Bumi Parahyangan membuncah ketika melepasku pergi.
Rintik gerimis perlahan mengiring.
Kala itu, aku tengah menata posisi duduk untuk beberapa belas jam ke depan.
------------------------------
Langit menyapa kedatanganku dengan riang.
Melancarkan segala aksi tuk berpetualang.
Namun, perasaan was-was sempat menyergap.
Setelah bergulat dengan waktu, ku dapati sebuah keputusan indah dariNya lagi.
Ya, aku harus kembali.
Kembali berjuang, sekali lagi.
Dan untuk terakhir kalinya, lagi.
Namun, segera ku tinggalkan hiruk pikuk bawang bombay dan kawannya.
Ku lanjutkan penerimaan ilmu kembali.
Banyak hal baru dan asing.
Seakan remah-remah di pinggir toples roti.
Sekuat tenaga ku terima.
Semampunya otak ini menerima.
Akhirnya kesempatan emas ini pun usai.
Dan akan bersambung lagi, entah kapan.
Dariku yang hanya mengamati.
Pembelajaran hidup di manapun dapat terjadi.
Pantas saja ada yang bilang jika Bandung diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum.