keputusan, itu tergantung dari mental kita saat itu.

Empathy gap ini mempunyai efek dan efek tersebut tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga pada orang lain. Efek hot-cold, empathy gap terhadap diri sendiri yaitu kita menjadi membuat keputusan-keputusan kurang baik atau kurang bijak dan efeknya terhadap orang lain adalah kita menjadi judgemental terhadap reaksi orang lain, kita juga bisa menjadi salah paham terhadap situasi orang lain.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tidak jarang kita heran melihat kelakuan orang lain dan bahkan berpikir pada diri sendiri bahwa kita tidak akan melakukan hal yang sama dengan orang tersebut. Padahal kita tidak pernah tahu kebenarnnya bagimana, karena behaviour seseorang atau respon seseorang terhadap sesuatu itu syarat akan personal factor, walaupun kita sangat dekat dengan orang tersebut, kita tidak akan tahu persis perasaan dia seperti apa.

Sebetulnya persoalan empathy gap ini sangatlah manusiawi, karena human cognition itu sangat tergantung dengan bagaimana keadaan mental kita saat itu, jika kita membicarakan mengenai kita yang bisa menjadi judgemental terhadap situasi orang lain itu terjadi karena kita cenderung untuk memproyeksikan apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan ke orang lain, padahal semua hal itu personal.

Ibaratnya kadang saja kita suka salah memprediksi bagaimana diri kita sendiri akan bersikap terhadap suatu keadaan, lalu bagaimana dengan orang lain. Hal yang perlu diambil dari topik ini adalah, kita harus lebih mendengarkan orang lain, harus lebih mengerti bagaimana perasaan orang lain, dan yang lebih penting yaitu kita harus mengerti bagaimana perilaku emosional orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun