Mohon tunggu...
Derrick Raphael Widyanata
Derrick Raphael Widyanata Mohon Tunggu... murid

Halo

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Hanya di Menteng Raya 64: CC CUP XL 2025

5 Oktober 2025   19:00 Diperbarui: 5 Oktober 2025   19:00 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sejak Sabtu, 20 September hingga Sabtu, 27 September 2025, Kolese Kanisius di Jalan Menteng Raya No. 64 telah bertransformasi menjadi area perlombaan, dimana lebih dari 200 sekolah dan 1000 panitia bertemu dalam acara Canisius College Cup (CC Cup) XL 2025. Ini bukan sekadar kompetisi tahunan yang diwarnai oleh teriakan semangat dan perlombaan, melainkan merupakan suatu wadah bagi para Kanisian untuk belajar serta bekerja antar sesama dengan satu tujuan yaitu meriahkan CC Cup. Dengan tema sentral "El-helw ma yekmelsh," yang diambil dari Bahasa Mesir dengan terjemahannya yang berarti A beautiful thing is never perfect, CC Cup XL menjadi lebih dari sekadar turnamen. Ia adalah sarana bagi ribuan anak muda baik sebagai pemain, panitia, penonton untuk mengolah diri, membangun karakter, dan menjawab panggilan untuk bertumbuh lebih baik, atau yang dikenal dalam spiritualitas Ignasian sebagai Magis.

Lebih dari 200 sekolah yang terlibat dengan sekitar ratusan pertandingan yang berlangsung setiap hari, menggambarkan betapa besarnya skala acara ini. Namun, angka-angka itu hanyalah kulit luar. Inti dari CC Cup adalah pembentukan jiwa. Di tengah panasnya persaingan, terjalin relasi persahabatan yang damai. Panitia, yang sebagian besar adalah siswa belajar untuk berkolaborasi dan mengelola kompleksitas acara yang bahkan melibatkan kepolisian untuk menjaga keamanan. Di belakang panggung, mereka bernegosiasi, memecahkan masalah, dan memastikan setiap hal berjalan lancar, sebuah proses yang jauh lebih berharga daripada medali apa pun.

Pemandangan sudut-sudut sekolah yang dihiasi sentuhan estetik dari Mesir kuno juga memberikan kontras yang menarik. Tema ini mengakui bahwa kesempurnaan sejati tidak pernah ada, sebaliknya, keindahan justru terletak pada proses, pada perjuangan, dan pada ketidaksempurnaan yang diakui dan diterima. Ini adalah pelajaran hidup yang krusial bagi generasi muda untuk menerima kenyataan bahwa upaya terbaik seringkali diwarnai kegagalan dan justru dari sanalah kekuatan karakter diuji.

Setiap pertandingan pasti ada dua sisi, sisi pemenang dan yang kalah. Ketika seorang pemain mencetak gol atau mendapatkan poin, ia merasakan euforia kemenangan. Namun, ketika peluit berbunyi dan tim harus menerima kekalahan, disitulah kedewasaan emosional diuji. Dalam CC Cup, bertanding adalah cara mengikat kebersamaan dan menerima kekalahan adalah janji kemenangan di masa depan, janji untuk berlatih lebih keras, belajar dari kesalahan, dan kembali dengan strategi yang lebih matang.

Kegiatan ini secara luas mengajarkan bahwa kemenangan bersama sebagai anak muda tidak hanya diukur dari skor akhir pertandingan. Namun, juga terwujud dalam sportivitas yang ditunjukkan saat berjabat tangan dengan lawan, dalam rasa terima kasih kepada pelatih dan pendamping, dan dalam kemampuan untuk tidak menghinakan baik itu lawan yang kalah maupun rekan yang melakukan kesalahan. Di sinilah terletak esensi dari gagasan "membangun karakter anak muda" karena melalui pengalaman konkrit ini, mereka tertuntut dengan nilai integritas dan kerendahan hati.

Salah satu nilai hidup paling relevan yang melekat kuat dalam semangat CC Cup, terutama dalam konteks pendidikan, adalah Magis. Berasal dari bahasa Latin yang berarti "lebih" atau "the more," Magis dalam spiritualitas Ignasian bukanlah sekadar ambisi pribadi atau pengejaran prestasi duniawi. Sebaliknya, merupakan daya juang seseorang untuk menjadi lebih baik, sebuah semangat untuk selalu mencari dan memilih yang "lebih" demi kebaikan yang lebih universal (ad maiorem Dei gloriam).

Dalam konteks CC Cup, Magis termanifestasi dalam beberapa aspek:

  1. Daya Juang Pemain: Seorang atlet yang kalah dalam sebuah pertandingan tidak lantas berhenti. Semangat Magis mendorongnya untuk bertanya: "Apa yang bisa saya lakukan lebih baik?" Ini adalah panggilan untuk melatih fisik lebih keras, mengasah strategi lebih cerdas, dan membangun kekompakan tim lebih solid. Ini bukan hanya tentang menang, tetapi tentang kualitas upaya serta disiplin yang diberikan.

  2. Kualitas Pelayanan Panitia: Ratusan panitia yang bekerja tanpa lelah dari pagi hingga malam, mewujudkan Magis dengan bertanya: "Bagaimana saya bisa memberikan pelayanan lebih baik?" Tentu terdapat mereka yang melampaui tugas standar, mengutamakan kenyamanan dan keamanan semua pihak, mulai dari pemain hingga kepolisian di belakang panggung. Mereka menjadikan tugasmereka bukan sekedar kewajiban, melainkan sarana untuk menciptakan kebaikan yang lebih universal dalam suasana persahabatan yang kondusif.

  3. Dampak Jangka Panjang: Magis melihat jauh melampaui tanggal penutupan. Kegiatan ini bertujuan mencetak anak-anak muda yang, setelah keluar dari CC Cup, membawa semangat Magis ini ke lingkungan mereka. Mereka diharapkan tidak bersikap setengah-setengah dan bisa membawa sikap Magis ini dalam kesehariannya.

Bertanding dan berkolaborasi dalam CC Cup XL adalah pengalaman yang dapat mengajarkan nilai kemanusiaan, baik kepada peserta maupun panitianya. CC CUP ini adalah pembentukan formasi anak muda yang siap menghadapi tantangan zaman dengan karakter yang teruji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun