Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Penulis - Hanya orang biasa

Hidup ini indah kalau kita bisa menikmatinya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pengantin Pembawa Petaka Eps 01

22 Agustus 2019   14:25 Diperbarui: 22 Agustus 2019   14:32 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segalanya berubah dengan cepat. Generasi baru menggantikan generasi sebelumnya. Teknologi berkembang pesat, meninggalkan manusia yang tak mau belajar hingga tertinggal jauh di belakang.

Begitu juga dengan yang kualami. Kukira, dengan membuka warnet, aku bisa mendapat penghasilan dari menyewakan kompi hingga tua. Tak dinyana belum melewati satu dasawarsa, warnetku tamat riwayatnya persis wartel dan telpon koin yang di masa orde baru merajala di seluruh penjuru Indonesia.

Dunia dalam genggaman. Itulah selogan anak muda zaman now, dan itu betul. Hape yang hanya sebesar genggaman tangan telah mengambil alih fungsi komputer yang terdiri dari 4 perangkat : CPU, Monitor, mos, dan kibor. Benda kecil itu mengalahkan bisnisku hingga tak bersisa karena semakin lama semakin canggih, dan semakin tak terkalahkan keperkasaannya oleh benda apapun dalam menarik minat manusia.

So, disinilah aku sekarang. Duduk menatap monitor sambil ngemil potato chips  ditemani segelas Cafemix bersama sekelompok lansia yang duitnya sudah tak terhitung jumlahnya. Bahkan mereka bisa menggoreng saham tertentu yang pada pembukaan pagi berada di posisi 1100 menjadi 1400. Sorenya mereka saling berbagi keuntungan untuk digunakan dalam rangka kegiatan sosial.

Aku sungguh tak percaya mereka bernama Komunitas Paradewa. Dan aku sungguh tak percaya sekarang aku adalah Si Tenar di Komunuitas Paradewa dengan julukan Dewa Cinta, profesi yang paling dicari oleh orang yang membutuhkan bantuan di bidang asmara.

Kenalkan, namaku Jonatan Ferdi, generasi kedua setelah Daniel W. Asmara mengundurkan diri akibat kecelakaan yang dialaminya, yang membuatnya tak bisa bergerak selincah DC yang dulu. Kini ia lebih banyak beristirahat di The Farmcharm, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penanaman sayuran organik. Menjadi petani istilah gaulnya.

Siapa sih Jonatan Ferdi yang sekarang didaulat anggota Paradewa menggantikan Daniel W Asmara sebagai Dewa Cinta ? Berapa tangguh dia hingga dinobatkan sebagai pengganti Daniel yang piawai menyelasaikan persoalan cinta dalam dunia yang penuh perselingkuhan ini ?

Jonatan Ferdi adalah pria kelahiran 1985, sekarang berusia 32 tahun, pernah bekerja sebagai TKI di Taiwan selama 6 tahun, berhasil mengumpulkan uang setengah milyar untuk dibawa pulang, separonya dibenamkan di lantai bursa, seperempatnya dibelikan sebuah rumah di Wahana Harapan, blok D4-96. Sisa seperempatnya lagi digunakan untuk membuka usaha warnet di tahun 2009. Warnetnya bertahan hingga 2015, ditutup karena sepi akibat anak muda beralih bermain game di telpon genggam ketimbang di warnet yang membuat orangtua banyak yang geram dan mengatakan pemilik warnet calon penghuni neraka karena telah menyiksa anak mereka hingga lupa daratan, eh salah... lupa makan lupa tidur.

Sekarang aku kembali bermain saham, dan sudah dua tahun menggantikan posisi Daniel W Asmara melakoni profesi Dewa Cinta. Awalnya aku risih dipanggil DC, tapi segalanya butuh proses, dan sekarang aku sudah matang di pohon. Kalau membutuhkan bantuan, aku masih sering mencari Daniel untuk meminta saran dan pendapat.

Hari ini, DC harus mengunjungi seorang klien baru yang membuka usaha di Mutiara Gadang City, Ruko La Frenza, Blok K1-05. Dari namanya terdengar bergengsi. Ruko La Frenza. Seperti apa bentuknya, dan apa usaha yang dijalani nyonya Tulani?

Mutiara Gadang City ternyata sebuah perumahan yang nyaman, gerbangnya besar, dengan banyak tanaman membentuk taman yang indah, ada sebuah danau buatan tempat pengelola menyewakan sampan beraneka bentuk, di depannya terdapat sebuah Kopitiam yang merangkap  restoran. DC memutar stir ke kanan, mengitari setengah bundaran, dan mengarah ke kiri karena plang nama La Frenza terpampang di sebelah kirinya.

DC terjeblak. Ruko itu berderet, saling berhadapan, yang di sebelah kanan diberi nama Blok L, sebelah kiri Blok K. Yang blok L hampir seluruh rukonya ditempati, dibuka usaha, ramai pembeli, sedangkan di sebelah kiri alias blok K semua rukonya kosong kecuali 1 ruko di tengah yang buka dengan usaha yang tak mungkin dibayangkan oleh Jonatan Ferdi. Toko itu menjual peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik. Pemiliknya pasti yakin barang yang dijual takkan kadaluarsa. Hahaha.... upaya yang mantap untuk mengurangi resiko rugi. DC berhenti tepat di depan Ruko K1-05. Ia menatap ke dalam ruko. Terlihat seorang wanita parobaya, berusia sekitar 50-an tahun, duduk di belakang meja kasir sambil menatap hape, sedangkan seorang pekerja, wanita berusia muda, mungkin 20-an tahun, sedang memotong kuku.

" Selamat siang, aku sedang mencari nyonya Tulani, yang dua hari yang lalu menelpon DC untuk meminta jasa konsultasi." Jonatan Ferdi ngomong lumayan keras, supaya kedua penghuni ruko itu mendengar suaranya, tidak menyangka mendengar bisikan setan.

Nyonya itu mengangkat kepala, beralih menatap ke depan, ke arah jalan raya, membuka kacamata, entah kacamata baca atau kacamata anti debu, yang jelas sikapnya heran saat melihat seorang pemuda berdiri di samping sebuah mobil buatan Toyota yang muat 7 penumpang. Nyonya itu bahkan berdiri, berjalan keluar.

" Saya nyonya Tulani. Anda siapa?"

Jonatan Ferdi mengulurkan tangan." Saya DC, namaku Jonatan Ferdi. "

Nyonya Tulani tampak ragu, tapi menyambut juga tangan yang diulurkan DC. " Setahuku, DC seorang pria tua, umurnya sudah di atas 50 tahun. Anda anaknya ?"  

Jonatan Ferdi tersenyum." Bukan. Saya penggantinya. "

Nyonya Tulani tertawa " Kukira DC itu nama. Ternyata jabatan. Anda begini muda, mana mungkin punya pengalaman menangani kasus yang kualami?"

" Tua belum tentu tua-tua kelapa, semakin tua semakin banyak santannya. Mudanya kelapa sekarang justru lebih berharga ketimbang kepala tua. Enak diminum, enak dimakan, bermanfaat sebagai obat demam, batuk, diare, dan sakit ginjal."

Nyonya Tulani tertawa mendengar banyolan DC. Ia menyilahkan DC masuk, menyuruh pekerjanya menyediakan kursi untuk DC, meminta diambilkan 2 botol Teh Pucuk ke ruko yang di depan yang menjual minuman dingin dalam showcase.

" Benar anda ini pengganti DC ?" tanya Nyonya Tulani.

" Sejujurnya, Daniel memaksa saya menerima jabatannya. Andai aku tak mampu memecahkan sebuah kasus, dia masih membantuku."

" Oh begitu. Sejauh ini, berapa banyak kasus yang sudah kamu tangani ?"

" Dua puluh tujuh."

" Berapa yang berhasil anda selesaikan sendiri dan berapa yang anda berhasil selesaikan dengan bantuan DC tua ? " selidik nyonya Tulani.

" Alhami, semua berhasil saya selesaikan tanpa bantuan DC tua, " Jonatan tertawa dalam hati. Andai Daniel mendengar ia dikatai tua, pasti mencak mencak hingga celananya melorot.

" Hebat ! " Puji Nyonya Tulani. " Kasus asmara semua ?"

" Ya, Dewa Cinta emang spesial menangani masalah asmara. Yang menangani masalah kematian namanya DK, yang menangani masalah hukum namanya DH,"

" Kalau aku punya dua masalah ?" "

" Yang menyangkut masalah cinta, kutangani, yang bukan kulempar ke dewa lainnya."

" Ok. Kalau begitu aku lega. Boleh kita mulai ?" tanya Nyonya Tulani. Pembantunya kembali dengan 2 botol Teh Pucuk dan 2 pipet, menyodorkan struk  ke depan Nyonya Tulani. Nyonya Tulani memasukkan struk ke laci. Mendorong sebotol Teh Pucuk maju sedikit hingga tepat berada di depan DC.

" Tentu. Apa permasalahan yang anda hadapi ?" tanya Jonatan Ferdi.

" Aku punya anak gadis, umurnya sudah 29 tahun. S-3. Bekerja di perusahaan kontruksi. Sampai saat ini belum mendapatkan jodoh. Padahal wajahnya cantik. Bisa anda selidiki kenapa anakku belum berjodoh hingga usianya akhir kepala dua ? " tanya nyonya Tulani tanpa tedeng aling aling.

" Belum pernah pacaran ?"

Bersambung 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun