Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Penulis - Hanya orang biasa

Hidup ini indah kalau kita bisa menikmatinya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Acu (Episode Istriku Berselingkuh)

11 Oktober 2019   15:41 Diperbarui: 11 Oktober 2019   15:49 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover novelku | Dokpri

Pikiran Cetepe kacau. Tapi ia berusaha bersikap tenang. Tak mungkin Geisha berselingkuh dengan Ahuan. Foto-foto itu hanya untuk mengejeknya. Rumah di Damon Laut itu tak ada, omong kosong ! Ipah hanya berusaha mengambil hatinya supaya naik gaji.

Siang itu saat Geisha keluar, Cetepe menyuruh Ipah mengikuti. Cepete menunggu dengan gelisah. Ia berharap Ipah pulang mengabarkan Geisha hanya membeli bakpao, tak kemana-mana. Kecurigaannya hanya khayalan. Tak terjadi apa-apa. Semua lancar lancar saja. Ahuan dan Geisha hanya bersekongkol berfoto mesra untuk mengejeknya. Kalau diejek, Cetepe sudah kebal. Ia takkan memedulikan ejekan. Tapi Seandainya Geisha benar  berselingkuh, apa yang harus dilakukan ?

Setengah jam kemudian Ipah kembali dengan sebuah kalimat singkat. " Nyonya makan pangsit di kedai kopi Asahan."
Cepete bernafas lega. Betul seperti dugaannya, semua masih baik-baik saja. Ahuan dan Geisha hanya berusaha mengejeknya. Cepete membawa foto yang diterima pagi tadi ke Toko Deliana. Deliana sedang makan siang saat Cetepe tiba.
" Wah, sengaja datang untuk menemaniku makan siang, Tepe ?" sapa Deliana ramah.
" Betul, aku ingin melihat apa laukmu."
" Kudengar kemarin kamu pingsan di kelenteng. Jangan terlalu memaksa diri, Tepe. Fisikmu lemah, lebih baik jangan berpanas-panasan, apalagi tengah hari begini." Nasehat Deliana.
" Aku tak bisa makan gara gara ini. Ini lebih menyakitkan ketimbang pingsan di kelenteng." Cepete tak sabar menunggu Deliana selesai makan. Ia mengeluarkan foto dan ditunjukkan pada Deliana. Dipegangnya foto itu agar Deliana bisa melihat tanpa melupakan makan siang yang sedang disantap Deliana.
" Wah, ini sudah terlalu serius. Kapan kamu mendapatkannya?"
" Seharusnya kemarin, tapi berhubung kemarin aku pingsan, pagi tadi baru tiba ke tanganku."
" Berarti, pegawaimu  tahu ?"
"Ya, dia bahkan tahu lokasi fotonya di Damon Laut, dekat depot solar Kim Pek."
" Kim Pek? Ohya, penjual solar baru itu. Betul, depotnya di Damon Laut. Kamu sudah ke tempat itu ?"
Cetepe menggelengkan kepala. " Aku tak ingin berburuk sangka terhadap Geisha, bisa saja karena kelemahanku dia dan Ahuan kompak sengaja mengejekku. Mereka berpose demikian untuk mengejekku."
Deliana geleng-geleng kepala. Bukti sudah senyata ini Cetepe masih bermimpi indah di siang hari. Ia tak mengatakan Cepete bodoh, tapi dibutakan oleh kecantikan Geisha. Cinta memang membutakan manusia terhadap realita yang sesungguhnya.
" Tadi siang kusuruh Ipah mengekori Geisha keluar. Sudah 2 kali aku mengekori sendiri. Ketiga tiganya Geisha hanya keluar makan siang." Sambung Cetepe.
" Bagaimana dengan Ahuan ?" tanya Deliana.
" Ahuan sedang ke Dumai memperbaiki kapal."
" Nah, itu dia! Ahuan sedang ke Dumai, mana mungkin Geisha ke rumah itu untuk menemuinya? " serang Deliana.
Cetepe merasa omongan Deliana masuk akal.
" Kapan Ahuan pulang ?" tanya Deliana.
Cepete lesu menjawab " Tak tahu. Kapalnya selesai diperbaiki baru pulang."
" Kamu belum tahu siapa pengirimnya ? " tanya Deliana, lagi.
Cetepe menggelengkan kepala. Ingin sekali ia menghindar dari topik ini, tapi Deliana terus mengejarnya.
" Bagaimana jika aku yang mengekori Geisha? Kurekam dengan Vidoe Shooting?"
Cepete kontan menggelengkan kepala. Ia tak yakin ia sanggup melihat perselingkuhan istrinya andai itu benar terjadi, apalagi rekaman video mirip siaran TV. Ia menutup wajahnya. Hatinya kacau-balau. Ia seakan  ingin bersembunyi di bawah kolong ranjang agar tak perlu malu terhadap siapa-siapa andai Geisha benar  berselingkuh dengan Ahuan.
" Baiklah. Aku takkan merekam video tanpa seijinmu. Pulanglah, tenangkan dirimu. Jangan membuat kecurigaan jika kamu ingin menangkap perselingkuhan mereka. Foto ini ingin dihilangkan juga Ahuannya ? " tanya Deliana.
" Tidak usah, foto ulang, simpan negatifnya. Fotonya kuambil kembali."
Deliana belum selesai makan, tapi ia tak sanggup makan lagi. Ia menyambar foto dari tangan Cetepe, membawanya ke belakang untuk difoto ulang, setelah itu mengembalikan foto ke tangan Cepete. Cetepe mengucapkan terima kasih dan langsung pulang.  Gaya jalannya mirip orang yang tak bertenaga. Deliana kasihan melihat sahabatnya.
Cetepe langsung pulang ke toko. Seharian ia tak bisa bekerja, hanya duduk bengong menatap motor-motornya. Tak ada yang datang membeli motor. Jam 5 sore Geisha keluar dengan wajah lesu. Langsung keluar tanpa menatap suaminya.
" Ipah ikuti, pak Tepe ?" tanya Ipah membuyarkan ketertegunan tuannya.
" Tak usah, Ipah. Rapikan meja, pulanglah. Ajak anakmu jalan-jalan, mereka membutuhkan kasih sayang ibunya."
" Baik. Pak Tepe baik-baik saja ?" tanya Ipah terharu atas kebaikan bosnya.
" Aku baik-baik saja. Pulanglah..."

Cetepe menunggu Ipah pulang. Jam 5.30 ia menutup toko. Ia mengendarai motor menuju Damon Laut. Ia bertanya dimana depot solar Kim Pek. Yang ditanya menunjukkan tempatnya, mengatakan jam 6 depot tutup. Cetepe sengaja mengulur waktu hingga adzan  berkumandang barulah menuju ke tempat itu.

Kenyataan terkadang indah, adakalanya menyakitkan. Cetepe mendapati rumah itu benar cocok seperti di foto. Ia menghindari depot Kim Pek, ia menuju ke rumah satunya lagi, yang di sebelah kiri lokasi yang sering dilihatnya di foto. Ia bertanya siapa pemilik rumah kosong itu. Tetangga itu mengatakan rumah kosong itu ada penyewa, penyewanya bernama Geisha, pasangan suami istri yang pindah dari Tanjung Pinang. Ketika Cetepe menanyakan siapa nama suami Geisha, orang itu mengatakan tak tahu, suami istri itu berkelakuan aneh, hanya datang siang-siang, itupun hanya 1 sampai 2 jam. Malam  tak pernah berpenghuni. Sore  juga tak pernah dikunjungi, apalagi pagi hari.

Dunia Cetepe betul-betul ambruk. Langit jatuh menimpanya.  Ia merasa kepalanya terasa berat. Ia merasa segalanya berwarna hitam. Sebelum jatuh tersungkur, ia mendengar pemilik rumah itu berteriak. " Eh, bapak ! Bapak ! Kenapa pingsan ?" Setelah itu ia tak ingat apa-apa lagi.

Cetepe tersadar saat mencium bau keras di hidungnya. Ternyata bau minyak angin. Ia berada di rumah yang didatanginya tadi. Tuan rumah masih mengompres dahinya.
" Syukurlah, akhirnya sadar juga. Bapak kecapean, ya ?" tanya pemilik rumah.
" Ya. Saya bekerja keras dan suka pitam. Makasih telah menolong saya. " Cetepe mengeluarkan dompet, memberi pemilik rumah itu beberapa lembar uang. Ia bahkan tak ingat memberi berapa lembar. Setelah memberi uang, ia berdiri, agak oleng tapi bisa berjalan. " Makasih. Aku harus pulang." Katanya lesu. Dunianya hancur lebur. Segala yang ditepisnya tadi pagi hingga siang sekarang tampaknya sebuah kenyataan yang harus dihadapi. Geisha penyewa rumah itu, Ahuan orang yang diakui Geisha sebagai suami. Sudah berapa lama kejadian ini berlangsung? Ini betul betul petaka bagi rumah tangganya.
" Pak, boleh numpang tanya, sudah berapa lama rumah itu disewa ?"
" Kalau aku tak salah ingat, mungkin sudah sekitar 2 tahun." Jawab tuan rumah.
" Makasih, pak. " Cetepe merasa ia sudah tak perlu bertanya lagi. Semua bukti sudah nyata sehingga tak mungkin diingkari lagi. Geisha berselingkuh dengan Ahuan sudah 2 tahun, baru sekarang ia tahu, itupun karena dikirimi foto. Bodoh sekali dirinya, mirip badak.

Sekarang ia yakin orang-orang yang bekerja di depot solar itu yang mengiriminya foto-foto itu. Sudut pengambilan fotonya cocok dengan penjelasan Deliana. Kenapa mereka diam saja? Apa mungkin Kim Pek yang mengirimkan foto-foto itu? Ia pernah mendengar Akuan sesumbar mengatakan berhasil membuat tetangganya bangkrut. Akuan pernah mengatakan nama tetangganya itu Ong Kim. Betulkah Ong Kim  yang mengirim foto kepadanya? Tak peduli siapa pengirimnya, Cetepe tahu sekarang istrinya bukan miliknya lagi. Istrinya  yang dulu dianggapnya barang antik miliknya, yang hanya dinikmatinya sendirian, ternyata lebih banyak dinikmati Ahuan. Cepete merasa sangat tak berdaya. Melawan Ahuan jelas ia kalah tenaga. Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kuperbuat terhadap Geisha dan Ahuan ? Apakah aku harus diam saja, atau membongkar perselingkuhan ini sehingga menggegerkan seluruh Bengkalis? Cetepe pulang dengan kondisi seperti manusia yang tak punya harapan hidup lagi.  

Bersantai...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun