Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Classic rock addict || Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing || Lulusan S1 FIKOM konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Roti Baguette, Si Panjang yang Jadi "Simbol" Negeri Prancis

1 Maret 2021   02:14 Diperbarui: 17 Januari 2023   23:27 2798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baguette tradition (foto: Derby Asmaningrum) 
Baguette tradition (foto: Derby Asmaningrum) 

Alhasil, roti tradition menjadi buah karya kebanggaan para artisan karena dalam pembuatannya mereka dituntut mencurahkan segala ilmu kerotian mereka untuk menciptakan roti berkualitasss. 

Bagi para pembeli, label tradition menjadi jaminan bahwa roti yang mereka makan itu 'bersih' tanpa kandungan yang aneh-aneh. Dari segi kesehatan, para pakar di Prancis juga menyarankan untuk mengonsumsi baguette tradition karena ramah untuk usus dan mencegah diabetes.

Dibelah, dioles, dicelupin
Nah sekarang, bagaimana cita rasa sebuah baguette di lidah si penulis yang seorang pendatang asal Bekasi berdarah Solo-Garut-Betawi? Ternyata enak, sekali nyaplok lidah pengen terus-terusan nemplok, rasanya tawar-tawar gurih bikin penasaran. Dan wanginya itu lho, khas.

Apalagi jika beli langsung di tokonya, baru diangkat dari oven, masih panas, mmm... kulitnya yang keras-keras empuk, dalamnya yang lembut, sebuah jaminan sensasi duet maut di dalam mulut... 

Awal-awal tinggal di Prancis, saya kaget ketika melihat antrean yang mengular di depan toko roti apalagi pagi hari. Kecuali Senin yang tutup, toko roti rata-rata buka tiap hari pukul setengah tujuh pagi lalu tutup untuk istirahat jam satu siang, buka kembali jam tiga sore lalu tutup sekitar pukul tujuh malam. 

Bagi orang Prancis, membeli baguette segar langsung dari boulangerie adalah prioritas karena ada kualitas dan asal-usul yang jelas. Baguette made in pabrik yang bergentayangan di supermarket tentu saja siap sedia, dengan harga yang lebih murah namun cita rasa dan kesegaran jauh berbeda.

Terkadang muncul pertanyaan jahil dalam benak saya apakah baguette yang dijual di boulangerie benar-benar buatan sendiri atau tukang rotinya curang menjual baguette industrial.

Tiada yang tahu namun ternyata salah satu cara membedakannya adalah dengan memperhatikan penampilannya. Baguette hasil pabrik semuanya identik, dari panjang hingga bentuk sayatannya sedangkan baguette artisanal adalah kebalikannya. 

Alur hasil sayatan pada kulit baguette tidak pernah sama antara satu dengan lainnya bahkan ada yang terkesan tak sempurna sebagai bukti si tukang rotilah yang melakukan scoring. 

Lagipula, jika ada boulanger yang ketahuan menjual roti pabrikan dan menyalahgunakan titel Artisan Boulanger maka rezeki cukup sampai di sini, ia akan dikenakan hukuman penjara hingga dua tahun, denda 300.000 euro, izin usaha dicabut, dilarang membuka bisnis apapun hingga lima tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun