Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Classic rock addict || Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing || Lulusan S1 FIKOM konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Perkenalkan, Inilah Masjid Tertua di Prancis

7 Mei 2019   06:45 Diperbarui: 7 Mei 2019   14:16 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid tertua di Prancis, La Grande Mosquée de Paris, dalam jepretan kamera dari sudut seberang jalan (foto : Derby Asmaningrum)

Penampilan ruangan sholat bagi wanita nampak sangat sederhana dibanding dengan ruang sholat pria. Meski luas namun terasa agak pengap. Ketika saya masuk, terlihat satu dua wanita paruh baya yang tengah melaksanakan sholat di mana saat itu masih masuk waktu Dzuhur. 

Di sudut ruangan terdengar alunan syahdu ayat-ayat suci Al-Qur'an. Kemudian saya mengalihkan pandangan ke sudut lain di mana terdapat sebuah rak berisi beberapa kitab suci yang tersusun rapi. Di sudut lain juga terdapat beberapa mukena untuk dewasa dan anak-anak yang digantung rapi, bisa digunakan oleh siapa saja yang hendak sembahyang di sana.

Perihal terpisahnya ruangan sholat antara pria dan wanita memang sudah menjadi kritik dari perkumpulan wanita muslim yang menamakan diri mereka Les Femmes dans La Mosquée (Para Wanita di Dalam Masjid). 

Mereka menginginkan agar wanita bisa melaksanakan sholat di dalam ruangan yang sama dengan para pria. Dengan dipisahkan seperti ini, perkumpulan tersebut merasa bahwa wanita dianggap seakan tidak nampak keberadaannya. Tapi kalau saya pribadi sih, no problemo, yang penting saya bisa beribadah dengan tenang tapi mungkin bisa dikasih AC atau kipas angin biar nggak pengap. Ahahahaha... 

Penampilan ruang ibadah untuk para wanita (foto : Derby Asmaningrum)
Penampilan ruang ibadah untuk para wanita (foto : Derby Asmaningrum)

Bagian masjid yang terakhir saya kunjungi adalah restorannya. Ia memang menempel menjadi satu dengan bangunan utama masjid namun memiliki pintu masuk tersendiri di mana saya harus keluar dari area masjid terlebih dahulu. 

Restoran ini terbuka untuk umum dan menjadi tempat bertemu atau berkumpul para kawula muda dengan berbagai jenis warna kulit kecuali kulit buaya apalagi kulit milik si buaya darat. Ahahahah. 

Selain menyediakan menu makanan khas kawasan Maghreb (negara-negara muslim di benua Afrika bagian utara diantaranya Maroko, Algeria dan Tunisia) seperti couscous, tajin serta kue-kue kecilnya ditemani segelas teh beraroma mint (mint tea) yang menyegarkan, pengunjung juga bisa menikmati shisha dan bagi para wanita yang ingin bersih-bersih badan, tersedia ruangan mandi uap atau lebih dikenal dengan Turkish Bath namun di Prancis lebih akrab disebut Hamam. 

Karena tidak punya waktu untuk ber-hamam ria disebabkan duit yang pas-pasan dan waktu yang semakin ngos-ngosan, akhirnya saya hanya membeli sekitar 5 kue-kue kecil yang tiap kuenya dibandrol 2 euro (sekitar 32 ribu rupiah) dan tak lupa pula saya memesan mint tea yang dikenai juga harga 2 euro untuk tiap gelasnya yang berukuran imut-imut. 

Barisan kue-kue yang menggugah mata, lidah dan... dompet! (foto : Derby Asmaningrum)
Barisan kue-kue yang menggugah mata, lidah dan... dompet! (foto : Derby Asmaningrum)
Restoran Masjid Raya Paris yang kerap didatangi pengunjung. Pelayanannya cukup ramah dengan kalimat pertama yang selalu sama kepada setiap pelanggan :
Restoran Masjid Raya Paris yang kerap didatangi pengunjung. Pelayanannya cukup ramah dengan kalimat pertama yang selalu sama kepada setiap pelanggan : "Mau pesan mint tea?" (foto : Derby Asmaningrum)
Berkaitan dengan puasa di bulan Ramadan yang telah dimulai Senin 6 Mei kemarin, masjid ini akan mengadakan pameran buku dengan mengundang sejumlah penulis Prancis ternama. 

Selain itu, program-program rutinnya seperti kursus Bahasa Arab, pendalaman Al-Qur'an, dan sebagainya tetap berjalan seperti biasa. Berikut jadwal puasa untuk Prancis bagi yang penasaran ingin tahu. Jangan kaget kalau beduknya jam setengah 10 malam karena di bulan Mei hingga Juli sang matahari terbit lebih awal dan terbenam lebih lama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun