Mohon tunggu...
Desa Kali Gedang Official
Desa Kali Gedang Official Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Desa Kaligedang terletak di Kecamatan Ijen, yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Desa Kaligedang terbagi menjadi 6 dusun ( Kalisengon, Kaligedang, Lerpenang, Karang sengon, Karang Gedang, Kali jajar). Desa ini memiliki keindahan alam yang menarik serta memiliki potensi wisata alam yang cukup mengagumkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tahap Akhir Menuju Desa Lebih Sejahtera, KKN 25 UMD Unej 2023 Capai Legalitas Produk Lokal

19 Agustus 2023   08:16 Diperbarui: 19 Agustus 2023   08:20 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. KKN 25 UMD Unej dan Perangkat Desa 

Desa Kaligedang, Ijen, Bondowoso (15/08/2023) -- Proses mendekati akhir KKN adalah momen penting yang melibatkan evaluasi dan perencanaan jangka panjang. Kesempatan ini tidak hanya digunakan untuk menyelesaikan proker yang tengah berjalan, tetapi juga untuk memastikan bahwa dampak yang telah dicapai akan terus berlanjut dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat setelah keberangkatan para peserta KKN. Hal ini juga perlu didukung dengan adanya pemberdayaan masyarakat lokal melalui suatu komunitas. Pada minggu ke enam ini, KKN 25 UMD Unej bersama komunitas desa mengajak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai salah satu instrumen penting dalam mewujudkan kemandirian perekonomian desa.

(dokumentasi pribadi)

KKN 25 UMD Unej berkumpul bersama perangkat desa dan juga komunitas desa untuk mendiskusikan pembahasan lanjutan mengenai pemilihan struktur komunitas meliputi ketua, bendahara, tim pemasaran dan tim mutu produk. Pembagian struktur komunitas ini diharapkan dapat mempermudah sasaran untuk meneruskan produksi Teh Dakota dan Sayurprise Mie. Selain itu, dalam momen yang penting ini juga terjalin kerjasama bersama BUMDes untuk melegalitaskan produk unggulan yaitu Sayurprise Mie dan Teh Dakota. Hal ini penting untuk keberlanjutan dari produk lokal. Dengan terbentuknya suatu organisasi dan legalitas produk menjadi pendorong untuk sasaran memperluas cakupan produk yang akan dikembangkan nantinya, dikarenakan dengan adanya legalitas yang jelas akan produk dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan mendorong semangat dari sasaran untuk mengembangkan dari produk Sayurprise Mie dan Teh Dakota menjadi lebih baik.

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu menjadikan BUMDes sebagai mitra dalam pengelolaan produk. Pak Muhammad selaku ketua BUMDes Kaligedang mengatakan:


"Desa Kaligedang sendiri memiliki BUMDes yang sudah aktif namun dalam pengelolaannya belum bekerja secara maksimal. Pertamini merupakah salah satunya usaha yang telah bermitra dengan BUMDes. Namun, untuk produk makanan dan minuman BUMDes baru pertama kali dilakukan. Saya senang karena tim KKN 25 UMD Unej menciptakan produk baru bagi BUMDes Kaligedang."


Pengajuan produk Sayurprise mie dan Teh Dakota mendapat respon yang sangat baik dari BUMDes,


"Produk Teh Dakota dan Sayurprise Mie ini akan kami kembangkan bersama BUMDes karena memiliki prospek bagus kedepannya. Semoga produk dan komunitas ini dapat terus berlanjut untuk kedepannya", kata Pak Muhammad.

Gambar 2. KKN 25 UMD Unej dan Komunitas Berdiskusi Mengenai Keberlanjutan Komunitas dan Produk
Gambar 2. KKN 25 UMD Unej dan Komunitas Berdiskusi Mengenai Keberlanjutan Komunitas dan Produk

(dokumentasi pribadi)

Desa Kaligedang memiliki banyak potensi salah satunya di sektor perkebunan. KKN 25 UMD Unej memanfaatkan potensi tersebut untuk membuat beberapa program kerja berupa Budidaya Maggot, Sayurprise Mie, dan Teh Dakota. Budidaya maggot adalah praktek yang mengelola populasi larva dengan tujuan mengubah limbah organik menjadi sumber pakan protein yang kaya dan berkelanjutan. Produk ini mungkin terdengar unik, tetapi memiliki pasar yang penting dalam industri pakan ternak. Sedangkan Sayurprise Mie merupakan bentuk inovasi produk mie yang terbuat dari sayur potensi desa yaitu kubis seledri dan wortel. Program kerja terakhir yaitu, Teh Dakota (Teh Daun Kopi)  teh yang terbuat dari daun kopi. Teh Daun Kopi yang digunakan merupakan hasil limbah pertanian kopi yang disebut dengan PLP (Pangkas Lepas Panen). Ternyata program kerja tersebut menarik minat warga desa untuk ikut berinovasi pada produk yang akan kita kembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun