Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Classic rock addict || Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing || Lulusan S1 FIKOM konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Imbas Corona, Air France Pensiunkan Seluruh Pesawat Airbus A380

4 Juni 2020   04:50 Diperbarui: 18 Januari 2023   00:53 3093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Airbus A380 milik maskapai Air France. Pensiun dini (foto: airfrance.fr)

Alhasil, negara pun turun tangan dengan memberi suntikan obat penenang alias dana sebesar 7 milyar euro (sekitar 112 triliun rupiah). Begitu pula dengan pemerintah Belanda yang tak kalah sayang dengan maskapai nasionalnya KLM dengan mengucurkan bantuan sekitar 2 hingga 4 milyar euro (sekitar 32 hingga 64 triliun rupiah).

Jika Air France sudah menidurkan seluruh A380 untuk selamanya, maka maskapai Jerman Lufthansa masih mengandangkan superjumbo-nya secara bertahap pelan tapi pasti. 

April lalu enam dari total 14 armada A380 mereka sudah ditarik lebih awal dari waktu yang direncanakan yaitu akhir tahun 2022 ditambah satu pesawat lagi yang masih dalam proses menuju alam pensiun. 

Sedangkan maskapai timur tengah Emirates (Uni Emirat Arab) selaku pengguna terbesar A380 dengan 115 pesawat, hingga saat ini belum mengumumkan bagaimana masa depan A380 di tangan mereka.

Game over untuk Airbus A380
Keputusan Air France berpisah dari A380 seakan sejalan dengan keinginan sang produsen yang pada Februari 2019 lalu memang sudah berkoar-koar ingin menghentikan produksi A380 di akhir 2021. 

Pesawat Airbus A380 lahir dari perusahaan multinasional (Prancis, Jerman, Belanda, Spanyol) bernama Airbus SE (Societas Europaea) yang salah satu pabriknya berlokasi di kota Toulouse di selatan Prancis berjarak 680 km dari Paris. 

Dalam perjalanannya, pesawat gendut yang memiliki cruising altitude 35000 hingga 43000 ft dan cruising speed 903 kilometer per jam ini ternyata tidak bisa menggoda lebih banyak lagi maskapai-maskapai besar untuk memiliki dirinya. 

Penjualan yang semakin menurun menjadi sebab utama Airbus berniat menghentikan produksi pesawat yang ditujukan untuk penerbangan jarak jauh ini sekaligus menyaingi kejayaan jumbo jet milik pabrik sebelah yaitu Boeing B747.

Selain itu dengan tubuhnya yang super besar, A380 juga meminta banyak perhatian dan penyesuaian infrastruktur di bandara, misalnya kepemilikan double aerobridge (jembatan yang menghubungkan ruang tunggu penumpang dengan pesawat, biasanya bisa dipanjang-pendekkan) yang mampu melayani boarding dan disembarking penumpang secara bersamaan di upper deck dan main deck dalam satu gate yang sama. 

Bahkan kini Brussels Airport di Belgia telah memiliki triple aerobridge demi A380. Lainnya lagi, area jarak aman pesawat ketika tengah melaju di landasan (taxiway) juga harus diperluas sesuai dengan besarnya badan sang pesawat dan jangkauan kepak-kepak sayapnya. 

Aerobridge yang ditempelkan di pintu dek atas dan pintu dek bawah A380 (brusselsairport.be) 
Aerobridge yang ditempelkan di pintu dek atas dan pintu dek bawah A380 (brusselsairport.be) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun