Mohon tunggu...
desfin sabrina
desfin sabrina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Distress Akibat Transisi Pasca Bencana Palu

31 Desember 2018   15:08 Diperbarui: 31 Desember 2018   15:45 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, penyebab stres situasional. Stres ini disebabkan adanya faktor lingkungan dan situasi seperti: situasi yang tak terduga dan tak diketahui alur terjadinya. Lingkungan secara langsung memengaruhi pembentukan stres. Manusia yang belum adaptif bisa berlarut larut terbelenggu situasi dan ia mulai merasakan depresi. 

Kedua, Peristiwa dalam hidup. Peristiwa yang dimaksud ialah kejadian yang terjadi pada diri individu maupun masyarakat memiliki dampak secara langsung terhadap pola pikir, emosi seperti: perceraian, bencana, masalah finansial. Timbulnya peristiwa ini bersinggungan dengan pengalaman hidup, kejadian yang sudah pernah dialami individu, kolektif. Momentum peristiwa ini  memengaruhi ketidakstabilan emosi sehingga, individu merasakan tekanan batin. 

Ketiga, Stres disebabkan oleh orang lain. Stres tipe ini sulit untuk diselesaikan secara cepat karena sumber yang dimaksud mengenai hubungan sosial individu. Interaksi dengan sesama ada kalanya dapat menimbulkan kontradiksi antar elemen anggota masyarakat. Hubungan sosial yang sudah berlangsung lama belum tentu menghadirkan suasana kehidupan masyarakat yang harmonis. Individu dalam masyarakat memiliki hasrat yang secara tidak langsung menyumbangkan gesekan pemicu konflik dengan individu lain dalam masyarakat. 

Keempat ialah Stres bersumber dari diri sendiri. Stres ini menjadi akar penyebab stress terbesar dan sukar juga diselesaikan diantaranya: aktualisasi diri, kesempurnaan, keinginan besar. 

Sifat manusia tak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki sehingga, banyak tuntutan diri yang harus dipenuhi agar memiliki keistimewaan yang bisa dibanggakan dan ditunjukkan pada orang lain. Teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow berlaku dalam sumber stres ini. Atas dasar teori ini manusia tergerak untuk menginginkan tercapainya kebutuhan yang lebih tinggi lagi. 

Disstres yang penulis maksud ialah stres buruk. Kemunculan stres ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang telah disebutkan diatas. Stres memberikan dampak buruk bagi individu. Korban disstres merasa bahwa hidup mereka berhenti. Firasat dan suasana kebatinan yang kalut selalu menjadi pemenang ditengah ketidakstabilan emosi. Akumulasi beban disstress ini lama-lama menumpuk dan mengganggu kejiwaan, perilaku maupun psikologis. 

Disstres menyerang masyarakat terdampak bencana di Palu, Sulawesi Tengah. Disstres terjadi akibat trauma dari peristiwa gempa yang disusul oleh tsunami di wilayah tersebut. Sumber disstres yang muncul berasal dari keadaan takut, panik saat bencana berlangsung. Trauma ini secara langsung berdampak pada pola pikir dan emosi masyarakat. Rekaman kejadian gempa secara spesifik tersimpan dalam ingatan masyarakat. Berbagai macam gejolak bermunculan misalnya: Perasaan tidak rela kehilangan keluarga, saudara, kekasih. 

Masyarakat yang menjadi pengungsi bencana tsunami di Palu rentan dengan perasaan trauma. Trauma bencana masyarakat Palu perlu ditangani dengan segera agar tidak menimbulkan gejala stres akut yang merugikan kehidupan masyarakat itu sendiri. Utamanya bagi anak-anak karena, memori peristiwa bencana ini mudah menguasai emosi, spiritual sehingga, menghambat masa tumbuh kembang anak. Anak bisa mengalami stres akut  dan  anti sosial. Penanganan trauma ini bisa melalui PSTD (Post Traumatic Stress Disorder). Adapun konsep dari PSTD ini sebagai berikut : 

Sumber : Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah - Vol 7 No.2, Desember 2009.
Sumber : Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah - Vol 7 No.2, Desember 2009.
Pemulihan kondisi mental maupun psikologis dari keluarga yang ditinggalkan menjadi fokus utama yang harus diperhatikan. Penanganan pemulihan ini bisa dilakukan dengan mngajak para psikolog maupun relawan yang ahli menangani masalah psikologis. 

Pendekatan Pemulihan stres harus disesuaikan dengan suasana kebathinan dari korban bencana. Hal ini dikarenakan bisa meredam gejala psikis, gejala neurosis sehingga, resolusi dapat tercapai. Pemulihan ini bisa dijadikan bekal untuk memotivasi kehidupan masyarakat agar terus bangkit dari keterpurukan pasca bencana.

Upaya menata lagi kehidupan disituasi transisi pasca bencana memang sulit akan tetapi, bimbinan PSTD cukup membantu. Ini merupakan modal yang paling vital untuk merekonstruksi tata kehidupan masyarakat. Aktor utama yang berperan dalam masyarakat ialah individu sehingga, untuk membangun kembali nafas kehidupan di daerah terdampak harus disertai inisiatif dari masing masing individu di masyarakat itu sendiri. Seperti halnya tsunami yang terjadi di Aceh 2004 silam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun